Pos

Pengepungan Tak Selesai: Sebuah Tafsir Eksistensial atas Film Joko Anwar

Oleh Drupadi Astuti* Bukit Duri, yang dalam kenyataan adalah hamparan pinggiran ibu kota yang penuh luka penggusuran, dalam film ini menjelma menjadi tanda, metafora, labirin kesadaran kolektif. Joko Anwar, lewat Pengepungan di Bukit Duri, tidak hanya membuat film—ia membongkar memori kota, memori kelas, memori negara, dan memori kita sebagai bangsa yang terlalu sering lupa kepada […]

Jaman Baru Telah Datang : Tidak Semua Pembuat Film Adalah Orang Kaya

Oleh Ismail Basbeth* Seringkali saat menonton film kita membandingkan apa yang terjadi di layar dengan hidup kita, atau hidup orang-orang di sekitar kita, yang kita kenal ataupun yang mengalami apa yang di alami oleh tokoh-tokoh di dalam film. Ini respon yang natural, karena demikianlah sebuah film menemukan relasinya dengan penonton secara personal. Semakin dalam sebuah […]

Sihir Perempuan

Oleh Tonny Trimarsanto Pada tahun 2011, gempa berkekuatan 9 skala Richter melanda Jepang. Bencana ini  menimbulkan efek tidak berkerjanya secara maksimal sistem pendingin pembangkit nuklir di Fukushima. Kepanikan, kebingungan muncul, seakan memutar kembali memori masyarakat Jepang pada tragedi bom di Hiroshima dan Nagasaki saat Perang Dunia. Dari tragedi ini, nama Muto Ruiko muncul sebagai seorang […]

Logika Abjeksi dalam Memori Kolektif dan Kuasa Komodifikasi Ketakutan

Oleh Purnawan Andra Film horor Indonesia telah mengukir tempat tersendiri dalam industri hiburan, dengan ratusan judul yang diproduksi setiap tahunnya. Data dari Laporan Industri Film Indonesia (2020) telah  menunjukkan bahwa film horor menyumbang sekitar 25–30% dari total produksi film nasional. Harian Kompas (29/3/2025) menyebut pada periode 2017–2024 data jumlah penonton film horor menunjukkan pergeseran signifikan, dari […]

Bencana California, Bara Hollywood, dan Api MARILYN

Oleh Agus Dermawan T. Kebakaran di Los Angeles mengingatkan kita kepada pesona bintang film Hollywood Marilyn Monroe. Ia adalah ikon sepanjang masa “Negeri Para Penghibur Dunia” itu. ———————— LOS ANGELES, atau “Negeri Para Malaikat”, kebakaran! Pacific Palisades, Eaton, San Gabriel, Hurst, Lembah San Fernando, Kenneth hingga Ventura County diterjang badai api luar biasa. Menurut laporan […]

Yang Klasik, Klise, dan Krasuk dari “Samsara” Garin Nugroho

Oleh: Razan Wirjosandjojo*   Setelah Setan Jawa, karya Garin Nugroho bertajuk “Samsara” hadir sebagai film kedua yang dalam bentuk film bisu hitam-putih dengan iringan orkestrasi musik langsung. Setelah ditayangkan di Esplanade, Samsara ditayangkan di Indonesia Bertutur 2024 di Nusa Dua, Bali, dan baru saja ditayangkan di Jogja Netpac Film Festival di Yogyakarta. Semua penayangan mendapatkan […]

Samsara – A Cine-Concert

An Esplanade Commission Garin Nugroho (Indonesia) 10 Mei 2024/Jumat : 20.00 (waktu Singapore)/8pm Durasi : 1 jam, 20 menit   Esplanade Concert Hall Ticket: harga mulai $28 View all ticket specials Synopsis What is one willing to give up to fulfil their insatiable desires? Following the internationally acclaimed Setan Jawa—which premiered in 2017 to a […]

Max Weber: Kapitalisme sebagai Etika Asketis

Oleh Tony Doludea Siddharta Gautama lahir sekitar 623 SM, sebagai pangeran Kerajaan Sakya yang berada di perbatasan antara India dan Nepal. Dua belas tahun sebelum kelahirannya, seorang brahmana telah meramalkan jika calon putra Raja Suddhodana itu akan menjalani takdir hebat. Disebutkan bahwa putra Sang Raja itu akan menjadi seorang resi besar. Sejak kecil Gautama tidak pernah […]

 Dimensi Lain dari Film Agak Laen

Oleh  Agus Dermawan T. Film Agak Laen adalah refleksi komedis tentang pengangguran anak muda di Indonesia. Di balik tawa, tersimpan keadaan sosial yang terluka. ———- SATU ADEGAN yang lucu tapi pilu, di sehampar Pasar Malam. Oki (Oki Rengga), pemuda tinggi besar gagah perwira, duduk di “kursi panas” permainan Lempar Kuyup. “Kursi panas” Oki dihubungkan dengan […]

Sepi yang Menggerogoti “Eksil”

Oleh Razan Wirjosandjojo (Studio Plesungan, Karanganyar) Dinginnya Minggu (4/2) menggelitik ketika saya turun dari kereta komuter. Solo digempur hujan, saya kira Jogja hanya tinggal menunggu giliran. Saya memasuki gedung bioskop Empire XXI, mencetak tiket yang sudah saya pesan sebelumnya. Saya menunggu kurang lebih separuh jam dengan tiket yang menunjukkan nomor “4”. Tak lama saya memasuki […]