Pos

Festival Cak Durasim 2025

Dengan bangga kami, keluarga Komunitas Surabaya Juang mengundang untuk menghadiri dan menyaksikan acara Festival Cak Durasim 2025. Waktu: 📅 Hari: Kamis – Jumat, Tanggal: 30–31 Oktober 2025 🕐 Waktu:18.00 – 22.00 📍 Pendopo Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya Rangkaian Acara: Kamis, 30 Oktober 2025 RITUS MUCUKI LUDRUK oleh Ki Toro dan Sanggar […]

Tafaqquh fi Tamaddun: Dialekta Santri di Jantung Disrupsi Digital

Oleh: Gus Nas Jogja*   Melampaui Batas Kitab Kuning Menuju Samudra Peradaban: Santri di Persimpangan Kosmos Santri, sejak berabad-abad, adalah metafora hidup tentang sebuah perenialitas: kesinambungan spiritual yang dibentuk oleh disiplin asketik dan intelektual. Ia adalah pewaris tradisi kenabian, yang mandat utamanya terangkum dalam diktum suci: Tafaqquh Fiddin—pendalaman dan pemahaman mendalam atas agama. Dalam lorong-lorong […]

Pesantren dalam Pusaran Filsafat Eksistensial dan Pendidikan Karakter

Oleh: Gus Nas Jogja* Pesantren, secara harfiah, adalah tempat tinggal para santri. Namun, secara eksistensial, ia adalah sebuah Ruang Penyingkiran Diri atau Space of Self-Exile. Memilih Pesantren adalah sebuah keputusan radikal, sebuah penolakan sublim terhadap kepastian dunia luar yang didominasi oleh hiruk-pikuk materi dan gemerlap fatamorgana. Ini adalah langkah pertama menuju filsafat eksistensial khas Pesantren: […]

Hikayat Perupa dalam Sinema # 6: Affandi: Sukrasana, Isterinya, dan Sopirnya. Arie Smit: Di Balik Cahaya Gemerlapan

Oleh Agus Dermawan T.*   Nasib Affandi berada di tangan orang-orang pintar, sehingga karirnya ke seluruh dunia berputar. Apa yang dilakukan oleh isterinya? Dan apa yang ia berikan kepada sopirnya? Sementara Arie Smit adalah putera orang kaya Belanda yang memilih jalan melata–lata. Hidupnya panjang dan ajaib. Siksa neraka dan cahaya bahagia ada di dua tangannya. […]

Hari Kebudayaan: Antara Seremoni, Konspirasi dan Selebrasi

Oleh: Gus Nas Jogja* Proyeksi Eksistensial Atas Penentuan Tanggal, Beban Bhinneka, dan Kiamat Budaya Digital Seremoni: Kelahiran Sebuah Tanggal dan Ironi Pengakuan Pada sebuah senja di tahun 2025, melalui SK Menteri Kebudayaan Nomor 162/M/2025, sang Menteri, Dr. H. Fadli Zon, secara seremonial menandatangani kelahiran sebuah tanggal: 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional. Penetapan ini, pada […]

Multikulturalisme dan Manusia Indonesia

Oleh. Mudji Sutrisno SJ.*   Apa itu budaya dan bagaimana sebuah budaya berkembang dalam sebuah masyarakat? Apa dan bagaimana pertemuan antar budaya? Bagaimana sejarah kehidupan multikultur di Indonesia? Akan seperti apa kehidupan multikultur di Indonesia menghadapi globalisme? Apa dan bagaimana peran pendidikan dan kaitan akademisi dalam menghadapi tantangan multikulturalisme? Sebagai sebuah diskursus yang relatif baru […]

Menegaskan Makna Pemajuan Kebudayaan

Oleh: Purnawan Andra*   Setelah sewindu berlalu sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, kini bangsa Indonesia memiliki Hari Kebudayaan yang diperingati setiap 17 Oktober. Penetapan ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kebudayaan Nomor 162/M/2025 tanggal 7 Juli 2025, yang merujuk pada momen bersejarah 17 Oktober 1951—ketika Presiden Soekarno menandatangani Peraturan Pemerintah […]

Catatan dari Menonton Pertunjukan Peserta FTJS 2025 (Bagian 1)

*Oleh: Dendi Madiya (Juri FTJS 2025) Festival Teater Jakarta Selatan (FTJS) berlangsung lagi tahun ini. Semua pementasan peserta dilaksanakan di Gedung Pertunjukan Bulungan, Gelanggang Remaja Jakarta Selatan, pada pukul 20.00 WIB, minggu pertama hingga pertengahan September 2025. Sebagaimana beberapa agenda kesenian lainnya, penyelenggaraan kegiatan ini sempat diundur karena force majeur: terjadinya demonstrasi di Jakarta. Catatan […]

Membaca Wacana Revolusi

Oleh Mudji Sutrisno SJ.* Sejarawan Benedict Anderson menegaskan bahwa di Republik Indonesia secara historik faktual satu-satunya revolusi adalah revolusi untuk kemerdekaan. Itu dimulai dalam penelitianya 1943-1946 dalam bukunya Revolusi Pemoeda (1972) untuk menjawab kritis tesis gurunya G.T. Kahin (Nasionalisme dan revolusi di Indonesia, 1961), bahwa Kemerdekaan RI adalah hasil pendidikan sekelompok elite Indonesia dan organisasi-organisasi […]

Sastra Sebagai Cetak Biru: Literasi Humanitarian dalam Ekosistem Kebudayaan

Oleh: Gus Nas Jogja* Di antara denting gong yang mengambang di udara senja dan bisikan daun lontar yang mengering, terukir sebuah peta yang tak kasat mata. Ia bukanlah peta geografis, melainkan sebuah cetak biru, sebuah arsitektur jiwa yang menjadi fondasi bagi ekosistem kebudayaan Nusantara. Peta ini, yang selama berabad-abad diwariskan dari mulut ke mulut, dari […]