Entries by

Modus Pinjam Raga Heru Kesawa Murti*

Oleh Ibed S. Yuga  Apa hubungan antara kegemaran Heru Kesawa Murti memakai celana dalam istrinya, dengan manusia-penguasa yang menyandang raga para dewa dalam Sinden? Atau, adakah relasi antara kebiasaan Heru Kesawa Murti menyimpan nama-nama tokoh yang akan ditulisnya dalam dompet, dengan manusia-rakyat-tertindas yang mengenakan raga bangsa dedemit dalam lakon Dhemit?  Ketika gelisah dengan kreativitas para dewa […]

Kiri Asia Tenggara: Pembacaan Ulang Atas Beberapa Tokoh dan Karya

Buku baru Marjin Kiri mumpung masih harga pre-order sampai dengan 9 Agustus 2021. KIRI ASIA TENGGARA: PEMBACAAN ULANG ATAS BEBERAPA TOKOH DAN KARYA Editor: 羅向茂 Ramon Guillermo membahas Jose Maria Sison, Marxis radikal Filipina yang menggemari dan menerjemahkan puisi-puisi Chairil Anwar. Loh Kah Seng membahas aktivisme mahasiswa Politeknik Singapura. Teo Lee Ken membahas karya-karya Ahmad […]

Seandainya Bung Tinggal di Sala

Oleh: Albertus Rusputranto P.A. Saya membaca tulisan Ucok1 (Aminudin TH Siregar), mas Hendro Wiyanto, mas Yuswantoro Adi dan mas Asmudjo J Irianto yang “berpolemik” di koran Kompas kemarin. Dekade awal 2000-an saya sering mengikuti tulisan-tulisan seni rupa yang dimuat di koran Kompas (biasanya pada terbitan Minggu). Dan, maka, saya waktu-waktu itu juga jadi pernah membaca […]

Benarkah Sistem Seni Rupa Kita Makin Baik?

(Sebuah Catatan Untuk Polemik) Oleh: Ugo Untoro Persoalan seni rupa yang akhir-akhir ini diperbincangkan mungkin bisa dilihat dari sistem pendidikan seni rupa di Indonesia. Contohnya adalah pendidikan seni rupa di ASRI (kini Institut Seni Indonesia), Yogyakarta.  Kalau kita melihat kembali silabus pendidikan di ASRI pada tahun-tahun awal berdirinya, berbagai mata kuliah seperti filsafat, psikologi, metodologi […]

Seni Rupa Indonesia Mau Dibawa ke Mana?

(Tanggapan untuk empat tulisan di Kompas Minggu) Oleh Arahmaiani Tulisan kritis Aminudin TH Siregar (Ucok) yang dimuat di Kompas Minggu (30/5/2021) dengan judul “Takjub Ajoeb: Kepada Bung Hendro Wiyanto” telah memantik perenungan tentang sejarah Indonesia dalam hubungannya dengan aspek kebudayaan dan seni. Di dalam kenyataannya jikalau kita mulai memikirkan permasalahan sejarah dan budaya memang masih […]

Jalan Setapak Umat Ibrahim (Sebuah Esai Menyambut Hari Puisi)

Oleh Arip Senjaya karena aku ingin merdeka dan menemukan diri. (Subagio Sastrowardoyo, “Kampung”1) Kapak penyair Puisi adalah tentang sejarah kesulian pengucapan yang bersifat individualistik. Ada kesulitan pada setiap penyair untuk mengatakan sesuatu dan akhirnya masing-masing mencari jalan ucap sendiri-sendiri, dan dengan demikian sejarah puisi selalu sebagai sejarah kesulitan per individu penyair, bukan sejarah mereka secara […]

Cincin Gyges, Sebuah Cerita tentang Yang Adil

Oleh Tony Doludea Pada suatu hari, seorang gembala istana kerajaan Lydia sedang merumput. Datanglah badai topan hebat. Disusul oleh gempa kuat, yang membuat bumi di situ terbelah. Gyges lalu turun ke dalam celah tersebut dan menemukan sebuah kuda yang terbuat dari perunggu, yang sebuah memiliki pintu. Gyges membuka pintu itu dan melihat sebuah kerangka tengkorak […]

Menghijabi Seni Rupa Indonesia dengan Kaca Mata Kuda Rekreatif

(Tanggapan untuk Hajriansyah) Oleh: Arip Senjaya Adakah sebuah kuasa tunggal? Apakah kuasa tunggal itu dapat kita sebutkan wujud konkretnya? Menarik membaca tulisan Hajriansyah: Melampaui Hijab Gerhana. Tentu yang dimaksud – kuasa- oleh Hajriansyah dalam tulisannya yang merespon tulisan Aminuddin Th Siregar itu adalah kuasa tunggal modernitas. Tetapi benarkah modernitas itu hanya menampilkan diri dalam kuasa tunggal? […]