Pos

Durga, I Love You!

Oleh : Agus Dermawan T. Batari Durga adalah sosok perempuan yang sangat dimuliakan. Namun ikon perempuan digdaya ini juga diwarnai dengan reka riwayat amat menyudutkan. Di Bali, selain dianggap perempuan hebat, Durga juga dianggap setan. * Durga! Dialah perempuan yang dalam banyak abad membius kepercayaan banyak orang kepada dua mitos sekaligus. Yang pertama mitos yang […]

(2) Theodoor Van Erp Dari Zeni(man) Menjadi Seniman

Oleh Nunus Supardi /1/ Pengantar Kedatangan Letnan Jenderal Thomas Stamford Raffles menggantikan pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels di bumi Nusantara, khususnya Jawa tahun 1811 telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan ilmu pengetahuan Indonesia. Ilmu budaya, sejarah, arkeologi, antropologi, seni, botani, administrasi dll mendapatkan perhatian Sang Gubernur Jenderal. Selama hampir enam tahun memerintah (1811-1816) pada […]

(1) Theodoor Van Erp Menuju Pemugaran Candi Borobudur

Oleh Nunus Supardi /1/ Pengantar Hubungan antara nama Theodoor van Erp dengan candi Borobudur tidak dapat dipisahkan lagi. Seperti sumber air yang tak pernah kering, kedekatan antara keduanya tidak habis-habisnya diulas dan ditulis. Namanya tidak hanya dikenal di kalangan arkeolog tetapi telah merambah ke lingkungan masyarakat luas. Setelah menyelesaikan pemugaran pada 1911, van Erp dikenal […]

Krisis Identitas Borobudur: Objek Wisata atau Tempat Suci?

 Oleh: Silvi Wilanda  Belajarlah mencintai dari seorang ibu. Seorang ibu tidak melulu melontarkan sanjungan atau kata-kata indah pada anaknya. Kadang kala, ia memberikan kritik yang tidak mengenakkan telinga. Namun, di balik kritik tersebut tersimpan doa dan harapan. Barangkali kita perlu mencintai Borobudur dengan cara yang sama: tidak melulu dengan pujian, namun juga kritik yang membangun. Pujian […]

“Heraldic Woman” dan Gana: Sebuah Perbandingan

Oleh Seno Joko Suyono 1 “…The heraldic woman never really occupied an important place in the art of the west .This may have been because the image was a hybrid accidentally formed and found no firm footing in classical art in the subsequent Christian Tradition. Only on the fringe of Europe and the Near East did […]

Memfilmkan Borobudur: Antara Mengawetkan dan Menggali Ilham

Oleh Dr. Budi Irawanto Daoed Joesoef, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan RI (1978-1983), di bagian awal bukunya yang bertajuk Borobudur (2004) menorehkan kenangannya saat pertama kali mengunjungi candi itu pada tahun 1950-an: ”Kami dapati Candi Borobudur  dalam  keadaan yang memprihatinkan. Lorong-lorongnya yang penuh bertaburan relief, tidak ada satu pun yang tegak lurus. Semuanya serba miring […]

Situs Mpu Baradah-Calon Arang. Kediri? Mojokerto?

Kedung Wulan, Trowulan, Mojokerto yang secara arkeologis, telah dibuktikan Maclaine Pont lewat penggalian-penggaliannya di tahun 1925 merupakan  Pertapaan Lemah Tulis tempat Mpu Bharadah tinggal – tetap tak diketahui orang.

Pawitra,Pradaksinapatha dan Parwatarajadewa

Hal yang ”aneh” menurut Agus, arca Siwa ini mengenakan mahkota berupa topi tinggi (kiritamukuta). Sebab kiritamukuta dalam ikonografi pantheon Hindu biasanya dipakai oleh Wisnu. Sementara  Siwa biasanya memakai jatamukuta, yaitu mahkota dari rambut sendiri yang dipilin meninggi di kepala.  Arca Siwa kedua setinggi 150 cm. Arca ini juga mengenakan mahkota kiritamuka bukan jatamukuta. Kedua mata Siwa setengah terpejam dan rambutnya meski mengenakan mahkota tergerai di samping kanan kiri kepala.