Pos

Telaah Kritis Karya Aries BM “Panca Wasta” Belaj(art) dari Pacul: Internasionalisme? Yang Bagaimana Kiranya?

Oleh: Brian Trinanda K. Adi*   Pada 21 Juni hingga 31 Agustus 2025 sebuah pameran digelar di ISI Yogyakarta. Pameran tersebut bernama YICAF, Yogyakarta International Creative Arts Festival, yang nampaknya sudah diselenggarakan ketiga kalinya. Sepintas, YICAF#3 2025 yang diharapkan untuk dapat menjadi wadah untuk mendorong kolaborasi dan pertukaran pikiran antar seniman dari latar belakang yang […]

Puisi-puisi Abdul Wachid B.S.

HUTAN JATI ANTARA BLULUK DAN MODO   Hutan itu menjangkau langit, ranting-rantingnya menjurai senyap, menadah cahaya dalam sunyi, akar-akarnya menulis doa yang lenyap.   Di bawahnya sejarah melintas, angin membawa bisik Andongsari, menimang takdir dalam dekap, Gajah Mada lahir dari janji.   Kini bayangannya sirna, bukit-bukit kapur mengering luka, tak ada rimbun merawat ingatan, tak […]

Puisi-puisi Abdul Wachid B.S.

PERMOHONAN Indahkanlah, kekasih, angin dhuha Rasanya kian hadir tidak saja di tubuh Namun menyejukkan batin kau aku, yang Adalah jodoh sejak Hari Alastu dituliskan Nama dan peristiwa boleh saja terlewat Oh yang tercatat tak mungkin terhapuskan Vas bunga di beranda siapapun yang membawa Ini kembang bersemi sendiri di hati Angin dhuha menyerbuk kasih sayang Dari […]

Menjadi Indonesia: Suara Kebangsaan dalam Sastra

Oleh: Abdul Wachid B.S.*   1. Pendahuluan Bulan Agustus bukan sekadar pengingat tanggal Proklamasi. Ia adalah waktu yang diselubungi kenangan, harapan, dan pertanyaan: sudah sejauh mana kita benar-benar merdeka, sebagai bangsa dan sebagai manusia Indonesia? Setiap tahun, gema kemerdekaan kembali membangkitkan ingatan kolektif atas perjuangan panjang menuju kemerdekaan, tetapi juga menjadi ruang refleksi tentang situasi […]

Karna, Soeharto & Pahlawan

Oleh: Purnawan Andra*   Pahlawan dalam Bayang-bayang Kekuasaan Setiap kali bulan November tiba, kita kembali memperingati Hari Pahlawan denganupacara, karangan bunga, dan pidato yang menekankan pentingnya mengenang jasa para pejuang. Namun, dari tahun ke tahun, makna “pahlawan” sepertinya kian mengabur. Ia berubahdari semangat yang hidup menjadi serangkaian upacara simbolik. Sementara di ruang publik, muncul kembali […]

Catatan Pasca-Festival

Oleh: Roy Julian*   1. Catatan Pasca-Festival: Tentang Penonton FTJ 2025  Festival Teater Jakarta 2025 sudah selesai. Para pemenang telah diumumkan; piala dan penghargaan sudah diserahkan. Panggung digulung, lampu-lampu dipadamkan. Para aktor menanggalkan kostum dan kembali menjadi diri mereka yang sehari-hari. Para penonton pun telah pulang, membawa sisa gema dari pertunjukan dalam diri mereka. Yang […]

Catatan Pengamatan Pertunjukan FTJ

Oleh: Roy Julian*   1. Catatan Pengamatan Pertunjukan Ruang Rias – Teater Manekin Pementasan Ruang Rias oleh Teater Manekin dalam perhelatan Festival Teater Jakarta 2025 yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta seolah membuka kembali percakapan lama tentang tubuh dan kekuasaan. Pertunjukan ini menjadi semacam ruang eksperimen identitas tempat dua waria berdebat tentang kecantikan dan nilai […]

Verba Volant, Scripta Manent

Oleh. Mudji Sutrisno SJ.*   Kata-kata melenyap, terbang karena tak ditulis sedangkan buku atau tulisan itu ‘kekal’.  Semboyan ini tak hanya berlaku bagi budaya yang memperjuangkan tulisan atau buku seperti Kompas, Media Indonesia, Kanisius penerbit serta pejuang-pejuang tulisan yang terus masih berjuang untuk ‘terbuka pula’ pada era digital di budaya digitalisasi kini juga terutama di […]

Keindonesiaan Kita dan Pendekatan Budaya

Oleh. Mudji Sutrisno SJ.*   Dalam pertemuan di Bappenas bertema multikultural (17 November 2005) dalam perjalanan bernegara dan membangsa belum lama ini, saya mencatat 2 pokok wacana. Wacana pertama, telah diabaikannya pendekatan kultural atau peradaban selama ini (3 dekade lebih) karena bandul fokus proses memaknai hidup membangsa terlalu “politikosentris” (kursi politis; jabatan wewenang dan adu […]

Militerisme dan NKRI Harga Mati

Oleh Riwanto Tirtosudarmo* Militerisme adalah sebuah ideologi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemiliteran seperti kekuatan dan kekerasan, patriotisme, keseragaman, kedisiplinan dan loyalitas bawahan terhadap atasan. Dalam sebuah negara yang menganut militerisme supremasi ada ditangan pemegang kekuasaan tertinggi dan warganegara harus patuh dan tunduk kepada perintah pemegang kekuasaan tertinggi. Sebagai ideologi militerisme beririsan dengan patriotisme, otoritarianisme dan […]