Halim HD : Penghargaan IKJ Untuk Networker Kebudayaan

Dari Solo ia datang untuk menerima Penghargaan IKJ (Institut Kesenian Jakarta) ke-3 yang digelar Kamis lalu di Teater Besar Taman Ismail Marzuki Jakarta. Memakai topi pet dan kemeja batik, Halim H.D di usianya yang sudat lewat 70 tahun tampak bugar. Aktor senior sinetron, alumnus prodi teater IKJ Rachman Jacob menyerahkan piagam dan piala kepadanya di panggung.

Penghargan IKJ untuk Halim sebagai seorang pengamat teater dan kesenian adalah tepat. Ia konsisten dan memiliki komitmen tinggi untuk senantiasa terlibat dalam permasalahan dan isyu-isyu kesenian. Sejak muda, menjadi mahasiswa Filsafat di UGM, Halim dikenal mengamati proses-proses latihan dan pementasan teater-teater di Yogja dari Teater Gajah Mada sampai Teater Dinasti. Ia juga menulis di koran-koran Yogja dan media kampus.

Di kala istilah networker belum popular, Halim dikenal menyebut dirinya seorang networker budaya. Orang yang aktif membuat jaringan-jaringan antar seniman sehingga tercipta suatu medan kesaling hubungan kesenimanan yang  kreatif. Ia memang dikenal suka jalan ke berbagai daerah untuk bertemu dengan kalangan seniman. Bahkan sampai ke kota-kota kecil untuk meprovoksasi kegiatan kesenian di kota itu. Dia juga dikenal banyak membuat kegiatan kesenian dari Surabaya sampai Makassar. Halim tahun 80-an lama berkiprah di Taman Budaya Jawa Tengah di Solo. Bersama pimpinan TBS saat itu Murtidjono (almarhum) Halim mendinamisir acara-acara di Taman Budaya. Saat ia aktif di Taman Budaya, tempat itu semarak dan menjadi tempat rendezvous persinggahan pementasan teater-teater kota lain. Beberapa tahun terakhir Halim terlibat dalam jaringan diskusi dewan-dewan kesenian seluruh Indonesia dan inisiator Kongres Dewan Kesenian seluruh Indonesia.

Halim sekarang aktif di Studio Plesungan, Mojosongo, Solo. Ia membuat progam-progam residensi seniman,  pertunjukan serta diskusi-diskusi di sana. Yang menarik Halim juga membuat workshop-workshop penulisan mengamati seni pertunjukan untuk kalangan muda. Anak-anak muda diberanikan Halim untuk menulis resensi-resensi pentas teater atau tari secara dalam. “Saat panitia IKJ meghubungi saya untuk penghargaan ini saya terkejut. Saya harus kembali meninjau pikiran dan sensivitas indera saya dalam menyaksikan seni pertunjukan khususnya teater.” Kata Halim kepada Edi Susanto dosen teater IKJ 

BWCF2024