Pos

Puisi-puisi Tengsoe Tjahjono

Percakapan Pagar Bambu “Mengapa kau tegak di sini?“ tanya angin kepada pagar bambu. “Aku ditanam sebagai pembelah laut,” jawabnya lirih, “agar batas menjadi nyata, agar gelombang tahu tempat untuk berhenti.“ “Tapi laut tak pernah punya batas,” angin berdesir, “ia adalah napas yang mengembara, ia adalah rumah yang tak berpintu.“ Pagar bambu merintih, sendi-sendinya retak dalam […]

Puisi-puisi Tengsoe Tjahjono

  Hakikat Unjuk Rasa Lidah jalan retak-retak, aspal menganga, menelan nyanyian perut. Dinding gedung, gincu emas kusam, mata penguasa tinggal bayangan di layar-layar buta. Langit berwarna besi, tangan-tangan menggapai udara seperti burung tanpa sayap, suara mereka terpanggang matahari. Kota, labirin lapar— jalan-jalan bersuara parau, poster-poster berkeringat darah, bendera-bendera tersenyum miring. Di podium tinggi, mulut-mulut menjahit […]

Puisi-puisi Tengsoe Tjahjono

Cinta di Lampu Merah Dua anak kecil, gitar kardus, kaleng penyok. Lagu sumbang, suara pecah, angin melintas. Lampu merah. Wajah-wajah menoleh, tidak melihat. Tangan kecil terulur, koin jatuh, mata tak bertemu. Di kaca mobil, bayangan raksasa melotot. Tuan berdasi, ibu berselendang, jemari di layar. Bibir tipis, senyum tipis, hidup tipis. Klakson meledak, hujan asap, roda […]

Berkelit dari Perangkap : Memenangkan Suara Keberagaman Sastra Indonesia 25 Tahun Terakhir

Oleh: Djoko Saryono* /1/ Di Indonesia, dua puluh lima tahun lalu rezim (yang menamakan diri) Orde Baru atau pemerintahan Soeharto tumbang oleh (yang menamakan diri) gerakan reformasi. Seketika optimisme dan harapan di berbagai bidang kehidupan merebak atau mekar di tengah luka-luka, keperihan, dan korban perjuangan reformasi. Kerja reformasi dimulai dan digerakkan oleh berbagai unsur bangsa. […]

Memetik Deviden Berkelanjutan : Pram di Tengah Masyarakat Cemas

Oleh Djoko Saryono Mendengar, menyebut, dan/atau menyaksikan nama Pram beserta riuh rendah pelbagai diskursus tentangnya, seketika timbul pelbagai pertanyaan di kepala. Kenapa Pram beserta karyanya hingga sekarang tetap dihormati oleh banyak kalangan, tak lekang waktu meski waktu terus berlalu melintasi berlapis generasi. Kenapa Pram diapresiasi mulai generasi “boomers” hingga generasi milenial, bahkan gen z tanpa […]

Membumikan Kafka di Tanah Nusantara

Franz Kafka (1883-1924), seorang penulis ternama dunia yang memiliki gaya dan tema unik dengan menggabungkan unsur-unsur realisme dan fantastis, mengeksplorasi isu-isu seperti kecemasan, eksistensial, rasa bersalah, dan absurditas. Beberapa karya penting Kafka yang dipublikasikan semasa hidupnya adalah koleksi cerita Contemplation (1913) dan A Country Doctor (1919), serta novel The Metamorphosis (1915). Karya Kafka telah menginspirasi […]

Negara dan Kesusastraan di Indonesia: Hubungan Benci Tapi Rindu

  Oleh Djoko Saryono Negara memerlukan pilar penyangga agar dapat ada, berdiri, berfungsi, dan berperanan. Tiga pilar penting negara adalah birokrasi, tentara, dan budaya. Ketiganya mengabdi menegakkan dan menjaga negara: keberadaan, kedudukan, dan fungsi serta peranan negara bagi warga negara. Birokrasi membuat negara bisa melayani segala keperluan warga negara di samping melayani aparatus negara; tentara membuat […]

Pramoedya, Banalitas Kejahatan Sistemik dan Reinterpretasi Narasi Kuasa Negara

Oleh Purnawan Andra* Pramoedya Ananta Toer, salah satu sastrawan besar Indonesia yang kita peringati seabad kelahirannya pada 6 Februari 2024 lalu, telah lama dikenal sebagai penulis yang menggugah kesadaran nasional melalui karya-karyanya yang menyuarakan sejarah perjuangan dan perlawanan rakyat.  Di balik narasi heroik kemerdekaan dan perjuangan rakyat yang kerap mendominasi catatan sejarah resmi, karya-karya Pramoedya […]

Puisi-puisi Djoko Saryono

RIWAYAT REMPAH /1/ “Kamilah yang menyemaikan hasrat paling memabukkan kesadaran orang-orang di jagat raya: lantas mereka menumbuhkan dera di sepanjang pematang cerita hidup manusia!” ujar rempah-rempah bersama. Kepada tiap telinga semesta. Seluruh Eropa pun tegang, mata batin nyalang, saraf membangunkan gelinjang, dan orgasme lidah menghabiskan nafas orang-orang. Telinga dan kepala memasang antena, lalu menyadap percakapan […]

Teks Sastra dan Rekonstruksi Sejarah

Oleh: Tjahjono Widijanto* Teks sastra hadir di tengah-tengah masyarakat pembacanya dengan membawa kodratnya yang “hemaprodite”, satu sisi teks sastra berpijak pada realitas sisi yang lain berpijak pada imajinasi. Antara realitas dan imajinasi tidak dapat ditentukan mana yang lebih penting karena keduanya bercecabang, berkelindan dan berpagutan menjadi satu. Fakta dan fiksi, factual dan imajinatif bersenyawa dalam […]