Pos

Seni Pertunjukan Kemanusiaan Kontemporer 

Oleh Purnawan Andra* Jumat 26 September 2025 lalu, suasana Bundaran UGM mendadak ramai oleh suara yang tak biasa. Bukan deru kendaraan, bukan pula orasi lantang, melainkan suara panci, wajan, dan kaleng yang dipukul berulang-ulang oleh sekelompok ibu-ibu.  Sekilas, pemandangan itu mungkin terlihat sederhana, bahkan lucu bagi sebagian orang: ibu-ibu membawa alat dapur ke jalan raya. […]

Islam dan Komunisme: Sejarah Kiri Dunia Islam

Oleh Riwanto Tirtosudarmo* Sejak 1965 komunisme menjadi hal tabu di negeri ini. Ada ketakutan untuk membicarakannya. Setidaknya ada dua pihak yang takut menyentuh barang ini. Pihak pertama adalah mereka yang ketakutan komunisme bangkit kembali, dan pihak yang lain adalah mereka yang takut membicarakan karena bisa dianggap komunis atau setidaknya bersimpati pada komunisme. Ketakutan jelas sebuah […]

Anomali Program MBG

Oleh: Gus Nas Jogja* Program Makanan Bergizi (MBG) digagas sebagai sebuah terobosan mulia, sebuah manifesto kebangsaan untuk mengikis stunting dari akar tani dan menumbuhkan kemandirian ekonomi di desa. Dengan alokasi anggaran yang fantastis, program ini seolah menjadi jawaban atas banyak persoalan struktural di Indonesia. Namun, di tengah gemuruh pujian dan harapan, sebuah anomali menyakitkan mencuat: […]

Jalan Budaya

Oleh Prof. Dr. Mudji Sutrisno, SJ.* 1. Manusia adalah makhluk yang berusaha terus menerus mencari “makna” dalam hidupnya. Dia juga terus menerus mengacu hidupnya pada apa yang dipandang berharga sebagai baik, benar dan indah dalam menghayati dan menapaki kehidupannya baik individual maupun sebagai komunitas. Dalam dirinya terdapat kemampuan untuk memahami secara akal budi (baca: kemampuan […]

Puisi-puisi Sinduputra

80 TAHUN,       SETELAH AKU PERTAMA KALI MENULIS PUISI puisi memanggil lebih dekat dengan pohon bunga merindukan tanganku menyentuh pohon dengan pelukan maka mengapa pohon itu terus menangis! pohon itu sudah tua.        80 tahun setelah aku pertama kali menulis puisi pohon itu tempat terakhir kupu-kupu menyimpan air mata kupu-kupu yang […]

Negeri Memalukan Karena Tidak Memiliki Rasa Malu Lagi

Oleh Tony Doludea* Mantan Presiden Korsel Roh Moo-hyun (62 tahun) tewas saat mendaki gunung di dekat rumahnya, Sabtu 23 Mei 2009. Roh bunuh diri dengan cara melompat dari bukit itu. Mantan Presiden itu meninggalkan rumahnya pada pukul 05.45 untuk mendaki bukit Ponghwa. Ia terlihat melompat  sekitar pukul 06.40.  Roh melakukan bunuh diri diduga karena kasus […]

Revolusi Linguistik Menjelang Kiamat Bahasa

Oleh Gus Nas Jogya* Prolog Dasein, Struktur, dan Angin Topan Digital Dalam setiap tarikan napas peradaban, bahasa bukanlah sekadar alat komunikasi; ia adalah keberadaan itu sendiri, Dasein (eksistensi) yang membentuk kesadaran dan realitas kolektif kita. Dari prasasti purba yang diukir di batu hingga aksara digital yang berkelebat di layar, bahasa adalah arsitektur yang menopang pemikiran, […]

 Hikayat Perupa dalam Sinema # 4: Bom untuk Spies, Hibiscus untuk Mayeur

Oleh Agus Dermawan T.* Walter Spies tidak hanya pelukis, namun juga seorang musikus, koreografer tari, penggambar botani. Riwayat Spies yang menyakitkan dilingkupi riuhnya Perang Dunia II. Berbeda dengan Le Mayur dan Ni Pollok yang dipenuhi bunga-bunga asmara. ———— WALTER Spies (1895-1942) adalah salah satu dari pelukis Hindia Belanda yang memiliki biografi luar biasa. Pria ini […]

Wajah Budaya Indonesia di Swiss: Tarian dari Aceh sampai Papua

Oleh Sigit Susanto* Winterthur, Sabtu, 20 September 2025, siang hari langit biru, matahari menyorot tajam. Barangkali ini akhir musim panas tahun ini di Swiss. Bagaimana dengan gedung beralamat di Heinrich-Bosshard-Strasse 2, sudah berbenah untuk menggelar pentas budaya Indonesia dengan tajuk Colourful Indonesia? Sepanjang jalan masuk ke acara ini terlihat dua anak muda menancapkan bendera umbul-umbul […]

Suku Digital dan Krisis Algoritma 

Oleh Tony Doludea* Unjuk rasa menolak tunjangan perumahan DPR di seputaran Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, berlangsung sejak Senin 25 Agustus 2025 siang hingga malam.  Mereka turun ke jalan karena tunjangan perumahan Rp 50 juta per bulan bagi anggota DPR itu dinilai tidak pantas di tengah kesulitan ekonomi yang dihadapi masyarakat.  Emosi mereka kian tersulut setelah […]