Pos

Yuliani telah Memilih Bagian Terbaik yang Tak Akan Diambil Daripadanya

Oleh: Indro Suprobo* Adalah Yuliani Kumudaswari, penyair perempuan yang tak pernah henti menulis puisi. Seolah-olah, melahirkan puisi telah menjadi nafas hidup. Ia bergerak, mengalir, meluber dan tumpah sebagai pilihan-pilihan kata yang terolah. Pada suatu kesempatan, sonetta menjadi pilihan gaya penulisannya. Seratus buah sonetta disusunnya dalam perjalanan waktu yang panjang dan berjeda. Melaluinya, ia mencermati seluruh […]

Festival Cak Durasim 2025

Dengan bangga kami, keluarga Komunitas Surabaya Juang mengundang untuk menghadiri dan menyaksikan acara Festival Cak Durasim 2025. Waktu: 📅 Hari: Kamis – Jumat, Tanggal: 30–31 Oktober 2025 🕐 Waktu:18.00 – 22.00 📍 Pendopo Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya Rangkaian Acara: Kamis, 30 Oktober 2025 RITUS MUCUKI LUDRUK oleh Ki Toro dan Sanggar […]

Sastra Bulan Purnama: Ruang Rimpang di mana Kuncup Merekah Kembang

Oleh: Indro Suprobo*   “A rhizome ceaselessly establishes connections between semiotic chains, organizations of power, and circumstances relative to the arts, sciences, and social struggles. A semiotic chain is like a tuber agglomerating very diverse acts, not only linguistic, but also perceptive, mimetic, gestural, and cognitive: there is no language in itself, nor are there […]

Nobel Sastra untuk Epik Kematian dan Kebangkitan Seni: László Krasznahorkai, Kronikus Abad Apokaliptik

Oleh: Gus Nas Jogja* Introitus: Palu Godam dari Stockholm dan Teror yang Disahkan Pada hari Kamis, tanggal 9 Oktober 2025, dunia sastra diguncang, bukan oleh kejutan yang menyenangkan, melainkan oleh sebuah pengakuan akan kengerian yang sudah lama kita rasakan. Pengumuman Hadiah Nobel Sastra yang dianugerahkan kepada penulis Hungaria, László Krasznahorkai, atas “karyanya yang menarik dan […]

Puisi dan Masa Pakai Kata

Oleh Gus Nas Jogja* Puisi adalah pertarungan melawan waktu, dan setiap kata di dalamnya adalah upaya untuk mencapai keabadian. Di era analog, masa pakai kata diuji oleh keausan cetak dan memori kolektif; di era Literasi Digital, tantangannya jauh lebih kompleks: banalitas yang diinduksi oleh algoritma, kebisingan platform, dan kedangkalan interaksi. Kata-kata dalam bait-bait puisi itu […]

Puisi-puisi Sinduputra

80 TAHUN,       SETELAH AKU PERTAMA KALI MENULIS PUISI puisi memanggil lebih dekat dengan pohon bunga merindukan tanganku menyentuh pohon dengan pelukan maka mengapa pohon itu terus menangis! pohon itu sudah tua.        80 tahun setelah aku pertama kali menulis puisi pohon itu tempat terakhir kupu-kupu menyimpan air mata kupu-kupu yang […]

Revolusi Linguistik Menjelang Kiamat Bahasa

Oleh Gus Nas Jogya* Prolog Dasein, Struktur, dan Angin Topan Digital Dalam setiap tarikan napas peradaban, bahasa bukanlah sekadar alat komunikasi; ia adalah keberadaan itu sendiri, Dasein (eksistensi) yang membentuk kesadaran dan realitas kolektif kita. Dari prasasti purba yang diukir di batu hingga aksara digital yang berkelebat di layar, bahasa adalah arsitektur yang menopang pemikiran, […]

Rumah Puisi Adalah Hati

Oleh Gus Nas Jogya* Di sebuah kota bernama Partitur Rindu, segalanya adalah bunyi, namun tanpa makna. Jalan-jalan terbuat dari bisikan yang kosong, bangunan-bangunan berdiri dari teriakan yang hampa, dan manusia saling berbicara dengan frasa yang sudah aus, diucapkan bukan untuk menyampaikan, melainkan untuk mengisi kehampaan di antara mereka. Di kota ini, puisi telah mati, dikubur […]

Ketika Orang Darat Blusukan ke Laut

Oleh  Tjahjono Widijanto* Kami telah berjanji kepada sejarah Untuk pantang menyerah Bukankah telah kami lalui pulau demi pulau selaksa pulau Dengan perahu yang semakin mengeras Oleh air laut Selalu bajakan otot-otot kami Ya Tuhan Yang tetap mengayuh entah sejak kapan Barang kali akan memutih rambut kami ini Satu demi satu merasa letih dan tersungkur mati […]

Tembang-tembang Didi Kempot: Dari Estetika Pedalaman dan Spirit Warung Kopi

Oleh  Tjahjono Widijanto* Didi “Kempot” Prasetyo, maestro kondang lagu-lagu Jawa yang dijuluki kaum milenial sebagai “God Father of Broken Heart”  baru saja berpulang, Didi Kempot disebut-sebut memulai kariernya dengan genre campursari. Tidak ada referensi yang pasti dan jelas tentang siapa dan kapan genre campursari ini ditemukan. Fenomena awal musik ini muncul di era 1970-an lewat […]