Pos

Antara Pahat, Pasar, dan Memori Tubuh: Sebuah Catatan Reflektif Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Serenan

Oleh Chici Yuliana Nadi* Di setiap sudut rumah, di ruang kerja pengrajin, suara pahat seakan menjadi denyut harian yang tak pernah absen. Ada sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar keterampilan teknis—sebuah memori tubuh yang lahir dari puluhan tahun kebiasaan, dari tangan-tangan yang terbiasa memahat tanpa banyak berpikir, seakan kayu dan tubuh sudah bersepakat untuk saling […]

Pemahaman Seni

Oleh Prof. Dr. Mudji Sutrisno, SJ* Pemahaman seni itu bergantung pada sikap dan apresiasi orang terhadap karya seni atau seni “as such” sebagaimana yang ada. Perubahan/transformasi mendalam esensi seni (atau kontekstualisasinya) ditentukan oleh penyikapan orang pada “penempatan baru”; konteks baru karya seni, misalnya: dari ranah cipta studio lalu dipindah ke museum. Disinilah letak posisi ‘konteks’ […]

Dunia Perantaraan dalam Seni Pertunjukan Jawa: Sejarah dan Mitos, Interkulturalisme dan Interreligiositas (Musik/Budaya)

MENGENALKAN OPEN ACCESS E-BOOK Oleh Prof. Sumarsam* Catatan Setelah selama enam tahun riset dan menulis, akhirnya buku saya terbit pada bulan Oktober 2024 yang lalu. Sebagaimana pada umumnya, buku-buku akademik bahasa Inggris yang diterbitkan di negara-negara Barat harganya pasti sangat mahal. Tetapi akhir-akhir ini, supaya buku-buku tersebut bisa tersebar lebih luas, penerbit bisa mendaftarkan buku […]

Estetika yang Tak Peduli, Seni yang Asyik Sendiri


Oleh: Prof. Dr. Kasiyan, M.Hum.* Konon, seni adalah bentuk paling tinggi dari kesadaran manusia. Ia bukan hanya cermin, tetapi juga palu, kata Bertolt Brecht dalam Esai “Theatre for Pleasure or Theatre for Instruction” (1936) yang memahat wajah realitas. Tapi, barangkali hari ini seni sudah kehilangan palunya. Atau mungkin ia terlalu sibuk berdandan di depan cermin, […]

Icip-icip Kebudayaan dalam “Pici-Pici” Leu Wijee dan Nagara Wada

Oleh Razan Wirjosandjojo* Perjalanan panjang dari Solo tersambut malam yang sumuk di Yogyakarta. Sesampainya di Institut Français Indonesia, saya hadir bersama Mike, Verina, Sekar, pak Halim HD, dan mbak Melati Suryodarmo, kemudian bertegur sapa dan bertukar kabar dengan rekan-rekan yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan. Kami menghabiskan waktu dengan berbincang, sembari menunggu pertunjukan yang terlambat mulai […]

Kekuatan Seni dan Kritik sebagai Kultur

Oleh Purnawan Andra*   Kekuatan seni dan kritik sebagai kultur tidak sekadar menjadi wacana abstrak, melainkan realitas kehidupan yang nyata ketika aparat mencoba mengendalikan ekspresi artistik. Termutakhir, lagu “Bayar Bayar Bayar” dari band Sukatani, yang karena liriknya menyebut polisi, mengundang dugaan tindakan represif dari pihak berwenang. Banyak pihak menganggap intimidasi terhadap Sukatani mengancam kebebasan berekspresi […]

Halim HD : Penghargaan IKJ Untuk Networker Kebudayaan

Dari Solo ia datang untuk menerima Penghargaan IKJ (Institut Kesenian Jakarta) ke-3 yang digelar Kamis lalu di Teater Besar Taman Ismail Marzuki Jakarta. Memakai topi pet dan kemeja batik, Halim H.D di usianya yang sudat lewat 70 tahun tampak bugar. Aktor senior sinetron, alumnus prodi teater IKJ Rachman Jacob menyerahkan piagam dan piala kepadanya di panggung. Penghargan IKJ untuk […]

Kampus dan Festival Seni Pinggiran

Oleh Halim HD. – Networker-Organizer Kebudayaan Beberapa waktu yang lalu untuk kedua kalinya saya menerima kabar via WA tentang rencana penyelenggaraan Festival Seni Pinggiran (FSP) dari Prof Riwanto Tirtosudarmo, pakar geografi politik dan pensiunan LIPI yang rajin berkeliling dan masih terus riset dan menulis. Kabar itu tak menjelaskan secara rinci, hanya sekedar informasi bahwa kampus […]

Performance Art (dan medan pasca-seni)

Penulis: Afrizal Malna Penerbit: DIVA Press ISBN: 978-623-293-774-1 Tebal: 536 hlm. Tahun: 2023 Ukuran: 14×20 (cm) Performance art, sebagai praktik seni, persis, berada dalam bayangan medan pasca-seni. Afrizal Malna menarik kesimpulan ini melalui garis waktu dari Perang Dunia Pertama dan Kedua, dan sejumlah karya yang menandai pelumeran batas-batas seni, membawa kita kepada medan pasca-seni dalam […]

Tutup Ngisor, Sitras Anjilin dan Komunitas Seni Tradisi

Oleh Riwanto Tirtosudarmo Nama Tutup Ngisor pertama kali saya dengar dari Bung Hairus Salim. Mendengar nama  itu, ”Tiuup Ngisor”, entah kenapa ada yang terasa magistical di telinga saya. Saat itu, tahun 2000 saya menjadi koordinator tim penelitian cukup besar Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI tentang kebijakan kebudayaan masa Orde Baru. Jennifer Lindsey yang menjadi […]