Merayakan Tiga Dekade Perjalanan: IDF 2022
Suasana gerak-gerak tradisi dengan balutan elektronik menyelimuti Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki pada malam hari, Sabtu 22 Oktober 2022. “Silo” karya Hari Ghulur telah berhasil menghipnotis ratusan penonton yang pada saat itu hadir untuk menyaksikan Opening Indonesian Dance Festival (IDF) 2022. IDF pada tahun ini hadir kembali secara luring dengan mengusung tema “RASA: Beyond Bodies”, setelah sebelumnya sempat dilaksanakan secara daring pada tahun 2020. Dalam catatan kuratorial disebutkan bahwa “RASA: Beyond Bodies” dipilih sebagai tema yang memandu IDF dalam mengungkapkan dan merayakan keberagaman “rasa” dalam rentang corak praktek seni dan sosial-budaya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa “…dalam perspektif kontemporer dan kosmopolitan, kita dapat menafsirkan rasa sebagai pengalaman perspesi yang meningkat…oleh karena itu, “RASA” merupakan potensi penting dari tari kontemporer.”
IDF merupakan program festival tari dua tahunan, yang telah berdiri sejak 1992 di Indonesia. Tahun ini menjadi spesial karena bertepatan dengan 30 tahun eksistensi IDF, yang sekaligus menjadikan IDF sebagai festival tari aktif yang paling langgeng di Asia Tenggara. Selama tiga dekade, IDF telah menyelenggarakan lebih dari 270 pertunjukan, yang melibatkan lebih dari 330 koreografer, serta telah memproduksi 43 karya komisi dan rekonstruksi. Tahun ini IDF diselenggarakan pada 22-28 Oktober 2022, yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki dan Komunitas Salihara Arts Center. Selama kurang lebih satu minggu pelaksanaan, IDF akan menampilkan 7 Pertunjukan Malam, 6 Pertunjukan Kampanan, 8 Workshop, 4 Bincang Tari, serta pameran arsip Vasana Tari IDF bertajuk Hantu Koreografi: Membaca Tubuh Tari, Idenitas, Ruang di Sepanjang Perjalanan 30 Tahun IDF.
Pada Pertunjukan Malam IDF 2022, beberapa seniman yang akan menampilkan karya mereka diantaranya yaitu Hari Ghulur dengan karya “Silo”, Angela Goh dengan karya “Sky Blue Mythic”, Ferry Alberto Lesar dengan karya “E-Pal (Game, Dance, or Sport), Gymnastik Emporium dengan karya “Senam Kota Kita: Pengantar Tubuh Kuat Hidup di Ibukota”, Sherli Novalinda dengan karya “Tale Tale”, Mella Jaarsma dengan karya” The Size of Rice II”, dan Pichet Klunchun Dance Company dengan karya “No. 60”. Selain itu, dalam pertunjukkan Kampana, beberapa seniman yang akan berkontribusi yaitu Maharani Pane x Flipside (Jakarta), M. Safrizal (Aceh Besar), Kornkarn Rongsawang (Thailand), Leu Wijee (Palu/Indonesia), Mio Ishida (Jepang), Eka Wahyuni (Berau/Yogyakarta), dan Jared Luna (Filipina). Seluruh rangkaian program tersebut dirancang oleh Tim Kurator yang terdiri atas Linda Mayasari (Yogyakarta) sebagai House Curator, Arco Renz (Belgia/Jerman), Hartati (Jakarta), Nia Agustina (Yogyakarta), River Lin (Taiwan/Prancis), dan kemudian didampingi oleh Sal Murgiyanto selaku penasihat kuratorial.
Ratri Anindyajati, Direktur Eksekutif IDF 2022, mengutarakan bahwa Ia percaya festival IDF ini akan memberikan paparan daya kreativitas dan kritikalitas yang luas bagi para penggiat seni tari, baik yang sudah mapan maupun yang sedang meniti karir. “…Selain itu, festival ini menjadi ruang dialog, pertukaran, dan pembangunan sistem dukung yang akan membuka berbagai peluang inovasi penciptaan karya, cara kerja tata kelola seni, dan kolaborasi yang mutual dan bermakna,” pungkasnya pada sambutan pembukaan IDF 2022. Selain itu, Komite Pengarah yang terdiri atas Melina Surya Dewi, Maria Darmaningsih, dan Nungki Kusumastuti juga mengungkapkan harapannya yaitu “…kami harap IDF edisi ulang tahun ke-30 akan menjadi ruang dimana “rasa” dari berbagai pengalaman kebudayaan baik dari Indonesia dan mancanegara akan bertemu, saling dipertukarkan, dan bahkan “rasa-rasa” baru pun akan tercipta..”
30 tahun berdiri, IDF telah berhasil berperan sebagai laboratorium dalam ekosistem tari kontemporer di Indonesia, yang menyediakan platform bagi pertumbuhan kekaryaan koreografer, seniman tari, pekerja seni balik layar, serta menjadi tempat pengembangan karir bagi manajer seni pertunjukan di Indonesia. Saat ini, IDF menjadi salah satu gelaran festival yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh komunitas tari Indonesia dan komunitas tari Internasional sebagai jendela untuk memahami perkembangan seni tari kontemporer di Indonesia khususnya, dan Asia pada umumnya. “….IDF 2022 menjadi momen spesial, dan kami mengundang semua untuk turut merayakan. Tak hanya merayakan IDF sebagai sebuah festival, tapi juga untuk semangat baik yang terus diwariskan, untuk eksplorasi-eksplorasi penting yang terus dilakukan, untuk gagasan otentik yang penting diketengahkan, serta untuk kita semua, yang terus menari dan me-“rasa”-kan hidup dengan cara kita masing-masing, sebaik-baiknya…”, pungkas Komite Pengarah Indonesian Dance Festival 2022.
*Lesi L