Joko S Gombloh: Disertasi tentang Disertasi

Pengamat musik Joko Suranto Gombloh meraih gelar doktor di Institut Seni Indonesia Surakarta minggu ini. Disertasinya unik. Lain daripada yang lain. Dan mungkin baru pertama kali ada disertasi demikian. Disertasinya berjudul: Pertunjukan Kata-Kata Makna dan Problematika Disertasi Penciptaan Seni Pada Institut Seni Indonesia Surakarta. Disertasi ini mengupas sembilan disertasi penciptaan karya seni (musik, tari, teater) milik para “senior” dia di progam S3 dari sudut semiotika Roland Barthes dan teori analisis framing media dari William Ganson. 

Sembilan disertasi “kakak kelas“ Gombloh yang dibahas Gombloh antara lain: Hutan Pasir Sunyi karya Dr Hendrawanto Pandji Akbar ; Garak Nagari Perempuan: Sebuah Esai Tentang Perempuan Minangkabau Dalam Bentuk Koreografi karya Dr Susas Rita Loravianti, Cahayo Garih Tangan Sako Bajawek: Aubade Hoerijah Adam karya Dr Rasmida, Reinterpretasi Legong Tombol Di Desa Banyuatis, Buleleng: Antara Memori Kolektif dan Model Pembelajaran Kompleksitas karya Dr Ida Ayu Wimba Ruspawati, Wayang Boneka Wong Agung Jayengrana karya karya Dr Trisno Santoso, Penciptaan Teater “Rumah Dalam Diri karya Dr Yusril, Pertunjukan Teater Tutur PM Toh Mencipta Bersama Masyarakat karya Dr Sulaiman Juned, Harkat Bunyi Alam Mangrove karya Dr Kadek Indra Wijaya, Ghahmuyi karya Dr Kamarulzaman Bin Mohamed Karim.     

Menurut Gombloh kesembilan disertasi itu secara makna dapat dibagi dua kategori: Reflektif dan substansial. Naskah-naskah disertasi Hutan Pasir Sunyi, Ghamuhyi, Rumah Dalam Diri dan Teater Tutur PM Toh termasuk tergolong disertasi reflektif. Sementara Wayag Boneka Wong Agung Jayengrana, Harkat Bunyi Alam Mangrove, Cahayo Garih, Garak Nagari Perempuan dan Legong Tombol termasuk kategori substansial.

Di akhir disertasinya, Gombloh menyarankan penciptaan naskah disertasi seni penciptaan di ISI Surakarta seyogyanya dituliskan dengan memadukan gaya penulisan akademik (academic writing) dan gaya penulisan kreatif (creative writing) dengan proporsi yang tepat. Untuk ini Gombloh menyatakan bentuk penulisan paper Critical Commentary ala The University of Queensland Australia bisa menjadi rujukan yang inspriratif. Critical Commentary ala The University of Queensland memiliki ketentuan penulisan naskah harus 20.000 kata serta  naskah  harus bisa berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan. Should be scholarly in character.

Selamat, nggih, Mas Gombloh.  

BWCF2023