Pos

Arie Smit: HofAS dan Rumah Memorabilia

(Bagian Kedua) Oleh Agus Dermawan T.* Kediaman Arie Smit dijadikan museum memorabilia, House of Arie Smit. Letaknya tak jauh dari Neka Art Museum, yang memajang lukisan Arie dalam Pavilyun Arie Smit. Semua benda penting dan remeh-temeh peninggalan Arie terangkai jadi sejarah.  ————— “ARIE SMIT, pendiri perkumpulan Young Artist di Penestanan, Ubud, 1960, adalah pelukis yang […]

Catatan Progam Pementasan Ryukyu Buyo Japan Foundation

Oleh Seno Joko Suyono* Khazanah tari tradisi sering merupakan pintu masuk untuk menelusuri hubungan-hubungan lama antar kebudayaan yang tak terduga. Hal itulah yang memantik imaji saya saat mengikuti workshop tari Ryukyu Buyo di selasar Graha Bakti Budaya, Jumat tanggal 25 Juli lalu. Pengantar singkat yang diberikan oleh Mogi Hitoshi Ph.D, dari National Theatre Okinawa sebelum […]

Puisi-puisi Sinduputra

 80 TAHUN, SETELAH PROKLAMASI  tahun 1945, Chairil Anwar menulis puisi “Kepada Penyair Bohang” : (Kelana tidak bersejarah Berjalan kau terus! Sehingga tidak gelisah Begitu berlumuran darah)* 80 tahun, setelah proklamasi dibacakan 80 tahun, setelah Chairil Anwar menulis puisi “Kepada Penyair Bohang” revolusi belum selesai. sejarah masih berdarah revolusi, sebagaimana puisi, tidak menempuh usia tumbuh hening. […]

Kontroversi (penulisan) Sejarah Indonesia 2

Oleh Riwanto Tirtosudarmo* Apa yang ditunggu akhirnya datang. Meskipun masih dalam bentuk draft, buku sejarah yang menjadi kontroversi ini akhirnya bisa dibaca oleh publik. Pada tanggal 28 Juli 2025 pagi saya mendapatkan draft buku itu melalui link yang dikirim sahabat saya, seorang sejarawan yang tinggal di Malang, Sisco (Fransico Hera). Sebelumnya, pada tanggal 24 Juli […]

Arie Smit: Mencari “Teja Jegeg”, Ketemu Bebek!

(Bagian Pertama) Oleh Agus Dermawan T. Pada 19 Juli sampai 19 Agustus 2025 di Neka Art Museum, Ubud, Bali, terselenggara pameran lukisan “Poetic Light” karya Arie Smit almarhum. Pameran yang diinisiasi Pande Made Kardi Suteja ini dibuka oleh Marc Gerritson, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste. Pameran yang menjunjung Arie Smit […]

Membaca Jejak Pembentukan Hasrat dan Ideologi

Oleh Indro Suprobo Judul buku : Warisan 3 Kerajaan Penulis: Bud Murdono Halaman: 628 hlm Penerbit: Kiblat Buku Utama, Bandung Terbit: 2025 —– “The problem for us is not whether our desires are satisfied or not. The problem is how do we know what we desire? There is nothing spontaneous, nothing natural about human desires.  […]

Tikus sebagai Imajinasi Sosial 

Oleh Purnawan Andra* Dalam berbagai kebudayaan, tikus bukan sekadar hewan pengerat yang menjengkelkan. Ia menjelma simbol. Tikus adalah metafora tentang kerakusan, kelicikan, kelangsungan hidup yang licin, dan bahkan kelaliman tersembunyi yang merusak dari dalam.  Dalam konteks Indonesia, kehadiran tikus tidak hanya relevan dalam ranah biologis atau ekologis, tetapi juga dalam lanskap sosial-politik dan imajinasi kultural […]

Foto-Foto dari Lingen

Untuk kesekian kalinya Teater Anak Tanah Air pentas di ajang festival teater anak dunia. Kali ini di World Festival of Children’s Theatre di Lingen Jerman. Foto-foto yang dikirimkan panitia festival di Jerman kepada Jose Rizal Manoa demikian ekspresif. Dari foto-foto saja kita dapat melihat betapa anak-anak Indonesia memiliki energi kesukariaan yang membuncah. Petilan pentas berjudul […]

Festival Waduk 2025: “Bersama Merawat Alam Lewat Budaya”

Blora, Jawa Tengah – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional sekaligus menguatkan upaya pelestarian seni dan budaya lokal, Stichting Peduli Seni Indonesia, yayasan nirlaba berbasis di Belanda bekerjasama dengan Langgeng Culture Center milik penulis muda asal Blora, W. Sanavero, menggelar Festival Waduk 2025 pada Minggu, 27 Juli 2025 di GOR Desa Tempuran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. […]

Tragedi Saidjah-Adinda dan Komunitas Kristen Awal di Lebak Banten

Oleh Tony Doludea*  Eduard Douwes Dekker (1820-1887), dalam novelnya Max Havelaar menceritakan, bahwa pada suatu hari di desa Badur, distrik Parungkujang, Lebak Banten. Saat itu Saidjah berusia tujuh tahun, kerbau ayahnya dirampas oleh kepala distrik Parungkujang.  Karena dengan kerbau itu ia mengolah sawahnya, maka ayahnya itu sangat sedih dan berdiam diri berhari-hari. Sebab sebentar lagi […]