Pos

Penelitian Sastra Kita: Paradoks Estetik dalam Cengkeraman Paradigma Luar

Oleh Tengsoe Tjahjono* Dalam perjalanan panjang kebudayaan manusia, sastra hadir sebagai suara batin yang merintih di balik peristiwa, sebagai nyanyian lirih dari jiwa yang menyaksikan, merasakan, dan mengada. Namun hari ini, sastra tak lagi menjadi dirinya sendiri. Ia terperangkap dalam tafsir-tafsir epistemik yang lahir dari luar dirinya, dibalut jargon akademik yang justru menjauhkan pembaca dari […]

Rangga Mei Hua: Ketika Luka Bertemu Teknologi

Oleh Kang Du Tulisan singkat ini membedah novel Rangga Mei Hua: Simfoni Digital karya Lanang Setiawan dalam konteks teori simulakra Jean Baudrillard, posthumanisme Katherine Hayles, serta pendekatan intertekstual terhadap mitos Pygmalion dan film Her karya Spike Jonze. Novel ini ditafsirkan sebagai refleksi atas krisis identitas manusia di tengah era kecerdasan buatan. Melalui tokoh robot bernama […]

Puisi yang Diperingati, Chairil yang Diberi Arti 

Oleh Purnawan Andra* Setiap tanggal 28 April, Indonesia memperingati Hari Puisi Nasional. Tanggal ini dipilih bukan sembarangan, melainkan menandai hari kematian Chairil Anwar, penyair terkemuka yang mati muda. Sosok cerdas dalam pikiran, bernas dalam berdiksi, sosok yang konon ingin “hidup seribu tahun lagi.”  Tapi peringatan hari penting ini, alih-alih jadi ruang refleksi kritis atas posisi, peran dan […]

Monumen di Tengah Badai : Mengenang Chairil Anwar

Oleh Djoko Saryono Tahu-tahu 28 April 2025 lewat. Lewat pula satu momen dan monumen penting: Chairil Anwar! Padahal terhitung sejak membuka mata di dunia, tahun ini sudah satu abad lebih sedikit umur Chairil Anwar. Makin lamalah pula Chairil telah meninggalkan kita semua kendati karya, nama, dan sejarahnya malah kian lekat-lengket pada ingat kita. Dalam usia begitu […]

Puisi-puisi Djoko Saryono

YESUS KRISTUS: kepada teman-teman Kristiani /1/ jarum arloji jatuh: fajar makin luruh kayu membungkam segala aduh: tersalib sesosok tubuh lihat, tampak dia begitu tangguh: lesaplah segala keluh darah mencucuri tanah: harum tersebar melimpah segenap dosa manusia hapus: doa-doa mengalir tak putus “eli, eli, lama sabakhtani”, nyaring serunya hening kokoh bertahta: lindap risik suara apalagi tegas […]

Naskah-Naskah Hamzah Fansuri: Warisan Intelektual Dunia Unesco

Hamzah Fansuri adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah intelektual dan spiritual Islam di Asia Tenggara. Ia dikenal sebagai pelopor puisi sufi dalam bahasa Melayu dan menjadi figur sentral dalam penyebaran ajaran tasawuf wahdatul wujud di kawasan Nusantara pada abad 16. Diterimanya naskah-naskah Hamzuri sebagai Memory of the World (MoW) oleh UNESCO membuat kita makin […]

Puisi-puisi Djoko Saryono

DRUPADI: Bertahun-tahun perempuan itu menggeraikan rambutnya: duh betapa panjangnya, tak terukur lulurnya, tak tampak ujung pangkalnya. Waktu seperti terlipat di dalamnya. Bertahun-tahun perempuan itu tak juga mengeramasi rambut panjangnya: duh betapa semerbaknya, tak ada tanda berakhirnya, tak terlihat hulu muaranya. Lajur waktu serasa tak sanggup menampungnya. Sebab darah muncrat belumlah tersedia: Dursasana masih tertawa, belum […]

Puisi-puisi Tengsoe Tjahjono

 Syawal Hari Pertama Rembulan pecah di telapak tangan, serpihan cahaya mengaliri urat rindu. Langit bergetar, menyulut doa dalam dada, puing-puing malam bersandar di sejadah sunyi. Jejak kaki di pasir waktu, mencari sisa gema takbir yang merunduk, angin berbisik di sela sajadah kosong, menitipkan luka yang mekar dalam sujud. Cawan penuh rahmat, meneteskan sunyi, menggenangi kelopak […]

Sunan Gresik dalam Cerita-Gambar: Konstruksi sebuah Mitos

Oleh Seno Gumira Ajidarma * Diterjemahkan dari “Sunan Gresik in Picture-Story: The Construction of a Myth”, Review of International Geographical Education. ISSN: 2146-0353 ● © Rigeo ● 11(8), Spring, 2021. www.rigeo.org. Diajukan secara daring sebagai “The Islamic Myth as a Case” dalam subtema ‘English Studies Across Societies: Issues and Chalenges’, The 3rd Iconics Adab-International Conference […]

Puisi-puisi Tengsoe Tjahjono

Percakapan Pagar Bambu “Mengapa kau tegak di sini?“ tanya angin kepada pagar bambu. “Aku ditanam sebagai pembelah laut,” jawabnya lirih, “agar batas menjadi nyata, agar gelombang tahu tempat untuk berhenti.“ “Tapi laut tak pernah punya batas,” angin berdesir, “ia adalah napas yang mengembara, ia adalah rumah yang tak berpintu.“ Pagar bambu merintih, sendi-sendinya retak dalam […]