Pos

Bu Kek Siansu: Seni Bela Negara, Jalan Pedang Kho Ping Hoo

oleh Tony Doludea Kho Ping Hoo menceritakan bahwa pada siang itu terdengar teriakan-teriakan dari para pengepung. “Tangkap mata-mata musuh!” “Bunuh pemberontak!” “Tangkap pembunuh Bouw-ciangkun!” Ribuan perajurit sudah bergerak lagi. Swat Hong memegang lengan suhengnya, Kwee Lun juga ikut mendekati Sin Liong. Betapapun juga, ia gentar menghadapi ribuan orang yang berteriak-teriak itu, apalagi ia tidak boleh […]

Sajak-Sajak Teguh Tri Fauzi

Rekreasi Penyair —setiap waktu mengompa cuaca, sedang apa penyair di dunia ini? Ayam berkokok di malam hari, kita mengira hubungan intim sedang terjadi, padahal Adam dan Hawa sepakat memperkeruh jalan hidup ini. Setiba terbit pagi penyair akan membikin matahari menjadi puisi hari ini, tanpa rumit makna mencari kata, tanpa silang-sengketa majas hiperbola. Menjelang siang tak […]

Puisi-Puisi Alexander Robert Nainggolan

KOTA YANG BERPUTAR kota terus berputar, melingkar bersama bising. menerbangkan debu dan virus pandemi. jalan-jalan dipenuhi debar, langkah-langkah seperti sekat menusuk dengan belati. mirip dengan iklan yang berjalan di sepanjang billboard, kalimat-kalimat mengeras dan sekarat. “siapa lagi yang mati esok hari?” namun engkau terus bergegas, tak mampu melepas setiap cemas. entah di belahan sudut yang […]

Bima Suci Atau Transendentalisme?

Oleh Tony Doludea Menjelang siang, Sena telah sampai di gua gunung Candramuka, air yang dicarinya itu ternyata tidak ada. Lalu gua dan di sekitarnya diobrak-abrik. Rukmuka dan Rukmakala, raksasa yang tinggal di hutan itu marah dan mendatanginya. Meskipun Sena sudah menjelaskan tujuan kedatangannya, kedua raksasa itu tetap mengamuk karena merasa hidup mereka telah diganggu. Kemudian […]

Tiada Dharma Mendua: Kajian dan Terjemahan Sang Hyang Kamahayanikan

Deskripsi buku:  Judul: “Tiada Dharma Mendua: Kajian dan Terjemahan Sang Hyang Kamahayanikan” Penulis: Hudaya Kandahjaya Penerbit: Karaniya, Jakarta, edisi 1, cetakan 1 Bahasa: Indonesia Ukuran: 15,5 × 22,5 cm Jumlah halaman: xxii + 328 halaman ISBN: 978-602-1235- Terbit: September 2022  Sinopsis: Setelah menulis buku “Borobudur – Himpunan Kebajikan Sugata”, Hudaya Kandahjaya kini telah selesai pula […]

Film Tari Mahendraparvata: Topeng Mengungkap Misteri

Oleh Yudhi Widdyantoro Topeng adalah gambaran diri. Topeng mewakili aneka karakter. Sifat tegas, lembut, tegas, lemah manusia bisa muncul dan terefleksikan dalam topeng. Topeng menjadi analogi buku, kitab, atau manusia itu sendiri dalam lintasan sejarah. Sejarah adalah lintasan waktu dan wilayah. Sejarah menjadi penghubung yang terpisah. Sejarah bisa dikenali dari tinggalan arkeologis yang tidak bisa […]

Gedebok Diganti Jerami (Kisah Mendalang Bahasa Jerman di Frankfurt)

Oleh Sigit Susanto Gedebok Pisang Diganti Jerami Gandum Jerami kering dari dahan gandum itu diikat dengan tali diletakkan memanjang di atas panggung sebanyak empat ikatan. Itulah alat penancap wayang kulit sebagai pengganti gedebok pisang. Jerami kering mengganti gedebok pisang ini menjadi fokus di pikiran saya, karena saya belum yakin, apakah jika wayang ditancapkan, bisa berdiri […]

Performance Art, Relasi Sejarah dan Kuasa Kota (Dari “Temu Seni Indonesia Bertutur”, Makassar 2022)

Oleh Afrizal Malna (Berkata Karaengnge Matowae: siapa saja yang negerinya ditaklukkan, maka niscaya tidak diketahui adat leluhurnya, pertanda ia takkan bangkit lagi).1 Hari sangat panas menjelang sore. Di bagian belakang bangunan Benteng Fort Rotterdam, Makassar, 6 Agustus 2022, di balik dinding benteng, terhampar pemukiman padat. Saya menyapa seorang lelaki tua, namanya Aminuddin Jaya. Usianya 73 […]

Antara Ruwatan Candi Tegowangi dan Penebusan Kemah Suci Israel

Oleh Tony Doludea Candi Tegowangi terletak di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, 24 km dari Kota Kediri. Candi ini terbuat dari batu andesit, berdenah bujur sangkar, menghadap ke arah barat dengan panjang 11,2 meter, lebar 11,2 meter dan tinggi keseluruhan 4,35 meter.  Candi ini dalam keadaan rusak, hanya tersisa sebagian kecil dari tubuh candi dan […]

 Puisi-Puisi Wendoko 

NYANYIAN UNTUK TUAN TAN  bertumpuk dalam di ingatan, hidupmu lamur oleh arus timbul dan tenggelam masa yang lewat, dan waktu yang hanyut untukmu, kusiapkan cawan dan seguci anggur  siapa mengira, setelah 10 tahun kau menjejak pekarangan dan beranda dan mengetuk lagi pintu pondokku rumpun krisan di pekarangan pondokku katamu, seindah taman gerbang kota saat petang […]