Allah Yang Kasmaran Pada Seorang Pelacur

Oleh Tony Doludea

Pada suatu hari, selesai memanen kebunnya dan hendak menjualnya ke kota. Michael singgah di gereja untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas semuanya itu. Film Redeeming Love (2022) menceritakan bahwa Michael Hosea adalah pria yang sangat baik dan takut Tuhan, ia selalu melibatkan Tuhan dalam kehidupannya. 

Saat itu Michael juga memohon kepada Tuhan agar memberinya pasangan yang dapat menjadi teman menjalani hidupnya. Di akhir doanya itu, ia menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan. Ia berkata, “Tuhan Engkau lebih tahu apa yang kubutuhkan.”

Setibanya di Pair-a-dice California, Michael melihat Angel sedang berjalan-jalan melalui kota dijaga oleh pengawal. Michael sangat terpukau dan memuji kecantikannya.

Angel adalah wanita muda cantik yang tinggal dan bekerja sebagai pelacur di rumah bordil milik Duchess. Ia merupakan pekerja seks dengan tarif tertinggi di situ.

Mengetahui semuanya itu, Michael menganggap kejadian itu adalah tanda bahwa Tuhan telah mendengarkan doanya dan ia mulai mendekati Angel.

Poster film Redeeming Love (Sumber: www.showcasecinemas.co.uk)

Michael harus membayar dua kali lipat supaya dapat bertemu Angel. Di pertemuan-pertemuan berikutnya Michael menegas untuk menyelamatkan Angel. Ia berjanji untuk menikahi dan menghujani Angel dengan cinta.

Namun Angel tidak sudi mendengar semua itu, dengan sangat marah malah mengusir Michael. Michael yang tidak pernah memaksakan kehendaknya itu kemudian pergi.

Setelah Michael pergi, Angel menemui Duchess dan meminta upahnya selama ini, karena ia ingin pergi meninggalkan tempat dan pekerjaannya itu. Namun Duchess sangat marah dan menganiaya Angel.

Saat Angel disiksa, Michael mendapatkan firasat melalui mimpi dan bergegas menemui dan menemukannya sudah penuh luka lebam.

Michael lalu membayar sejumlah uang kepada Duchess dan meminta untuk dapat menikahi Angel dan membawanya pergi dari situ.

Setelah menikah, Michael membawa Angel ke rumahnya dan merawatnya sampai sembuh.

Michael selalu memperlakukan Angel dengan sangat baik. Walaupun demikian Angel tidak pernah mencintai dan menerima Michael, ia hanya menilai Michael sama dengan laki-laki lain yang menidurinya dan untuk itu ia berhutang pada Michael.

Salah satu adegan film Redeeming Love (1) (Sumber: Mission Pictures International/Redeeming Love)

********

Pada masa akhir pemerintahan Yerobeam bin Yoas, Israel sedang mengalami kemakmuran ekonomi dan kestabilan politik, yang menciptakan rasa aman palsu di antara bangsa itu. Namun setelah Yerobeam wafat (753 SM), Israel segera menuju kehancuran dan berakhir pada 722 SM. 

Empat raja Israel terbunuh, Samaria ibu kota Israel itu runtuh menjadi puing-puing berasap. Asyur di bawah pimpinan Sargon II (770–705 SM), mengepung Israel selama 2 tahun. Penduduk Israel ditawan dan dibuang ke Asyur, kemudian disebarkan di antara berbagai bangsa. 

Yerobeam memerintah selama empat puluh satu tahun dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Bangsa Israel merasakan kemakmuran yang melimpah-limpah. Masa pemerintahan raja Yerobeam itu dianggap sebagai masa keemasan. 

Namun kemakmuran itu justru menyebabkan kebobrokan rohani, kerusakan moral, politik dan sosial. Bahkan ini lebih buruk daripada yang pernah terjadi sebelumnya. Banyak kejahatan yang dilakukan oleh orang Israel, kesombongan kekuasaan, ketamakan, korupsi, pembuhuhan dan perzinahan. Mereka membenci kebaikan dan mencintai kejahatan

Tidak ada kesetiaan, tidak ada kasih dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri itu. Hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah. 

Para nabi menyesatkan bangsa itu, mereka menyerukan damai jika mendapatkan sesuatu untuk dikunyah, tetapi menyatakan perang terhadap orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka.

Mereka merancang kedurjanaan, merencanakan kejahatan di tempat tidurnya dan melakukannya di waktu fajar. Apabila menginginkan ladang-ladang, mereka merampasnya dan rumah-rumah, mereka menyerobotnya.

Orang saleh sudah hilang dari negeri itu, tidak ada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jerat. Tangan mereka sudah sangat cekatan berbuat jahat. Para pemimpin menuntut, hakim dapat disuap, pembesar memberi putusan sekehendaknya dan mereka memutarbalikkan hukum.

Orang yang terbaik di antara mereka seperti tanaman berduri, yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri. 

Anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya sendiri. 

TUHAN melihat betapa pahitnya kesengsaraan orang Israel itu. Sudah habis lenyap, baik orang yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya dan tidak ada penolong lagi bagi orang Israel.

Untuk itu TUHAN Allah memerintahkan Hosea bin Beeri, seorang nabi-Nya untuk menyatakan kasih setia-Nya kepada bangsa Israel itu. Hosea berarti “keselamatan”.

Nabi Hosea diutus Allah untuk memberitakan firman Allah bukan hanya melalui perkataan dan pengajarannya. Hosea bersedia menjadikan kehidupan pribadinya untuk terlibat secara total. Kehidupannya dipakai Allah untuk menggambarkan kehidupan umat Israel yang membelakangi TUHAN Allah mereka itu.

Nabi adalah orang yang dipilih Allah untuk menerima dan menyampaikan wahyu-Nya kepada umat-Nya. Sebab itu tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi nabi berbicara atas nama Allah oleh dorongan Roh Kudus. 

Nabi adalah orang yang mempunyai hubungan istimewa dengan Allah, ‘orang yang terpanggil’ dan berhak untuk berbicara atau bertindak atas nama Allah. Nabi juga adalah ‘abdi Allah’, yang dituntut kesetiannya hanya kepada Allah saja. Nabi harus mengabdikan dirinya secara mutlak untuk melayani Tuhan dan ia harus memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan. 

Oleh karena semuanya itu, nabi dapat dipercaya untuk menyampaikan Firman Allah, karena ia hanya berbicara sebagaimana ia sendiri diajar dan digerakkan oleh Tuhan. 

Nabi adalah abdi Allah yang dipanggil dan meyerahkan jiwa raga sepenuhnya kepada Allah. Mereka diutus dan diberi kuasa oleh Allah, untuk memberitakan Firman demi nama Allah.

Nabi juga adalah ‘pelihat’, bahwa seorang nabi tidak akan tertipu oleh apa yang nampak secara lahiriah, tetapi akan menilai segala sesuatu dengan pandangan mata ilahi sendiri. 

Sebagai pelihat, nabi dapat menerima wahyu dan penglihatan khusus dari Tuhan, maka ia dapat menyampaikan kenyataan-kenyataan rohani yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.

Nabi dapat melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh orang awam, mata rohaninya jeli untuk menerobos ke masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Suatu talenta supraalami yang dianugerahkan oleh Allah. 

Seorang nabi sangat tegas dalam mengungkapkan kebenaran dan keadilan, bersih dari penyuapan, cemerlang. Reputasinya yang baik menjadikannya panutan dan sangat dihormati anak muda.

Nabi menjunjung tinggi monoteisme dengan menegaskan kemuliaan, kewibawaan serta otoritas Allah yang tertinggi dan mutlak. TUHAN adalah Allah pencipta gunung, laut dan semesta alam. Tuhan menguasai sejarah manusia, mempunyai kedaulatan terhadap bangsa-bangsa, menaruh belas kasih terhadap manusia, memberikan anugerah khusus terhadap Israel.

Dalam sejarah Israel, para nabi selalu memberitakan bahwa setelah masa penghukuman dan pembuangan, sisa bangsa Israel yang setia akan dipulihkan dan dikembalikan ke tanah asal mereka. Tuhan masih mempunyai rencana bagi umat-Nya, yang akhirnya akan dipimpin oleh Mesias dan menjadi kesaksian bagi semua bangsa. Harapan inilah yang menguatkan orang Israel yang saleh untuk tetap percaya kepada Tuhan walaupun dalam keadaan yang sangat sulit.

Kitab Nabi Hosea ditulis untuk menyatakan bahwa Allah tetap mengasihi umat perjanjian-Nya dan TUHAN Allah sungguh-sungguh ingin menebus Israel dari kejahatan dosa mereka yang terus menerus menyakiti hati Allah. 

Kitab ini adalah usaha terakhir Allah untuk memanggil bangsa Israel supaya bertobat dari perbuatan penyembahan berhala dan kemunafikan, sebelum Allah menyatakan hukuman atas dosa-dosa mereka itu. Keluarga Hosea adalah gambaran Israel yang tidak setia.

Maka Firman TUHAN datang kepada Hosea bin Beeri itu, “Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN.” (Hosea 1:2)

Maka pergilah Hosea dan mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan seorang anak laki-laki. Kemudian atas perintah TUHAN Hosea memberi nama Yizreel kepada anak itu, sebab TUHAN akan menghukum dan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. 

Hosea diperintahkan Allah untuk mengikat janji berdasarkan kasih setia kepada Gomer, seorang perempuan sundal. Sebagaimana TUHAN Allah telah mengikat perjanjian suci dengan Israel di Gunung Sinai, demi diri-Nya sendiri, yaitu TUHAN Allah Yang Mahakasih.

Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Atas perintah TUHAN Hosea menamai Lo-Ruhama kepada anak itu, sebab Ia tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka. 

Sesudah menyapih Lo-Ruhama, mengandunglah perempuan itu lagi dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu atas perintah TUHAN Hosea menamai Lo-Ami kepada anak itu, sebab Israel bukanlah umat TUHAN dan TUHAN bukanlah Allah mereka. 

Pernikahan Hosea dengan Gomer itu menghasilkan tiga anak yang menggambarkan tanda-tanda nubuat bagi Israel yaitu, Yizreel artinya Allah mencerai-beraikan, Lo-Ruhama artinya tidak dikasihi dan Lo-Ami artinya bukan Umat-Ku. 

Ketiga anak Hosea itu menjadi tanda peringatan Allah bagi bangsa Israel, karena kehidupan mereka sangat bejat dan busuk selama ini. Umat Israel telah menginjak-injak orang miskin dan membinasakan orang sengsara di negeri mereka sendiri. Mereka menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum darinya. Mereka menjepit orang benar dan menerima uang suap dan mengesampingkan orang miskin.

Mereka berbuat curang dengan neraca palsu, supaya dapat membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut dan menjual terigu rosokan.

Israel telah mengubah keadilan menjadi ipuh dan mengempaskan kebenaran ke tanah. Mereka benci kepada orang yang memberi teguran dan keji kepada orang yang berkata dengan tulus ikhlas. Orang-orang kaya melakukan banyak kekerasan, penduduknya berkata dusta dan lidah dalam mulut mereka adalah penipu.

Kemudian TUHAN berfirman kepada Hosea, “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain.” (Hosea 3: 1)

Lalu Hosea membeli perempuan sundal itu dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. Dan berkata kepadanya bahwa ia harus tinggal dengannya dan tidak bersundal dan tidak menjadi kepunyaan laki-laki lain, juga ia tidak akan bersetubuh dengannya.

Hosea diperintahkan lagi oleh Allah untuk mencintai Gomer, perempuan yang suka bersundal dan berzinah itu. Sebagaimana TUHAN Allah telah mengasihi Israel.

Gomer mengejar kekasih lain, sedangkan Israel menyembah dewa-dewa asing. Gomer melakukan perzinahan jasmani tetapi Israel melakukan perzinahan rohani.  Ketidaksetiaan isteri Hosea digambarkan sebagai ketidaksetiaan Israel kepada Allah. 

Gomer meninggalkan Hosea dan anak-anaknya demi kekasih yang lain, sedangkan Israel meninggalkan Allah dan mengejar dewa-dewa Kanaan. 

Harga kasih setia itu harus dibayar Hosea dengan menebus Gomer, membawanya ke rumah dan mengembalikan kedudukannya sebagai istri yang dikasihi dan dihormati. Hosea tetap mengasihi Gomer walaupun ia seorang sundal, pezinah.

Demikianlah TUHAN Allah telah menebus manusia dengan harga yang mahal, yaitu hidup dan diri Allah sendiri, mengembalikan kedudukan manusia sebagai ciptaan-Nya yang telah diciptakan-Nya sesuai dengan gambar dan rupa Allah sendiri.

Hosea tetap pada keyakinannya dalam pelayanan kepada Tuhan, ia rela mengawini wanita sundal dan memperanakan anak-anak sundal. Hosea sungguh-sungguh mengasihi Gomer sekaligus anaknya.

Hanya orang yang telah mengenal kasih dan pengampunan Tuhan saja yang dapat mengasihi dan orang yang sudah mengalami pengampunan kasih-Nya tidak dapat selain mengasihi dan mengampuni orang lain.

Sementara hampir dua ratus tahun kemudian, yaitu pada 590-570 SM, nabi Yehezkiel menerima firman TUHAN yang menggambarkan pengalaman pribadi TUHAN Allah dengan umat-nya itu, sebagaimana yang telah disampaikan nabi Hosea itu.  

“Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu. Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang. Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai nama-nama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerusalem. Dan Ohola berzinah, sedang ia Aku punya. Ia sangat berahi kepada kekasih-kekasihnya, kepada orang Asyur, pahlawan-pahlawan perang, berpakaian kain ungu tua, bupati-bupati dan penguasa-penguasa, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan kuda. Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan; ia menajiskan dirinya dengan semua orang, kepada siapa ia berahi dan dengan berhala-berhalanya. Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya. Oleh sebab itu Aku menyerahkan dia ke dalam tangan kekasih-kekasihnya, dalam tangan orang Asyur, kepada siapa ia berahi. Mereka menyingkapkan auratnya, anak-anaknya lelaki dan perempuan ditangkap dan ia sendiri dibunuh dengan pedang. Dengan demikian namanya dipercakapkan di antara kaum perempuan sebab hukuman telah dijatuhkan atasnya.” (Yehezkiel 23: 2-10)

Umat Isreal berzinah, tangan mereka berlumuran darah. Mereka berzinah dengan menyembah berhala-berhalanya. Bahkan anak-anak lelaki mereka yang dilahirkan bagi TUHAN dipersembahkannya sebagai korban dalam api kepada berhala-berhalanya. Mereka menajiskan tempat kudus TUHAN dan melanggar kekudusan hari-hari Sabat-Nya. 

Kasih Israel seperti kabut pagi, seperti embun yang hilang pagi-pagi benar, seperti debu jerami yang diterbangkan angin, seperti asap yang sebentar saja lenyap.

Israel telah bersundal, berzinah dengan meninggalkan TUHAN Allah mereka dan mencintai upah sundal di segala tempat penyembahan berhalanya.

Israel selalu mendukakan hati Allah dengan tidak mentaati Allah dan tetap menolak kasih-Nya, yang tetap menerima kembali umat-Nya sekalipun mereka adalah umat yang suka bersundal. 

TUHAN Allah mencurahkan kegeraman hati-Nya kepada Israel, kekasih hati-Nya yang tidak setia itu melalui Hosea. 

“Mata-Ku tertutup bagi belas kasihan. Sekalipun ia tumbuh subur di antara rumput-rumput, maka angin timur, angin TUHAN, akan datang, bertiup dari padang gurun, mengeringkan sumber-sumbernya dan merusakkan mata-mata airnya; dirampasnya harta benda, segala barang yang indah-indah. Samaria harus mendapat hukuman, sebab ia memberontak terhadap Allahnya. Mereka akan tewas oleh pedang, bayi-bayinya akan diremukkan, dan perempuan-perempuannya yang mengandung akan dibelah perutnya.” (Hosea 13: 13-16)

Namun Allah juga segera mengutarakan penyesalan-Nya atas rencana-Nya untuk membinasakan umat-Nya yang tidak setia itu.   

“Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Ada, membuat engkau seperti Zeboim? Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.” (Hosea 11: 8-10)

TUHAN Allah berjanji akan memulihkan Israel dari penyelewengan, TUHAN akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Nya telah surut terhadap mereka. TUHAN akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. 

Israel akan kembali dan diam dalam naungan Allah dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. 

Demikan TUHAN Allah sungguh berfirman:

“Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.” (Yehezkiel 36: 25-28)

Memahami tentang hal itu, maka Salomo dalam Kitab Kidung Agung menulis puisinya, bahwa 

“Cinta itu kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tidak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tidak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.” (Kidung Agung 8: 6-7) 

Sebab TUHAN mengasihi umat-Nya dengan kasih yang kekal, maka Ia melanjutkan kasih setia-Nya kepada mereka.

“Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.” (Hosea 2: 19-20) 

Namun tidak perlu terlalu terkejut, apabila Israel yang seperti itu bisa juga sampai pada pengakuan bahwa TUHAN Allah itu penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.

********

Pada hari itu Angel pergi untuk menagih utang Duchess kepadanya. Sesampai di kota, Angel jusatra menjumpai bekas tempat ia bekerja itu sudah hangus terbakar sehingga ia tidak memiliki harapan untuk menagih utang tersebut.

Namun seorang penjual wanita menawarkan kepadanya kesempatan untuk bekerja, ia pun menerimanya.

Michael mencari Angel dan kemudian menemukanya, ia membawanya pulang.

Dalam perjalanan Angel jujur pada Michael tentang apa yang dia lakukan dengan Paul. Namun Michael tetap menerimanya karena dia sungguh mencintai Angel.

Menyadari besarnya cinta dan pengurbanan Michael, Angel sangat menyesali perbuatannya. Untuk pertama kalinya Angel merasa sangat kotor. Ia menangis sambil berusaha membersihkan tubuhnya di sungai, bahkan menggosok badannya dengan batu. Melihat hal tersebut Michael datang dan memaafkannya.

Mengetahui Michael memaafkan dan menerimanya, Angel mulai menerima Michael. Ia mulai melakukan tugasnya sebagai istri dan sangat mencintai suaminya itu.

Salah satu adegan film Redeeming Film (2) (Sumber: https://chvnradio.com)

 

*Penulis adalah Peneliti di Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities Universitas Indonesia


Kepustakaan

Barth, C. Theologia Perjanjian Lama 4. BPK Gunung Mulia, 2005.
Baxter J, Sidlow. Menggali Isi Alkitab 2 (Ayb-Mal). YKBK/OMF, Jakarta, 1993.
Boyd, Frank M. Kitab Nabi- Nabi Kecil. Gandum Mas, Malang, 1995.
Bullock, Hassell C. Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama. Gandum Mas, Malang. 2002.
Dyrness, William. Tema-Tema Dalam Teologi Perjanjian Lama. Gandum Mas, Malang, 1993.
Green, Denis. Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama. Gandum Mas, Malang, 1995.
Kuiper de, A. Kitab Hosea. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2003.
Lasor. W. S; Hubbard D. A; Bush F. W. Pengantar Perjanjian Lama 2 (Satra dan Nubuat). BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1994.
Movley, Harry. Penuntun ke dalam Nubuat Pejanjian Lama. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2006.
Rowley, H. H. Ibadat Israel Kuna. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2009.
Vriezen, Th. C. Agama Israel Kuno. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2009.