Pos

Asmara Hadi (1914-1976): Nasionalisme dan Puisi untuk Rosa Luxemburg

Oleh Imran Hasibuan Nama sebenarnya adalah Ipih Abdul Hadi. Lahir 8 September 1914, di Lubuk Ngantungan, Bengkulu. Ia berasal dari keluarga terpelajar. Ibunya bernama Khamaria, dan ayahnya Khobri bin Merah Hosen gelar “Raja Api”. Ketika jatuh cinta kepada Ratna Djuami Ningsih, putri angkat Soekarno dan Inggit Ganarsih, ia memakai nama samaran Hadi-Ratna, sebagai lambang persatuan […]

Toron; Kembali ke Kampung Halaman

Oleh Hidayat Raharja “Sajegghâ êaddheg glâdhâk Suramadu, toron kaêlangan bhungana. Lambâ’ sabellunna bâdâ glâdhâk Suramadu toron rassana cê’ pêragghâ. Nyiap aghi kalambhi anyar, sapatu anyar bân lê-ollê êbâddhâi kardus. Antrean lanjang ê palabbhuwân Ujung Anyar sê ongghâah ka kapal tongkang “Jokotole” nyabranga ka palabbhuwân Kamal. Ê bulân molod, tellasan ajjhi, bân idul fitri bannya’ orêng […]

Kosmologi Kematian Orang-Orang Musi Rawas

Oleh Royyan Julian Meskipun kematian adalah peristiwa nyaris puguh yang akan dihadapi setiap manusia, kita selalu membayangkannya sebagai sebuah titik gelap yang berada di luar teritori kita. Ajal senantiasa kita khayalkan sebagai perkara yang menimpa orang lain. Bukan kita. Oleh karena itu, ketika membicarakannya, kita akan meletakkan kematian sebagai objek eksentrik.  Bagaimanapun juga, kematian tidak […]

Metamorfosa Seni Lengger Banyumasan (Perihal Lengger Lanang, Pluralisme Gender dan Seni Kontemporer)

Oleh Rianto Dewasa ini berbagai ragam pertunjukan tradisional mati suri atau bahkan punah tergerus oleh arus perubahan yang menempatkannya sebagai bagian masa lampau yang usang dan tidak popular. Namun demikian pertunjukan lengger (dengan penari perempuan) masih terus berlanjut. Meskipun seringkali masih dimaknai minor dan tampil dalam kondisi yang kurang bergairah, kenyataannya pertunjukan lengger masih digemari masyarakat. […]

Toleransi di Fakfak

Oleh Hari Suroto Dalam budayanya, masyarakat Fakfak, Papua Barat sangat toleran, hal ini tercermin dari filosofi satu tungku tiga batu. Arti filosofi tungku tiga batu ini adalah masyarakat Fakfak sangat toleran terhadap perbedaan. Sejak zaman dahulu, masyarakat Fakfak terbuka dengan masyarakat baru yang datang dari luar. Masyarakat Fakfak sangat menghormati dan menghargai orang lain. Berbagai […]

Membaca Ikon Perguruan Silat Pandan Alas (Sebuah Perspektif Roland Barthes)

Oleh Dwiki Nugroho Mukti Indonesia memiliki banyak kebudayaan dan tradisi yang ada di tengah-tengah masyarakat, mungkin karena akrabnya dengan budaya ini membuat masyarakat menjadi terbiasa dan tidak menyadari keberadaanya. Pencak silat merupakan salah satu budaya di Indonesia, dan ada sampai hari ini, pencak silat sendiri bukan hanya sekedar tempat atau kelompok yang belajar mengenai jurus […]

Sorgum, Mama Agatha dan Kemarau di Likotuden

Oleh Puji Sumedi Hanggarawati 1 “Sorgum menjadi satu jawaban bagi kampung kami dalam mengatasi paceklik di musim kemarau.” Agatha Kola, atau lebih akrab disapa Mama Agatha anggota petani Koperasi Sorgum di Dusun Likotuden, Desa Kawalelo, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur – saya ingat, suatu hari pernah bercerita kepada saya. Likotuden – sebuah dusun di […]

Sumrambah

Oleh Dr. Amos Setiadi Tulisan ini berbicara tentang  “sumrambah” dalam latihan sujud pasrah sumarah kepada Allah. Penulis mengucapkan terima kasih pada almarhum  Bapak. Murdiman Untung yang hingga akhir hayat konsisten mempraktikkan sujud pasrah sumarah kepada Allah dan berkenan memberi pendampingan pada penulis bersama para kadhang lainnya  menurut cara yang diberikan pinisepuh paguyuban rohani Sumarah: alm Bp. […]

Sikka, Suatu Hari, Suatu Pertemuan

Oleh Soffa Ihsan Maumere dikenal sebagai kota yang kering dan panas. Sesuai nama Sikka yang berasal dari bahasa Portugis, sicha artinya adalah kering. Walau begitu, Maumere menyimpan eksotika alam dan budayanya yang tak kalah menarik. Ya, dibalik terik itu, di sana ada budaya Sikka yang memikat. Sikka menyimpan banyak tradisi kesenian seperti tari-tarian yang telah […]

Kesadaran Waktu Manusia Jawa

Oleh Tjahjono Widarmanto Tradisi dan kultur Jawa menempatkan waktu di tempat yang istimewa dalam kehidupan manusia Jawa. Hal ini bisa dilihat dari simbol-simbol yang menandai jangka waktu yang ditempuh manusia Jawa sejak dalam kandungan hingga kematian, seperti tradisi tingkeban, selapan, sepasaran, tedhak siten, midodareni, pitung dinan, patang puluh dinan, nyatus, nyewu, pendhak, dan sebagainya. Simbol-simbol […]