Pos

Indonesia: The Nationality in Cinema

Oleh Seno Gumira Ajidarma National Film as An Identity Project: Background Nation-state in Asia rose as a momentum following the decolonization phenomenon after the World War II that ended with the bombing of Hiroshima and Nagasaki in the year of 1945. In the case of Indonesia, as soon as the declaration as a Republic, the […]

Film Perjuangan Indonesia: Antara Alat Ideologis dan Moralitas Kabur ala Film Hollywood

Oleh Eko Fangohoy Selama atau menjelang perayaan tujuh belas Agustus-an, televisi-televisi biasanya memutar film-film bertemakan perjuangan. Bioskop-bioskop pun—terutama sebelum pandemi—juga menayangkan film-film perjuangan baru. Film-film tematik seperti ini biasanya melekat pada waktu-waktu tertentu sepanjang tahun. Dari berbagai coraknya, film-film yang meramaikan bulan Agustus memiliki tema umum yang kurang lebih serupa, sehingga mereka biasanya bisa disebut […]

Bermain-Main dengan Waktu: Alur Cerita yang Tidak Patuh dalam Dua Film Christopher Nolan

Oleh Eko Fangohoy You want to go see a film that surprises you in some way. Not for the sake of it, but because the people making the film are really trying to do something they haven’t seen a thousand times before themselves. . . I give a film a lot of credit for trying […]

Citra Aparat Hukum dalam Film Televisi Amerika: Tinjauan Fenomenologi Alfred Schutz

Oleh Eko Fangohoy Dari sejarahnya, film-film produksi Amerika Serikat mulai membanjiri televisi Indonesia sejak Orde Baru, terutama pada dasawarsa 1970-an. Kala itu, film-film bergenre western seperti Bonanza dan The Wild Wild West atau bergenre fiksi sains seperti Star Trek menghiasi acara di televisi di Indonesia—karena waktu itu stasiun televisi yang tayang hanyalah Televisi Republik Indonesia […]

Westerling Dan Banality of Evil

“Apakah kamu Puang Side?” “Benar Tuan” “Dor!”  Westerling  (dimainkan oleh Marwan Kenzari) dalam film De Oost besutan sutradara Belanda keturunan Ambon Jim Taihuttu tanpa basa basi langsung menembak begitu pemuda di Desa Lisoe, Sulawesi  itu mengiyakan bahwa ia bernama Puang Side. Di desa lain, Depot Pasukan Khusus (Depot Speciale Troepen) pimpinan Raymond Paul Pierre Westerling  sama seperti […]

Menuju Posthumanisme: Membaca Haraway dan Holbraad

Oleh Nurman Hakim Donna J. Haraway seorang pemikir yang tidak terlalu dikenal di kalangan intelektual Indonesia, tetapi pemikirannya mengenai feminisme, posthumanisme dan kritiknya terhadap antroposentrisme sangat dikenal di Amerika. Ceramah-ceramahnya dikampus-kampus Amerika selalu dipenuhi oleh begitu banyak orang yang antusias ingin mendengarkan pokok-pokok pemikirannya. Haraway adalah profesor emireta pada jurusan History of Consciousness di University […]

Memfilmkan Borobudur: Antara Mengawetkan dan Menggali Ilham

Oleh Dr. Budi Irawanto Daoed Joesoef, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan RI (1978-1983), di bagian awal bukunya yang bertajuk Borobudur (2004) menorehkan kenangannya saat pertama kali mengunjungi candi itu pada tahun 1950-an: ”Kami dapati Candi Borobudur  dalam  keadaan yang memprihatinkan. Lorong-lorongnya yang penuh bertaburan relief, tidak ada satu pun yang tegak lurus. Semuanya serba miring […]