Pos

Mengungkap Gelap-Terang dan Topeng dari Pameran Alchemy of Shadows I Ketut Suwidiarta 

Oleh I Made Kridalaksana*  I Ketut Suwidiarta menutup tahun 2024 dengan menggelar pameran tunggal “Alchemy of Shadows” di Komaneka Gallery, Ubud-Bali. Pada pameran yang berlangsung 29 Desember 2024 sampai 29 Januari 2025 ini, ia menampilkan 15 karya visualnya. Arif Bagus Prasetyo pada katalog pameran ini menjelaskan teknik yang diterapkan Suwidiarta pada pameran tunggal kali ini […]

Membaca Papua dari Kaimana

Oleh: Riwanto Tirtosudarmo* Terbitnya buku “Sejarah Pemerintahan dan Masyarakat Kaimana” (Pustaka Obor, 2025) mengingatkan saya pada almarhum Muridan S. Widjojo. Ketika merancang penelitian sejarah Kaimana tahun 2008 saya termasuk yang diajaknya sebagai anggota tim penelitiannya. Muridan mengatakan waktu itu bahwa tim–nya adalah sebuah “dream team”. Terlihat disitu ambisinya untuk mengerjakan sebuah proyek yang besar. Muridan […]

Gayo adalah Budaya Kopi

Oleh: Pietra Widiadi & Dewi Arum Nawang Wungu* Belum tahu tahun berapa pastinya, tetapi Pemerintah Hindia Belanda mulai menggalakkan kopi di Dataran Tinggi Gayo PD tahun 1908. Kopi-kopi Gayo di bawa dari Jawa, salah satunya dari Malang. Mungkin seperti di Lampung yang di awali dari orang-orang dari Blau, Ngajum, Malang. Dari beberapa diskusi tentang Kopi […]

Secercah Lebenswelt: Yang Tertinggal dari Kereta Api Yang Berangkat Pagi Hari

Oleh Ninuk Kleden-P* Saat pertama membaca Kereta Api yang Berangkat Pagi Hari, saya tidak hanya menjumpai kisah perang yang ditandai dengan peledakan jembatan, tapi juga pascaperang dengan aroma pulang, dan dunia yang diimpikan Kuntowijoyo. Roman ini telah banyak dibicarakan, meskipun demikian, masih ada secercah keindahan yang belum terungkap. Keindahan yang ditawarkan  bukan dari metafora puitik, […]

Ruang Publik dan Jouissance dalam Pembentukan Subyek Lansia

 Oleh Indro Suprobo & Ons Untoro* The difficulty with talking about jouissance is that we cannot actually say what it is. We experience it rather through its absence or insufficiency. As subjects we are driven by insatiable desires. As we seek to realize our desires we will inevitably be disappointed – the satisfaction we achieve […]

Politik Pangan, Tubuh yang Sakit, dan Seni sebagai Kritik 

Oleh Purnawan Andra* Tragedi keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyentak kesadaran publik. Bagaimana mungkin sebuah kebijakan yang digadang-gadang sebagai penopang kehidupan justru menelan korban? Pangan, yang mestinya menyehatkan, justru berubah menjadi racun yang melumpuhkan tubuh rakyat.  Tapi persoalan ini tidak bisa hanya dibaca dengan kacamata teknokratis seperti soal distribusi, pengawasan mutu, atau […]

Puisi dan Masa Pakai Kata

Oleh Gus Nas Jogja* Puisi adalah pertarungan melawan waktu, dan setiap kata di dalamnya adalah upaya untuk mencapai keabadian. Di era analog, masa pakai kata diuji oleh keausan cetak dan memori kolektif; di era Literasi Digital, tantangannya jauh lebih kompleks: banalitas yang diinduksi oleh algoritma, kebisingan platform, dan kedangkalan interaksi. Kata-kata dalam bait-bait puisi itu […]

Perempuan dan Estetika Perjuangan: Membaca Feminisme dalam Kritik Seni dan Teater Tubuh

Oleh Galang Mario* Tubuh perempuan, sepanjang sejarah, tidak pernah benar-benar menjadi miliknya. Tubuhnya kerap dijadikan kanvas untuk citra, objek dalam sistem nilai, simbol dalam narasi budaya, dan pusat tarik ulur kuasa yang tak berkesudahan. Dalam dunia seni, tubuh perempuan bahkan sering kali tampil tanpa suara: diposisikan sebagai indah, namun diam; menggoda, namun tak berdaya. Tapi […]

“Berdamai dengan Diri Sendiri”: Terapi Jiwa Racikan Ki Ageng Suryomentaram 

 Oleh Tony Doludea* Kudiarmaji adalah anak ke 55 dari 79 putra-putri Sultan Hamengku Buwono VII (1839–1921), yang berkuasa antara 1877-1921. Kudiarmaji lahir pada 20 Mei 1892 dan diberi gelar Bendoro Raden Mas (BRM). Masa muda Kudiarmaji dihabiskan di Keraton. Pada usia 18 tahun, BRM Kudiarmaji diangkat menjadi pangeran dan diberi gelar Bendoro Pangeran Haryo (BPH) […]

Audit Total MBG

Oleh: Gus Nas Jogja* Esai ini adalah sebuah seruan epik, bukan sekadar kajian program. Ia adalah upaya untuk mengangkat sebuah kebijakan publik dari ruang sempit politik jangka pendek menuju cakrawala keabadian kognitif bangsa. Program MBG (Makanan Bergizi) ditempatkan sebagai mandat suci, sebuah gestalt pembangunan yang menolak diskursus parsial tentang angka dan efisiensi, dan sebaliknya, menuntut […]