Pos

Suluk Estetik Kuswaidi Syafi’ie: Puisi sebagai Peta Ontologis Relasi Tuhan–Manusia

Oleh: Abdul Wachid B.S.*   I. Pengantar: Menempatkan Kuswaidi Syafi’ie dalam Lanskap Puisi Sufi Indonesia A. Latar Persoalan Sepanjang sejarahnya, puisi religius Indonesia lebih sering tampil sebagai getaran: suara yang muncul dari lubuk kerinduan, kegentaran, atau pengakuan diri di hadapan Yang Maha Lembut. Pada banyak penyair, pengalaman spiritual hadir sebagai kilatan: intensitas rasa, bukan sebagai […]

Hujan yang Membuka Langit: Malam Ketika Sastra Tegalan Menemu Bara

Oleh: Lanang Setiawan* HUJAN telah jatuh sejak sore, memanjang seperti garis-garis ingatan yang tak ingin putus. Kedai kopi tempat kami berkumpul malam itu tak memiliki pintu—hanya sebuah mulut ruang yang dibiarkan terbuka, sehingga angin membawa serta hujan masuk pelan-pelan, mencipratkan dingin ke lantai dan ke panggung kecil yang malam itu serasa punya napas sendiri. Di […]

Estetika Kesahajaan Transenden: Refleksi atas Puisi-Puisi M. Faizi sebagai Ibadah Estetik Santri Modern

Oleh: Abdul Wachid B.S.*   I. Pendahuluan (Objektivisasi) Pesantren di Madura tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan religius, tetapi juga sebagai ruang kultural dan spiritual yang subur bagi tradisi kepenyairan. Dalam konteks ini, sastra santri berkembang sebagai medium ekspresi spiritual sekaligus refleksi sosial, di mana pengalaman religius sehari-hari, wirid, dzikir, dan kehidupan pesantren menjadi sumber […]

 Topografi Kesadaran: Membaca Politik Keheningan di Blora

Oleh: W. Sanavero*   Blora tidak hanya dapat dibaca sebagai entitas administratif di timur Jawa Tengah, tetapi sebagai medan makna — sebuah teks terbuka yang menyimpan lapisan sosial, politik, dan spiritualitas yang terjalin di dalam ruang geografisnya. Jika lambang Blora kita perlakukan sebagai representasi semiotik dari identitas ruang, maka ia bukan semata perwujudan estetika heraldik, […]

Sarat Riwayat di Balik “Semesta Bercerita”

Oleh: Agus Dermawan T.*   “Nihil certum est, praeter praeteritum“, kata Lucius Annaeus Seneca. Oleh karena itu masa lampau dijadikan pijakan kuat untuk melompat.” ——- PAMERAN tunggal ke-12 Nisan Kristiyanto dibuka pada 5 – 20 November 2025, di Galeri Hadiprana, Jalan Kemang Raya, Jakarta. Pameran yang mengangkat tema “Semesta Bercerita – Perjalanan 50 Tahun Berkarya” […]

Tarekat Syattariyah di Bumi Nusantara

Menyambut Borobudur Writers and Cultural Festival 2025   Oleh: Gus Nas Jogja*   Tarekat Syattariyah di bumi Nusantara bukan sekadar rantai transmisi ajaran sufi; ia adalah sebuah “arkeologi spiritual” yang mengakar, sebuah matarantai keilmuan yang membentuk fondasi kosmologi keagamaan di Asia Tenggara. Ia tiba bukan sebagai ajaran asing yang kaku, melainkan sebagai senandung filosofis yang […]

Membaca Nisan-nisan Tua Nusantara: Menggali Harta Karun Arkeologi, Filosofi, dan Sanad Tarekat Masa Lampau

Menyambut Borobudur Writers and Cultural Festival 2025   Oleh: Gus Nas Joga* Nisan—batu penanda peristirahatan terakhir—seringkali dilihat sekadar sebagai penanda kubur, batas fisik antara dunia fana dan keabadian. Namun, bagi seorang arkeolog sejarah dan seorang penempuh spiritual, nisan-nisan tua Nusantara adalah lebih dari itu. Mereka adalah arsip statis peradaban, menyimpan data epigrafi, ornamen artistik, dan […]

Telaah Kritis Karya Aries BM “Panca Wasta” Belaj(art) dari Pacul: Internasionalisme? Yang Bagaimana Kiranya?

Oleh: Brian Trinanda K. Adi*   Pada 21 Juni hingga 31 Agustus 2025 sebuah pameran digelar di ISI Yogyakarta. Pameran tersebut bernama YICAF, Yogyakarta International Creative Arts Festival, yang nampaknya sudah diselenggarakan ketiga kalinya. Sepintas, YICAF#3 2025 yang diharapkan untuk dapat menjadi wadah untuk mendorong kolaborasi dan pertukaran pikiran antar seniman dari latar belakang yang […]

Karna, Soeharto & Pahlawan

Oleh: Purnawan Andra*   Pahlawan dalam Bayang-bayang Kekuasaan Setiap kali bulan November tiba, kita kembali memperingati Hari Pahlawan denganupacara, karangan bunga, dan pidato yang menekankan pentingnya mengenang jasa para pejuang. Namun, dari tahun ke tahun, makna “pahlawan” sepertinya kian mengabur. Ia berubahdari semangat yang hidup menjadi serangkaian upacara simbolik. Sementara di ruang publik, muncul kembali […]

Catatan Pasca-Festival

Oleh: Roy Julian*   1. Catatan Pasca-Festival: Tentang Penonton FTJ 2025  Festival Teater Jakarta 2025 sudah selesai. Para pemenang telah diumumkan; piala dan penghargaan sudah diserahkan. Panggung digulung, lampu-lampu dipadamkan. Para aktor menanggalkan kostum dan kembali menjadi diri mereka yang sehari-hari. Para penonton pun telah pulang, membawa sisa gema dari pertunjukan dalam diri mereka. Yang […]