Entries by

Secercah Lebenswelt: Yang Tertinggal dari Kereta Api Yang Berangkat Pagi Hari

Oleh Ninuk Kleden-P* Saat pertama membaca Kereta Api yang Berangkat Pagi Hari, saya tidak hanya menjumpai kisah perang yang ditandai dengan peledakan jembatan, tapi juga pascaperang dengan aroma pulang, dan dunia yang diimpikan Kuntowijoyo. Roman ini telah banyak dibicarakan, meskipun demikian, masih ada secercah keindahan yang belum terungkap. Keindahan yang ditawarkan  bukan dari metafora puitik, […]

Politik Pangan, Tubuh yang Sakit, dan Seni sebagai Kritik 

Oleh Purnawan Andra* Tragedi keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyentak kesadaran publik. Bagaimana mungkin sebuah kebijakan yang digadang-gadang sebagai penopang kehidupan justru menelan korban? Pangan, yang mestinya menyehatkan, justru berubah menjadi racun yang melumpuhkan tubuh rakyat.  Tapi persoalan ini tidak bisa hanya dibaca dengan kacamata teknokratis seperti soal distribusi, pengawasan mutu, atau […]

Puisi dan Masa Pakai Kata

Oleh Gus Nas Jogja* Puisi adalah pertarungan melawan waktu, dan setiap kata di dalamnya adalah upaya untuk mencapai keabadian. Di era analog, masa pakai kata diuji oleh keausan cetak dan memori kolektif; di era Literasi Digital, tantangannya jauh lebih kompleks: banalitas yang diinduksi oleh algoritma, kebisingan platform, dan kedangkalan interaksi. Kata-kata dalam bait-bait puisi itu […]

Perempuan dan Estetika Perjuangan: Membaca Feminisme dalam Kritik Seni dan Teater Tubuh

Oleh Galang Mario* Tubuh perempuan, sepanjang sejarah, tidak pernah benar-benar menjadi miliknya. Tubuhnya kerap dijadikan kanvas untuk citra, objek dalam sistem nilai, simbol dalam narasi budaya, dan pusat tarik ulur kuasa yang tak berkesudahan. Dalam dunia seni, tubuh perempuan bahkan sering kali tampil tanpa suara: diposisikan sebagai indah, namun diam; menggoda, namun tak berdaya. Tapi […]

“Berdamai dengan Diri Sendiri”: Terapi Jiwa Racikan Ki Ageng Suryomentaram 

 Oleh Tony Doludea* Kudiarmaji adalah anak ke 55 dari 79 putra-putri Sultan Hamengku Buwono VII (1839–1921), yang berkuasa antara 1877-1921. Kudiarmaji lahir pada 20 Mei 1892 dan diberi gelar Bendoro Raden Mas (BRM). Masa muda Kudiarmaji dihabiskan di Keraton. Pada usia 18 tahun, BRM Kudiarmaji diangkat menjadi pangeran dan diberi gelar Bendoro Pangeran Haryo (BPH) […]

Audit Total MBG

Oleh: Gus Nas Jogja* Esai ini adalah sebuah seruan epik, bukan sekadar kajian program. Ia adalah upaya untuk mengangkat sebuah kebijakan publik dari ruang sempit politik jangka pendek menuju cakrawala keabadian kognitif bangsa. Program MBG (Makanan Bergizi) ditempatkan sebagai mandat suci, sebuah gestalt pembangunan yang menolak diskursus parsial tentang angka dan efisiensi, dan sebaliknya, menuntut […]

Kebudayaan Indonesia: Hitam Kelam 60 Tahun Silam 

Oleh Agus Dermawan T.*                 Kitab kebudayaan Indonesia punya banyak halaman hitam kelam. Lembar-lembar itu muncul kala Orde Baru membrangus habis pelaku budaya yang diduga komunis, marxis, leninis, pasca Gerakan 30 September 1965. Bukti kejahatan politik dalam jagad artistik. ————-  PADA 1955 sampai 1965 Indonesia memasuki kurun yang […]

Tantangan Integritas dan Akuntabilitas Tata Kelola Haji

Oleh: HM. Nasruddin Anshoriy Ch* Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia adalah sebuah tugas monumental yang melibatkan jutaan umat dan triliunan rupiah. Di satu sisi, haji adalah rukun Islam kelima, sebuah ibadah suci yang menuntut kesucian niat. Di sisi lain, ia adalah sebuah entitas manajemen yang kompleks, penuh dengan birokrasi, alokasi sumber daya, dan potensi penyimpangan. […]