Pos

PM Laksono: Sebuah Antitesa

Oleh: Riwanto Tirtosudarmo Profesor Doktor Paschalis Maria Laksono MA, biasa dipanggil Pak Laksono adalah Orang Jawa yang dibesarkan di pusat kebudayaan Jawa, Yogyakarta, memilih antropologi sebagai jalan hidup, melanglang buana ke pusat-pusat studi Indonesia di Leiden dan Ithaca, untuk menemukan Jawa (dan Indonesia), dan kemudian kembali ke Yogyakarta, tetap sebagai Orang Jawa. Pada tanggal 4 […]

Pasang Surut Sejarah Medang

Oleh: Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc. Dr. Riboet Darmosoetopo   Editor: Novo Indarto, S.S. Soft Cover : 21 x 14,5 cm : 189 halaman   Paparan dari dua pakar arkeologi tentang sebuah kerajaan kuno bernama Medang. Ia pernah mengalami masa jaya, meninggalkan peradaban tinggi, menyisakan beberapa misteri, dan tidak lepas dari masa surut akibat perebutan […]

Medang Dalam Lintasan Sejarah Indonesia Kuno

Oleh: Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc. Dr. Budiono Santoso, Ph.D., Sp.FK Ir. Hadiwaratama, M.Sc.E. Drs. Slamet Pinardi, M.Hum. Dra. Djaliati Sri Nugrahani, M.A. Novo Indarto, S.S.   Editor: Novo Indarto, S.S. Soft Cover : 21 x 14,5 cm : 185 halaman Sebuah ulasan yang cukup komprehensif mengenai sebuah kerajaan kuno bernama Medang. Ia pernah menguasai […]

Wong Pinter: The Roles and Significance of the Javanese Shaman

Penulis: Agustinus Sutiono Editor: Christina M. Udiani Kategori: Nonfiksi, Budaya Terbit: 21 September 2020 Harga: Rp 150.000 Tebal: 375 halaman Ukuran: 140 mm x 210 mm Sampul: Softcover ISBN: 9786024814663 ID KPG: 592001842 Usia: 15+ Bahasa: Inggris Penerbit: KPG   Sinopsis Exploring the phenomenon of socio-religio-magico reality in Java called wong pinter, this study is […]

“Heraldic Woman” dan Gana: Sebuah Perbandingan

Oleh Seno Joko Suyono 1 “…The heraldic woman never really occupied an important place in the art of the west .This may have been because the image was a hybrid accidentally formed and found no firm footing in classical art in the subsequent Christian Tradition. Only on the fringe of Europe and the Near East did […]

Kebudayaan Daerah, Literasi, juga Kepala Daerah

SETAHUN lalu seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berkirim surat kepada saya. Ia tengah menyusun skripsi, membahas novel saya, Rumah di Atas Kahayan, yang saya terbitkan beberapa bulan sebelumnya.