Art Exhibition : Story and Tension

Meet the Artist : 11, May 2024, 3pm

Museum Bronbeek, Velperweg 147 6824 MB Arnhem.

—-

Story and Tension

Dekolonisasi politik telah berlangsung tuntas dengan beralihnya pemerintahan kolonial ke pemerintahan nasional. Kendati demikian, dekolonisasi budaya diyakini sampai sekarang masih harus terus dilakukan. Ini karena, berbeda dengan dekolonisasi politik, yang langsung menggantikan orang per orang atau kelembagaan, dekolonisasi budaya menyangkut ide, nilai dan identitas, bahkan imajinasi, yang akarnya mendalam.

“Pameran Bersama” ini menghadirkan empat perupa Indonesia. Empat Perupa yang dipilih adalah perupa yang telah memiliki kecenderungan personal dalam berkarya dan ciri tersendiri. Nasirun dengan pengolahannya pada tema dan ikon budaya dan tradisi spiritual Jawa-Islam; Tisna Sanjaya dengan perhatiannya pada masalah sosial politik dan lingkungan; Jumaldi Alfi dengan interpretasi-interpretasinya pada sejarah dalam karya-karya berserinya; dan Gus Mus dengan ekspresi, komentar dan kritik sosial-keagamaannya.

Meski memiliki karakternya sendiri-sendiri, karya-karya empat perupa ini memperlihatkan semangat yang kurang lebih sama: dekolonisasi (budaya). Ada ketegangan di dalamnya: antara menolak dan menerima; menampik dan mengakui; menghindar dan menemui. Ambiguitas ini terjadi karena tak mudah mengurai pengaruh kekuasaan kolonial sebagai memisah antara gandum dan roti. Karena itu, yang dilakukan adalah ikhtiar memahami sekaligus mempersoalkan jalinan antara kemajuan (‘pembangunanisme’) dan kekuasaan (imperial dan kapital) dan merenungkan peran kekuasaan tersebut dalam sejarah.

Dekolonisasi merupakan peninjauan kembali agenda pembebasan politik yang telah dilakukan; untuk selanjutnya pembebasan ekonomi dan budaya. Ia melibatkan ‘yang colonial’ dan ‘yang dikolonial’ yang kini sebagian telah menyatu tersebut dalam pendauran-ulang nilai-nilai seperti rasisme dan eksotisme dalam berbagai stereotipe. Pameran karya empat perupa di Museum Bronbeek yang bersejarah ini menjadi momentum untuk melakukan dekolonisasi budaya tersebut.