Pos

Revolusi Bunga: Semiotika Warna dan Narasi Jalanan

Oleh: Gus Nas Jogja* Sesudah demo bercampur anarki melahirkan begitu banyak korban masyarakat sipil, sejumlah trend perlawanan muncul dengan pola baru, yaitu melalui simbol warna pink dan hijau di berbagai mural dan grafiti. Konsep “Revolusi Bunga dengan Warna Pink dan Hijau” bukan sekadar deskripsi visual, melainkan sebuah manifesto yang terukir di kanvas jalanan. Ia adalah […]

Festival Muria Raya dan Ironi Desa yang Gelisah

Oleh: Mukhlis Anton Nugroho* Desa yang Dirayakan Di kaki Gunung Muria, Desa Tempur menjadi tuan rumah Festival Muria Raya (FMR) ke-5, sebuah perhelatan budaya yang menyala pada pertengahan Agustus lalu. Dalam kesahajaan suasana desa, festival ini menghadirkan pengalaman yang jarang ditemui di kota: relasi tanpa sekat antara tuan rumah dan tamu, antara seniman dan penonton. […]

Mencari Indonesia 5: Ketimpangan, Ketidakadilan dan Masyarakat Pinggiran 

                  Oleh Maxensius Tri Sambodo*  Buku yang berjudul ‘Mencari Indonesia 5: Ketimpangan, Ketidakadilan dan Masyarakat Pinggiran’, karya Riwanto Tirtosudarmo, menjadi hadiah ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Buku ini berjumlah 390 halaman (plus i – xxiv) dan diterbitkan oleh MNC Publishing. Sebelum masuk pada fase pentalogi […]

Hikayat Perupa dalam Sinema # 1: Raden Saleh, Sang Pangeran Aneh 

Oleh Agus Dermawan T.* Indonesia memiliki banyak tokoh yang kisah hidupnya amat layak difilmkan. Di antaranya dari jagad kesenimanan yang dilakoni para perupa legendaris. Topik sinema yang bisa jadi variasi di tengah hebohnya film horor rumah tua dan drama air mata remaja.  ———– SEJARAH menengarai, kisah hidup para perupa terkenal pada umumnya memiliki nuansa human […]

Panggung Drama Sosial Politik Indonesia 

 Oleh Purnawan Andra* Belakangan ini, kita menyaksikan dinamika sosial-politik Indonesia yang penuh gejolak. Mulai dari demo buruh, protes mahasiswa, maraknya aksi solidaritas setelah kematian seorang pengemudi ojek online, hingga perdebatan di ruang digital yang tak pernah berhenti.  Peristiwa-peristiwa ini sering kita tanggapi dengan cara sederhana, seperti tentang siapa salah, siapa benar, siapa yang patut disalahkan, […]

Mengapa Teater Koma Belum Titik

Oleh Bambang Bujono* Sebuah catatan dari menonton pementasan Teater Koma Mencari Semar, naskah dan sutradara Rangga Riantiarno, di Ciputra Theatre, Jakarta, 13-17 Agustus 2025. Teater Koma belum titik. Grup yang didirikan pada 1977, ketika penggagas Taman Ismail Marzuki habis masa jabatannya sebagai Gubernur Jakarta, seolah hendak membuktikan bahwa tanpa seorang “maecenas” sekaliber Bang Ali, Teater […]

Lagu Leo Kristi: Liriknya

Oleh Prof. Dr. Mudji Sutrisno SJ.* “Hening sekelilingmu kau lihat fajar mulai menyingsing kau dengar suara adzan pagi kau dengar suara bedug di surau, hatimu menangis jangan bersedih, Allah pengasih” Inilah syair awal “Nyanyian Fajar”, sebuah lagu balada pagi dari Leo Kristi dalam acak “Nyanyian Fajar”. Ia menyapa pagi di ranah desa dengan menghibur jangan […]

Pameran Seni Virtual Kontemporer & Demo 29 Agustus Berdarah

Oleh Mikke Susanto* Demonstrasi dan protes masyarakat Indonesia atas kelakuan sejumlah anggota DPR RI dan kasus kenaikan pajak oleh Pemerintah di akhir Agustus 2025 sangat meneror kita. Apalagi peristiwa tersebut telah memakan korban. Seorang pengemudi ojol meninggal dunia dilindas rantis Polri di Jakarta pada 29 Agustus lalu. Di hari berikutnya aksi massa pun berlanjut di […]

Ziarah Seni Modern dan Sosok Patron Seni Hendra Hadiprana

Oleh Bambang Asrini Widjanarko* Sebuah ziarah dihamparkan, seperti mengikuti arah hati menyusuri ‘jejak-jejak sakral’ dalam sejarah seni modern Indonesia. Pameran Retrospeksi bertajuk Napak Tilas Seni di Galeri Hadiprana, Jakarta 23 Agustus sampai 15 September 2025 ini membuka memori. Event itu menyibak ulang karya koleksi-koleksi salah satu patron seni penting, tepatnya seni rupa; Hendra Hadiprana.  Koleksinya […]

Antara Pahat, Pasar, dan Memori Tubuh: Sebuah Catatan Reflektif Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Serenan

Oleh Chici Yuliana Nadi* Di setiap sudut rumah, di ruang kerja pengrajin, suara pahat seakan menjadi denyut harian yang tak pernah absen. Ada sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar keterampilan teknis—sebuah memori tubuh yang lahir dari puluhan tahun kebiasaan, dari tangan-tangan yang terbiasa memahat tanpa banyak berpikir, seakan kayu dan tubuh sudah bersepakat untuk saling […]