Puisi-Puisi Ika Yuni Purnama
Kepada Wislawa Szymborkska
Dear Maria, hari ini aku ingin berkabar panjang
sepanjang kenangan
hitam putih jamanku
Negeriku bagai sebentuk berlian berkilauan menyilaukan sekaligus
menghias jari manis gadis berkulit hitam manis
Lautnya biru berhias terumbu ungu dan hiu
Dear Maria, sejauh ini aku tidak ingin sebentuk berlian
menggores beningnya kaca mematahkan hati pemuda
Dear Maria, sebentuk berlian sangatlah menyilaukan
Serpihannya pun tajam
tetap menyilaukan
dalam ungu terumbu laut
Negeriku sedang belajar
mengenakan serpih berlian
agar tetap cantik manis
di jari gadis hitam manis
Jakarta, 17062020
Di Kamar Mandi
Aku, selalu datang padamu dan semuanya menjadi angan
Ketika aku berendam dalam bath up penuh busa
Aku menatap langit kamar mandi penuh bunga
Ada pohon cemara dan aku naik hingga pucuk
Menembus langit biru, melihat pelangi
Aku berjalan di atas pelangi
Bergaun renda putih, bersepatu kaca
Namun apakah satu yang sia-sia
Karena di sana hanya bertemu pangeran buruk rupa
Mungkin tidak harus berendam
Duduk saja di closet yang putih
Menatap lantai marmer
Di sana ada pangeran tampan dan baik hati
Jakarta, 07042021.14.19WIB
Kuda Putih
: Umbu Landu Paranggi
Dahulu kuda putih itu mengiringi langkahmu
Menelusuri Yogyakarta hingga nama baptismu melekat di sana
Meringkik dalam cambuk sajak dan puisi cinta
Kuda putih itu datang dari Sumba
Tidak dengan diam namun penuh rona merah dan gairah
Membelah hingar bingar sepanjang Fort Vredeburg dan Malioboro
Menyiram bara semangat seniman kota kerajaan istimewa
Kini kuda putih itu datang membawamu melewati pulau dewata dengan kantong-kantong puisi penuh cinta
Mengantar sajak penuh doa pada-Nya
Selamat jalan Presiden Malioboro, Penyair berkuda putih, salam cinta dan damai
Jakarta, 06042021.15.03WIB
Senja Mencekam Dengan Dua Ekor Kelelawar
Mengapa ia harus jatuh cinta pada hati yang telah terbelah
Memilih sendiri dengan menggenggam cinta yang tak menyurut
Memperjuangkan kesetiaan seumur hidup
Siapa hendak disalahkan ketika takdir datang saat senja makin menjingga
Dan dua ekor kelelawar mulai membuka matanya
Mengintip bencana dalam gelap malam
Karena luka masa silam, nyawa melayang tanpa berkabar
Seseorang telah membunuh belahan hatinya, karena luka masa silam
Yang terluka torehan senyum masa silam
Kelelawar terbang rendah di senja itu, membawa hati yang terbelah dua
Untuk mengambil hati yang jatuh di masa silam
Kelelawar hinggap di pagi hari
Membayar kesetiaan yang menahun
Membuka kebenaran cinta
Berharap abadi
Jakarta, 19022021.12.00WIB
Salju Senja Bulan Februari
langit membiru
patung rusa bersinar
hati bersalju
Aku menunggu, kau menunggu
Jalan ke rumahmu makin tebal terbalut butiran salju
Betapa hari-hari lambat merambat di ranting-ranting dingin
Tak berdaun dan menghitam di birunya langit senja
Hati seakan terbawa daun-daun kedinginan jatuh sembarangan
Rangkaian lampu membentuk rusa telah berdiri menunggu
Suatu saat kau pasti pulang, dari jalan salju yang lain
Aku tetap menunggu, kau sedang menunggu
peganglah tangan ibu, singgahlah di ingatannya
berikan sedihmu, tebarkan senyummu
di tangisan anak kecil
di hati yang lepas
di hidup yang tertawan
di kerinduan senantiasa
Kerinduan di sini, di bulan februari
para pencinta bertukaran notisi“valentines”
Untukmu kutitipkan kata manis, di setiap butiran salju
‘I love you”
Jakarta-Bremen, 14022021. 22.22WIB
*Ika Yuni Purnama adalah seorang Desainer Interior dan pengajar di Institut Kesenian Jakarta serta Asesor di bidang Desain Interor dan Exhibition. Menulis buku:Biografi Jejak jejak Kirjomulyo 2002.
Keren kak Ika Yuni, is oke
Terimakasih mba Riami…salam sehat selalu…selamat berpuisi sehingga kehidupan penuh cahaya dan berwarna.
Mbak Ikayuni
Banyak “ruang” yg kau ciptakan
Dan ruang ruang itu ikut menyanyikan puisi puisi mu
Salam hangat dan sehat selalu mas Fabi…ruang-ruang jangan dibiarkan gelap gulita, mari bawa pelita sehingga ruang memberi kehidupan yang bercahaya.