Orang-Orang Bloomington dan The 2023 PEN Translation Prize untuk Tiffany Tsao
Sejak tahun 1963, sebuah organisasi yang bernama PEN America rutin menyelenggarakan program yang dikenal sebagai PEN Translation Prize. Program ini merupakan sebuah penghargaan tahunan yang ditujukan bagi penerjemahan karya dari bahasa apapun ke dalam bahasa Inggris. PEN America sendiri merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang literasi, dengan fokus utama pada upaya perlindungan kebebasan berekspresi di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Berdiri pada tahun 1922, misi utama mereka adalah menyatukan para penulis untuk merayakan ekspresi kreatif dan membela kebebasan di dalamnya. Dengan kata lain, PEN America berdiri di persimpangan antara sastra dan hak asasi manusia.
Tahun ini, PEN Translation Prize diberikan kepada Tiffany Tsao, yang telah berhasil menerjemahkan sebuah novel berbahasa Indonesia berjudul Orang-Orang Bloomington, karya seorang maestro, sastrawan, dan akademisi Indonesia, Budi Darma. Buku tersebut oleh Tiffany kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi People From Bloomington. Dilansir dari laman resmi PEN Translation Prize, atas penghargaannya tersebut, Tiffany berhak mendapatkan hadiah sebesar U$3.000, serta keanggotaan resmi dari PEN America.
Buku Orang-Orang Bloomington merupakan kumpulan tujuh cerita pendek karya Budi Darma, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1980. Terinsipirasi dari periode ketika Budi menempuh pendidikan master dan doktoral di Indiana University Bloomington, cerita dalam buku-buku ini mengisahkan mengenai kehidupan orang-orang yang ia temui selama tinggal disana. Ketujuh cerita tersebut ia tulis dengan judul Laki-laki Tua Tanpa Nama, “Joshua Karabish”, “Keluarga M”, “Orez”, “Yorrick”, “Ny.Elberhart”, dan yang terakhir “Charles Lebourne”.
Berbeda dari karya-karya Budi sebelumnya yang cenderung bergaya absurd, Orang-Orang Bloomington merupakan sebuah cerita realistis, yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Melalui cerita tiga janda tua dan kemunculan sosok laki-laki tua aneh tanpa nama, atau cerita mengenai dinamika hubungan antara tokoh “saya” dengan Joshua Karabish, atau cerita-cerita Orang-Orang Bloomington lainnya, penulis tidak hanya berhasil mengajak pembaca untuk menjelajahi Bloomington pada periode akhir 1970an saja. Lebih dari itu, melalui karyanya ini Budi Darma juga menuntun para pembaca untuk menyelami lebih jauh pergolakan emosi setiap tokoh dalam ceritanya, serta berbagai permasalahan humanistik mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesama. Tetapi meskipun disajikan dengan pendekatan realis, buku ini tidak terlepas dari tema absurditas yang sering ditulis oleh Budi Darma. Seperti apa yang ditulis oleh Tim Redaksi kutukata.id, buku tersebut menunjukan bahwa: “..manusia tak pernah putus dirundung kesulitan memahami diri dan orang lain di sekitarnya.”
Tiffani Tsao sang penerima penghargaan, merupakan seorang penulis dan juga penerjemah karya sastra keturunan Tionghoa-Indonesia, yang lahir di Amerika Serikat. Saat berusia 3 tahun, ia dan keluarganya kembali ke Asia Tenggara, lalu kemudian menghabiskan masa kecilnya di Singapura selama delapan tahun, dan di Indonesia selama enam tahun. Gelar sarjana B.A. pada English Literature, ia peroleh dari Wellesley College, lalu kemudian berhasil meraih gelah Ph.D. nya pada English Literature dari UC-Berkeley. Saat ini, Tiffany tinggal di Sydney, Australia, bersama dengan suami dan kedua anaknya.
Jauh sebelum menerjemahkan Orang-Orang Bloomington, Tiffany telah berhasil menerbitkan beberapa karya diantaranya yaitu novel Under Your Wings (yang kemudian diterbitkan di Amerika Serikat dengan judul The Majesties), serta trilogi fantasi berjudul The Oddfits, yang sejauh ini terdapat dua karya yaitu The Oddfits dan The More Known World. Selain itu, Tiffany juga telah menerjemahkan beberapa karya sastra Indonesia lainnya, antara lain yaitu kumpulan puisi dari Norman Erikson Pasaribu berjudul Sergius Seeks Bacchus, novel karya Dee Lestari berjudul Perahu Kertas, yang kemudian diterjemahkan menjadi Paper Boats, serta novel karya Laksmi Pamuntjak berjudul The Birdwoman’s Palate.
Dalam sebuah essai yang berjudul Tiffany Tsao on The Reality of Fiction: When We Became the People from Bloomington, Tiffany menceritakan bagaimana dinamika dan proses ketika ia menerjemahkan buku Orang-Orang Bloomington. Dalam tulisannya tersebut, ia mengisahkan bahwa langkah pertamanya dimulai pada bulan Juni tahun 2019, yakni dengan mengunjungi Budi Darma di Surabaya, dengan maksud utama meminta izin dari sang penulis untuk menerjemahkan buku Orang-Orang Bloomington. Setelah memperoleh izin, keduanya kemudian berkorespondensi melalui email dan Whatsapp.
Proses penerjemahan yang dilakukan oleh Tiffany mulai menemui tantangan, yakni ketika virus Covid-19 menyerang dunia pada awal tahun 2020. Perubahan pola hidup dengan segala keterbatasannya akibat kebijakan stay at home pada periode pandemi di Australia, membuat Tiffany harus memecah fokusnya, antara kegiatan rumah dengan pekerjaan. Pada saat yang sama, komunikasi Tiffany dan Budi Darma mulai beralih, dari yang pada awalnya banyak membahas pekerjaan, hingga kemudian concern pada kondisi keluarga dan kesehatan satu sama lain. Pada titik ini, Tiffany menyadari bahwa ketertarikan Pak Budi yang tidak hanya pada pekerjaan, melainkan juga pada kehidupan pribadinya, merupakan hasil dari ketertarikan dan kepeduliannya pada orang lain secara umum, seperti apa yang tergambar dari karya-karyanya dalam Orang-Orang Bloomington.
Memasuki tahun 2021, Tiffany dan Budi Darma mendapatkan kabar bahagia, yakni Penguin Classics mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi edisi bahasa Inggris dari Orang-Orang Bloomington, dengan tanggal publikasi ditetapkan yaitu April 2022. Akan tetapi, pada tanggal 20 Juli tahun 2021, Budi Darma yang pada saat itu berusia hampir 85 tahun meninggal dunia, sebelum karya yang sangat dinantikannya diterbitkan. Hampir satu tahun kemudian yakni pada tanggal 12 April 2022, sesuai dengan rencana sebelumnya, People from Bloomington diterbitkan oleh Penguin Classics. Siapa sangka, pada tahun berikutnya sang penerjemah, Tiffany Tsao mendapatkan penghargaan bergengsi atas dedikasinya dalam menerjemahkan buku People from Bloomington. Serangkaian kabar bahagia ini, saya yakin tentunya akan membuat Budi Darma tersenyum pada dimensi yang lain.
Budi Darma sendiri merupakan seorang akademisi dan sastrawan kelahiran Rembang, 25 April 1937. Pendidikan sarjananya ia tempuh pada Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gadjah Mada. Setelah itu, ia kemudian bekerja sebagai dosen pada Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Surabaya, hingga akhirnya menjadi guru besar disana. Budi memperoleh gelar Master of Arts dari English Department, Indiana University, Amerika Serikat pada 1975. Dari universitas yang sama ia meraih Doctor of Philosophy dengan disertasi berjudul “Character and Moral Judgment in Jane Austen’s Novel” pada 1980. Di kota inilah ia menggarap dan merampungkan tujuh cerita pendek dalam Orang-orang Bloomington (1980) dan novel Olenka (1983), yang sebelumnya juga memenangkan hadiah pertama sayembara penulisan novel Dewan Kesenian Jakarta 1980.
*Lesi L.