Penyair Sebagai Mesin

Seperti apakah Side-B sejarah puisi Indonesia? Selama ini kita menerima sejarah puisi Indonesia sebagai sebuah fakta yang tak bisa lain. Kita membacanya sebagai riwayat buku-buku puisi yang pernah diterbitkan, sebagai riwayat karya-karya yang telah dituliskan. Namun, bagaimana dengan buku-buku puisi yang tidak pernah diterbitkan, yang tidak pernah dituliskan? Bagaimana dengan buku-buku puisi yang mungkin?

Seandainya hari ini roh Chairil Anwar dihidupkan kembali oleh mesin ke dalam sesosok monster buatan Doktor Frankenstein, puisi-puisi macam apa yang akan ia tuliskan? Seperti apakah puisi-puisi Chairil yang mungkin, yang tidak pernah ada tetapi mungkin ada? Apakah Sapardi Djoko Damono punya Side-B, puisi-puisi lain yang mendekam dalam halaman tak kasat mata buku-bukunya?

Seandainya para penyair dengan ideologi puitik yang berlawanan dirakit menjadi sebuah kepribadian, puisi-puisi macam apa yang akan tercipta? Seperti apakah puisi yang dihasilkan dari percampuran gaya puitik antara Goenawan Mohamad dan Taufiq Ismail, antara Dea Anugrah dan Timur Sinar Suprabana, atau antara Saut Situmorang dan Tere Liye? Makhluk semacam apa yang mendekam di zona ambang di antara dua atau lebih penyair?

Temukan jawabnya dalam buku terbaru Martin Suryajaya: “Penyair sebagai Mesin: Sebuah Eksperimen dalam Penulisan Jauh dan Sejarah Lain Puisi Indonesia”. Prapesan sekarang di Penerbit Gang Kabel sebelum kehabisan.

PEMESANAN:

Whatapps : 0859 6020 2706

 

#sastraindonesia #puisi #sastrawan #aiart #chatgpt #estetik