Pos

Sesudah “Pameran Imajiner” (2)

(Untuk Aminudin TH Siregar, Asmujo J. Irianto dan Yuswantoro Adi) Oleh Hendro Wiyanto Sanento tidak sempat menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri pameran “Kebudayaan” Indonesia (di) Amerika Serikat (KIAS, 1990-1991). Kita tentu tidak bisa bertanya kepadanya, apakah pameran imajinernya cocok dengan apa yang dihadirkan oleh para kolega seni rupanya dalam agenda yang berlangsung berbulan-bulan itu. Termasuk […]

Tahanan Politik Pulau Buru (1969 – 1979)

Buku Tahanan Politik Pulau Buru (1969 – 1979) Penulis: I.G. Krisnadi Pengantar: Hersri Setiawan Penyunting: E. Dwi Arya Wisesa Penerbit: LP3ES, April 2001, Cetakan 1 Tebal: xlvii + 250 halaman [Buku ini semula merupakan tesis pada Program Studi Ilmu Sejarah, Program Pascasarjana Universitas Indonesia] Kondisi: Stok lama; ada bercak kecoklatan di halaman-halaman buku; pada salah […]

Asmara Hadi (1914-1976): Nasionalisme dan Puisi untuk Rosa Luxemburg

Oleh Imran Hasibuan Nama sebenarnya adalah Ipih Abdul Hadi. Lahir 8 September 1914, di Lubuk Ngantungan, Bengkulu. Ia berasal dari keluarga terpelajar. Ibunya bernama Khamaria, dan ayahnya Khobri bin Merah Hosen gelar “Raja Api”. Ketika jatuh cinta kepada Ratna Djuami Ningsih, putri angkat Soekarno dan Inggit Ganarsih, ia memakai nama samaran Hadi-Ratna, sebagai lambang persatuan […]

Gerhana dan Otonomi Seni Rupa Indonesia

(Tanggapan untuk Aminudin TH Siregar, Hendro Wiyanto, Yuswantoro Adi dan Asmudjo J. Irianto) Oleh: Chabib Duta Hapsoro Empat tulisan sebelumnya telah mendiskusikan dan memperdebatkan “gerhana dalam seni rupa Indonesia”. Gerhana itu menghalangi produksi-diseminasi seni rupa Indonesia, perkembangan medan seni rupa Indonesia dan pembentukan historiografi seni rupa Indonesia. Tulisan ini menawarkan sebuah konsep atau cara pandang, yang […]

Persebaran Bahasa Austronesia dan Gerabah di Papua

Oleh Hari Suroto Letak geografis Papua sangat strategis menghubungkan kawasan Asia tenggara dengan kawasan Pasifik. Pada 1500 hingga 1000 SM di Pasifik Barat datang  gelombang penduduk baru. Pendatang baru ini adalah migran yang berbahasa Austronesia. Para kolonis Austronesia meninggalkan jejak-jejak yang amat jelas akan keperintisan mereka melintasi lautan dan pulau-pulau pada situs-situs arkeologi yang ditemukan […]

Westerling Dan Banality of Evil

“Apakah kamu Puang Side?” “Benar Tuan” “Dor!”  Westerling  (dimainkan oleh Marwan Kenzari) dalam film De Oost besutan sutradara Belanda keturunan Ambon Jim Taihuttu tanpa basa basi langsung menembak begitu pemuda di Desa Lisoe, Sulawesi  itu mengiyakan bahwa ia bernama Puang Side. Di desa lain, Depot Pasukan Khusus (Depot Speciale Troepen) pimpinan Raymond Paul Pierre Westerling  sama seperti […]

Pelestarian Motif Megalitik Tutari dalam Konsep SDGs (Sustainable Development Goals)

Oleh Hari Suroto Danau Sentani merupakan danau air tawar terbesar di Papua. Sebagian besar wilayahnya terletak di Kabupaten Jayapura dan sebagian kecil wilayahnya berada di Kota Jayapura. Danau ini memiliki luas sekitar 9630 ha dengan kedalaman 52 m, dan terletak pada ketinggian 72 m di atas permukaan laut. Bentuk morfologi Danau Sentani memanjang dari arah […]

Candi Borobudur Dan Proyek “SON ET LUMIÈRE” (Catatan Kecil 30 Tahun Candi Borobudur Sebagai Warisan Budaya Dunia)

Oleh Nunus Supardi /1/ Pengantar Pada 2021 ini, Candi Borobudur menginjak tahun ke-30 diterima masuk ke dalam Daftar Warisan Budaya Dunia (World Heritage List) oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Tepatnya  diterima pada 13 Desember 1991, dengan nomor urut  348, dan kemudian diperbaharui menjadi No. C 592. Kode ―C‖ berasal dari kata […]

Apakah Borobudur Sama Sekali Asing Dengan Stupa Ber-Chattra ?

Oleh Prawirawara Jayawardhana Pada periode 1907-1911, proyek restorasi Candi Borobudur untuk pertama kalinya dilakukan. Proyek tersebut dipimpin oleh Theodoor van Erp, seorang insinyur Belanda. Beliau merekonstruksi ulang tingkatan-tingkatan pada tubuh candi dan juga membangun ulang stupa-stupa Candi yang sudah rusak. Lebih jauh lagi, Van Erp bahkan menemukan kepingan-kepingan batu yang beliau duga merupakan bagian dari […]

Rekontruksi Sejarah, Identitas Dan Dialektika Budaya Melayu: Telaah Novel Bulang Cahaya Karya Rida K Liamsi

Oleh Tjahjono Widijanto Berdasarkan klasifikasi Ricoeur, sastra dapat diklasifikasikan  ke dalam sistem lambang verbal. Di sisi lain, sepanjang sejarah keberadaanya sastra terbukti dapat menunjukkan diri sebagai karya artistik-estetik sekaligus karya intelektual (ideasional-kognitif).Dengan demikian secara proporsional teks sastra dapat dipandang sebagai seni, sebagai lambang verbal sekaligus sebagai lambang ekspresif-kognitif atau intuitif-intelektual. Sebagai lambang seni verbal yang […]