Pos

Ruwat-Citra Estetika: Antara Sofistikasi dan Transformasi Nilai

Oleh Prof. Dr. Kasiyan, M.Hum.* Kata “perubahan” memang senantiasa digadang sebagai mantra zaman. Ia hadir dalam pidato pejabat, paparan korporasi, hingga brosur pariwisata, seakan-akan menjadi kunci emas bagi segala kebuntuan. Kata “transformasi” bergulir lincah dari panggung politik hingga iklan televisi, membawa aura seolah semua masalah dapat teratasi lewat satu sulap retoris. Buku terbaru Sigit Pramono, […]

Mengungkap Gelap-Terang dan Topeng dari Pameran Alchemy of Shadows I Ketut Suwidiarta 

Oleh I Made Kridalaksana*  I Ketut Suwidiarta menutup tahun 2024 dengan menggelar pameran tunggal “Alchemy of Shadows” di Komaneka Gallery, Ubud-Bali. Pada pameran yang berlangsung 29 Desember 2024 sampai 29 Januari 2025 ini, ia menampilkan 15 karya visualnya. Arif Bagus Prasetyo pada katalog pameran ini menjelaskan teknik yang diterapkan Suwidiarta pada pameran tunggal kali ini […]

Hikayat Perupa dalam Sinema #5: Romualdo: Perempuan dan Kematian. Sudarso: Perempuan dan Perkawinan

Oleh: Agus Dermawan T.* Apabila hubungan Romualdo dengan perempuan amat romantik sekaligus menegangkan, maka jalinan Sudarso dengan perempuan amat menggelitik dan mencengangkan. Riwayat Romualdo akan menjadikan layar sinema seperti tamasya Bali, Jawa, Eropa. Kisah Sudarso menjelma jadi komedi. ————– Lho lho lho, Romualdo! ROMUALDO Frederico Locatelli lahir di Bergamo, Italia pada 4 April 1905. Sejak […]

Gayo adalah Budaya Kopi

Oleh: Pietra Widiadi & Dewi Arum Nawang Wungu* Belum tahu tahun berapa pastinya, tetapi Pemerintah Hindia Belanda mulai menggalakkan kopi di Dataran Tinggi Gayo PD tahun 1908. Kopi-kopi Gayo di bawa dari Jawa, salah satunya dari Malang. Mungkin seperti di Lampung yang di awali dari orang-orang dari Blau, Ngajum, Malang. Dari beberapa diskusi tentang Kopi […]

Ruang Publik dan Jouissance dalam Pembentukan Subyek Lansia

 Oleh Indro Suprobo & Ons Untoro* The difficulty with talking about jouissance is that we cannot actually say what it is. We experience it rather through its absence or insufficiency. As subjects we are driven by insatiable desires. As we seek to realize our desires we will inevitably be disappointed – the satisfaction we achieve […]

Politik Pangan, Tubuh yang Sakit, dan Seni sebagai Kritik 

Oleh Purnawan Andra* Tragedi keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyentak kesadaran publik. Bagaimana mungkin sebuah kebijakan yang digadang-gadang sebagai penopang kehidupan justru menelan korban? Pangan, yang mestinya menyehatkan, justru berubah menjadi racun yang melumpuhkan tubuh rakyat.  Tapi persoalan ini tidak bisa hanya dibaca dengan kacamata teknokratis seperti soal distribusi, pengawasan mutu, atau […]

Puisi dan Masa Pakai Kata

Oleh Gus Nas Jogja* Puisi adalah pertarungan melawan waktu, dan setiap kata di dalamnya adalah upaya untuk mencapai keabadian. Di era analog, masa pakai kata diuji oleh keausan cetak dan memori kolektif; di era Literasi Digital, tantangannya jauh lebih kompleks: banalitas yang diinduksi oleh algoritma, kebisingan platform, dan kedangkalan interaksi. Kata-kata dalam bait-bait puisi itu […]

“Berdamai dengan Diri Sendiri”: Terapi Jiwa Racikan Ki Ageng Suryomentaram 

 Oleh Tony Doludea* Kudiarmaji adalah anak ke 55 dari 79 putra-putri Sultan Hamengku Buwono VII (1839–1921), yang berkuasa antara 1877-1921. Kudiarmaji lahir pada 20 Mei 1892 dan diberi gelar Bendoro Raden Mas (BRM). Masa muda Kudiarmaji dihabiskan di Keraton. Pada usia 18 tahun, BRM Kudiarmaji diangkat menjadi pangeran dan diberi gelar Bendoro Pangeran Haryo (BPH) […]

Audit Total MBG

Oleh: Gus Nas Jogja* Esai ini adalah sebuah seruan epik, bukan sekadar kajian program. Ia adalah upaya untuk mengangkat sebuah kebijakan publik dari ruang sempit politik jangka pendek menuju cakrawala keabadian kognitif bangsa. Program MBG (Makanan Bergizi) ditempatkan sebagai mandat suci, sebuah gestalt pembangunan yang menolak diskursus parsial tentang angka dan efisiensi, dan sebaliknya, menuntut […]

Kebudayaan Indonesia: Hitam Kelam 60 Tahun Silam 

Oleh Agus Dermawan T.*                 Kitab kebudayaan Indonesia punya banyak halaman hitam kelam. Lembar-lembar itu muncul kala Orde Baru membrangus habis pelaku budaya yang diduga komunis, marxis, leninis, pasca Gerakan 30 September 1965. Bukti kejahatan politik dalam jagad artistik. ————-  PADA 1955 sampai 1965 Indonesia memasuki kurun yang […]