Dimensi Lain dari Film Agak Laen

Oleh  Agus Dermawan T. Film Agak Laen adalah refleksi komedis tentang pengangguran anak muda di Indonesia. Di balik tawa, tersimpan keadaan sosial yang terluka. ———- SATU ADEGAN yang lucu tapi pilu, di sehampar Pasar Malam. Oki (Oki Rengga), pemuda tinggi besar gagah perwira, duduk di “kursi panas” permainan Lempar Kuyup. “Kursi panas” Oki dihubungkan dengan […]

Sepi yang Menggerogoti “Eksil”

Oleh Razan Wirjosandjojo (Studio Plesungan, Karanganyar) Dinginnya Minggu (4/2) menggelitik ketika saya turun dari kereta komuter. Solo digempur hujan, saya kira Jogja hanya tinggal menunggu giliran. Saya memasuki gedung bioskop Empire XXI, mencetak tiket yang sudah saya pesan sebelumnya. Saya menunggu kurang lebih separuh jam dengan tiket yang menunjukkan nomor “4”. Tak lama saya memasuki […]

Everything Everywhere All at Once: Antara Model Fisika dan Eksplorasi Filosofis

Oleh Eko Y.A. Fangohoy Suatu waktu, Akira Kurosawa pernah bereksperimen. Berdasarkan cerpen karya Ryūnosuke Akutagawa berjudul “Rashomon”, sineas Jepang itu melahirkan film yang kemudian dikaitkan dengan terminologi ini: Rashomon effect. Istilah Rashomon effect kemudian menjadi suatu istilah yang lebih banyak digunakan dalam bidang psikologi (ketimbang film atau sastra). Dalam film atau cerpen itu, suatu kejadian diceritakan […]

Menuju Marege! The Last Trepanger dan Ingatan Pelayaran Indonesia-Australia

Oleh Rangga Ardia Rasyid* Marege! Itulah tanah yang tidak dijanjikan, tapi tanah yang diimpikan. Ide akan sebuah tempat tinggal dipenghujung lautan itu mengisi setiap pikiran orang Makassar yang berlayar ke Kimberley dan Arnhem Land di Australia Utara. Hanya dengan perubahan popularitas makanan nun jauh di Tiongkok sana bisa membuat para pelayar Makassar untuk menavigasi lautan […]

Babylon; Dekadensi Menemukan Rumahnya di Hollywood

Oleh Benny Benke   Di manakah rumah kebejatan sebenarnya dengan segala dekadensinya berada? Rumah di mana manusia bisa dan bebas melakukan apa saja, tanpa ada yang bisa melarang melakukannya. Tanpa terkecuali. Di Bel-Air, tempatnya. Bel-Air adalah kawasan perumahan mewah di kaki pegunungan Santa Monica yang hijau. Itu sekarang. Kiwari, Bel-Air bahkan menjelma lingkungan perumahan supermewah di sisi barat […]

Film Tari Mahendraparvata: Topeng Mengungkap Misteri

Oleh Yudhi Widdyantoro Topeng adalah gambaran diri. Topeng mewakili aneka karakter. Sifat tegas, lembut, tegas, lemah manusia bisa muncul dan terefleksikan dalam topeng. Topeng menjadi analogi buku, kitab, atau manusia itu sendiri dalam lintasan sejarah. Sejarah adalah lintasan waktu dan wilayah. Sejarah menjadi penghubung yang terpisah. Sejarah bisa dikenali dari tinggalan arkeologis yang tidak bisa […]

Kans Perjalanan Pertama di Malaysia

Oleh Benny Benke Adakah cara paling indah menyongsong kematian selain dengan cara paling sederhana. Tidak merepotkan orang lain, nir biaya, dan meninggalkan kisah juga pelajaran berharga kepada cucunda tercinta? Adakah yang lebih berharga selain budi pekerti dan pertalian keluarga yang kuat, dan tak terpermaknai kekuatannya, di atas mihrab vespa? Ya, vespa butut berwarna orange memesona dalam film “Perjalanan Pertama,” […]

Membaca Kembali Bicycle Thieves

Oleh Sarah Monica* Dengan tertunduk pilu, Antonio Ricci menahan tangis yang tak terbendung. Ia menyeret langkah di tengah kerumunan seraya menggenggam erat jemari anak lelakinya, Bruno yang juga berkali-kali mengusap air mata. Bersama puluhan buruh dan pengangguran lain, mereka berjalan menuju ketidakpastian, masa depan yang semu. Kekalahan dan keputusasaan adalah gambaran menyayat dari kondisi dua […]

Ada Dead Poet Society dalam Film Naga Naga Naga

Oleh Beni Benke Seberapa penting pendidikan bagi anak-anak kita. Seberapa ideal sistem pendidikan dengan berbagai kurikulumnya di sekolahan berhasil menciptakan manusia seutuhnya. Menjadi manusia pintar sekaligus teruji akhlaknya. Orang pintar ribuan jumlahnya. Tapi yang baik akhlak dan adabnya? Dalam film Naga Naga Naga yang ditulis dan disutradarai Deddy Mizwar, dan diproduseri Zairin Zain persoalan pendidikan, […]

Eliana, Eliana: Visualisasi Frustrasi Masa Reformasi

Oleh Bintang Panglima* Masa reformasi tidak hanya membawa reformasi sosial, namun juga reformasi kreatif. Setelah penggulingan Soeharto, muncul hasrat baru untuk berkarya dengan bebas, kata kebebasan itu menjadi kata kunci yang kemudian dieksplorasi juga secara kreatif. Semangat sosial ini menginspirasi segala sektor untuk berekspresi lebih independen, khususnya di kalangan anak muda yang secara katarsis kini menemukan […]