Pos

Puisi-Puisi Iswadi Pratama

ZIZEK SINDROM  Melihat burung terbang Ia ingin melanglang Melihat gunung menjulang Ia ingin bertualang Melihat hutan nan rimbun Ia ingin berkebun Melihat sungai mengalir jernih Ia ingin mengurai sedih Melihat sekuntum mawar mekar Ia ingin tetap muda dan segar Melihat ikan di kolam saling kejar Ia ingin makan lele bakar Mendengar jangkrik mengerik Ia ingin […]

Puisi-Puisi DG Kumarsana

MENGUNJUNGI LUBDHAKA Malam ini tepat di angka bumi yang tak berencana untuk mengikat bencana, aku datang mengunjungi lubdhaka..Tempat tinggal  tepi sungai yang mati tanpa atap dan jendela.. hawa alam yang mendesir seperti berada di tengah bilik dengan pendingin yang selalu memanjakan setiap celah tubuh – terkadang rakus melahap kenikmatan. Segala yang memberi rasa serta keinginan […]

Puisi-Puisi Ni Wayan Idayati

Petang di Santa Cruz Di tembok sebuah kota yang murung tak ada yang terdengar kecuali igau ratap para pemabuk Sambil melempar koin ke dasar kolam aku berdoa dan menghitung setiap celah peruntungan menebak angka gaib nasib baik Dari sebuah rumah gubuk di mana mimpi-mimpi nyenyak antara pekik bising para gelandangan atau lolong sedih anjing jalanan […]

Tari dan Tubuh Kenyataan

Oleh Fitri Setyaningsih “Tari bukan semata-mata peristiwa gerak. Tari menuju sebagai peristiwa media dengan tubuh tetap sebagai poros utamanya”. Apakah tari itu? Apakah koreografi itu? Saya merasa diri saya tidak memiliki kapasitas untuk menjawabnya. Atau saya mungkin tidak amat terlalu berminat untuk menjawabnya. Saya bukan bagian dari pekerja seni yang suka berpikir. Saya melihat hidup […]

Menuju Posthumanisme: Membaca Haraway dan Holbraad

Oleh Nurman Hakim Donna J. Haraway seorang pemikir yang tidak terlalu dikenal di kalangan intelektual Indonesia, tetapi pemikirannya mengenai feminisme, posthumanisme dan kritiknya terhadap antroposentrisme sangat dikenal di Amerika. Ceramah-ceramahnya dikampus-kampus Amerika selalu dipenuhi oleh begitu banyak orang yang antusias ingin mendengarkan pokok-pokok pemikirannya. Haraway adalah profesor emireta pada jurusan History of Consciousness di University […]

Sajak-Sajak Iwan Jaconiah

COLUMBARIUM (1) Apa perlu kita tinggalkan moskwa; sedang ayah dan ibu lama kau tinggalkan, sudah terpasung bumi. terngiang hanyalah cinta pertama, sebab tetangga dan keluarga sudah saling tak menyapa. Apa harus kita kembali ke desa; sementara kau sudah membangun peradaban baru. punya anak dan cucu yang lucu-lucu. jika pulang, orang-orang tak mengenali wajahmu: kempot dan […]

Sajak-Sajak Warih Wisatsana

MITOMANIA Yang paling jenaka adalah diriku setiap petang mengunjungi semua orang membayangkan mereka sebagai dinding atau selembar cermin berbagi murung Mereka merasa pangeran budiman samaran rubah gunung yang lembut hati Seakan sungguh dalam diriku tersembunyi boneka kikuk terkasih sepenuh hari ingin dilindungi dan dicintai Berkali kukisahkan tupai sebatang kara tertidur bahagia di pohon tua tepi […]

Puisi-Puisi Kedung Darma Romansha

Ketika Hujan Mengetuk Januari hujan mengetuk januari yang kesepian di sebuah pagi yang kering: di bibirku. matahari mengelupas. langit bersih. sisa tawa menguap bersama dengkur semalam. di belukar ular-ular meninggalkan kulitnya dan serangga terlelap di ketiak pohon. tak ada desember yang tersisa mengabu dalam unggun api semalam. waktu yang diledakan di udara seperti gairah cinta […]

Puisi-Puisi Muhammad Aris

AKU KEMBALI aku kembali nggugah sarang garang sendiri seperti pemabuk dua matahari di kepala seribu api di dada bukan dendam tapi darah terlanjur hitam uluk salam tersangkut di badik badai hingga derita tersangkur penuh kembang kamar pengantin inilah hiburan pagi nuju siang selepas malam hilang cahaya dengarlah: langit melolong seperti gugat gelombang tanpa sesaji tanpa […]

Puisi-Puisi Tjahjono Widijanto

PENANGSANG DI PANTI KUDUS kesenyapan menjulang ini menjelma bibir waktu yang tipis, ciuman kelabu yang beku dalam jarak yang terpancang begitu angkuh.,bibir siapa yang kini berani menyambutnya dengan seribu gairah yang resah? di kejauhan pasir di pesisir nampak bagai butiran kunang-kunang dengan kerlipnya yang malas. tak ada lagi darwis yang menari di tengah kota yang […]