Pos

Menulis Cerpen, Pulang Menuntun Kambing

Kendal, hari Minggu, 26 Oktober 2025 punya hajat membagi hadiah ternak; Kambing, Ayam dan Bebek kepada para cerpenis yang karyanya dianggap berkualitas. Jika pengumuman hadiah nobel sastra internasional diadakan pada bulan Oktober setiap tahunnya, kegiatan literasi di Kendal ini juga sama dilakukan pada bulan Oktober. Selain bulan Oktober merupakan bulan bahasa nasional. Kenapa harus memilih […]

Kedaulatan Narasi: Resolusi BRICS dalam Pencarian Jati Diri Sastra Indonesia

Oleh: Gus Nas Jogja* Ketika sebuah negara  anggota baru dalam aliansi geopolitik sebesar BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, dan anggota baru) diminta untuk mengajukan wakil sastranya, momen tersebut bukanlah sekadar proses administrasi. Ini adalah tindakan eksistensial kolektif. Panggung BRICS adalah medan di mana narasi bangsa diadu, diperbandingkan, dan diakui. Resolusi tentang Pembentukan Panitia […]

Festival Cak Durasim 2025

Dengan bangga kami, keluarga Komunitas Surabaya Juang mengundang untuk menghadiri dan menyaksikan acara Festival Cak Durasim 2025. Waktu: 📅 Hari: Kamis – Jumat, Tanggal: 30–31 Oktober 2025 🕐 Waktu:18.00 – 22.00 📍 Pendopo Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya Rangkaian Acara: Kamis, 30 Oktober 2025 RITUS MUCUKI LUDRUK oleh Ki Toro dan Sanggar […]

Sastra Bulan Purnama: Ruang Rimpang di mana Kuncup Merekah Kembang

Oleh: Indro Suprobo*   “A rhizome ceaselessly establishes connections between semiotic chains, organizations of power, and circumstances relative to the arts, sciences, and social struggles. A semiotic chain is like a tuber agglomerating very diverse acts, not only linguistic, but also perceptive, mimetic, gestural, and cognitive: there is no language in itself, nor are there […]

Kearifan Timur dalam Kritik Pembangunan: Membaca Rendra Melalui Filsafat Jawa

Oleh: Tengsoe Tjahjono*   Kumpulan Potret Pembangunan dalam Puisi (1978) merupakan salah satu puncak perlawanan kultural W.S. Rendra, penyair kelahiran Solo, jantung kebudayaan Jawa, terhadap model pembangunan Orde Baru yang menindas rakyat dan mengebiri nurani kemanusiaan. Sebagai seorang wong Jawa yang lahir dan tumbuh dalam tradisi spiritual, kesenian, dan kebatinan yang kuat, Rendra membawa roh […]

Hari Kebudayaan: Antara Seremoni, Konspirasi dan Selebrasi

Oleh: Gus Nas Jogja* Proyeksi Eksistensial Atas Penentuan Tanggal, Beban Bhinneka, dan Kiamat Budaya Digital Seremoni: Kelahiran Sebuah Tanggal dan Ironi Pengakuan Pada sebuah senja di tahun 2025, melalui SK Menteri Kebudayaan Nomor 162/M/2025, sang Menteri, Dr. H. Fadli Zon, secara seremonial menandatangani kelahiran sebuah tanggal: 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional. Penetapan ini, pada […]

Multikulturalisme dan Manusia Indonesia

Oleh. Mudji Sutrisno SJ.*   Apa itu budaya dan bagaimana sebuah budaya berkembang dalam sebuah masyarakat? Apa dan bagaimana pertemuan antar budaya? Bagaimana sejarah kehidupan multikultur di Indonesia? Akan seperti apa kehidupan multikultur di Indonesia menghadapi globalisme? Apa dan bagaimana peran pendidikan dan kaitan akademisi dalam menghadapi tantangan multikulturalisme? Sebagai sebuah diskursus yang relatif baru […]

Menegaskan Makna Pemajuan Kebudayaan

Oleh: Purnawan Andra*   Setelah sewindu berlalu sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, kini bangsa Indonesia memiliki Hari Kebudayaan yang diperingati setiap 17 Oktober. Penetapan ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kebudayaan Nomor 162/M/2025 tanggal 7 Juli 2025, yang merujuk pada momen bersejarah 17 Oktober 1951—ketika Presiden Soekarno menandatangani Peraturan Pemerintah […]

Antara Istana dan Jalanan: Seni Melawan Dinasti dan Masa Depan Indonesia

Oleh: Hadi Aktsar*   Jika Niccolò Machiavelli hidup di Indonesia hari ini, mungkin saja ia akan duduk santai sambil menyeruput espresso di sebuah warung kopi di bilangan Harmoni, Jakarta, tersenyum tipis sambil memandang ke arah Istana Merdeka. Bukan karena kagum atau bangga, tapi karena segala strategi kekuasaan yang ia tulis dalam “The Prince” lima abad […]

Pertarungan dan Sihir Bahasa

Oleh: Tjahjono Widijanto* Semenjak linguistik dikenal sebagai sebuah ilmu, bahasa berada pada dua ketegangan perdebatan dan keterbelahan. Belahan pertama memandang bahasa sebagai sebatas alat dan mereduksinya menjadi sekedar perkara gramatika. Belahan kedua, aliran yang memandang bahasa bukan sematamata persoalan gramatikal tetapi juga refleksi kategori-kategori mental kognitif manusia dan zamannya. ​Pada belahan pertama, bahasa dilihat sebagai […]