Pos

Museum Hermann Hesse

Oleh Sigit Susanto* The Power of Pembaca Sastra Secara umum pembaca di mata pengarang sangat membantu, karena membeli bukunya. Lebih jauh, syukur ia mereview, syukur lagi ia sering mencomot kalimatnya perlahan menjadi aforisme. Syukur lagi buku itu dijadikan bahan diskusi, menginspirasi buku baru karangan pembaca sendiri, dibuat kado untuk acara ulang tahun atau perkawinan, dibuat […]

Sains Dan Kematian Filsafat?

Oleh  Dr. Soffa Ihsan* Manusia pada fajar peradaban terpana pada alam semesta, khususnya pada sejumlah fenomena yang pada masanya tak sepenuhnya dimengerti. Kenapa ada hujan, banjir, gunung meletus, badai, wabah, penderitaan, kematian. Untuk menjelaskan misteri ini manusia menyusun cerita tentang adanya kekuatan tersembunyi, yang lebih besar dari manusia, dan  mengatur alam di sekitarnya. Muncullah kisah-kisah […]

Dewi Sri, Pergelaran Subkultur, dan Politik Kebudayaan

Oleh Purnawan Andra* Nusantara sejak awal bukanlah ruang homogen. Ia adalah pertemuan berlapis dari ratusan bahasa, sistem kepercayaan, adat, dan praktik estetik yang terus bergerak. Clifford Geertz dalam Religion of Java menyebut Jawa sebagai “mosaic of cultural streams,” dan istilah itu tampak hidup di Jawa Timur.  Dalam hal ini, Ayu Sutarto (2004) mengidentifikasi sepuluh subkultur […]

Pemahaman Seni

Oleh Prof. Dr. Mudji Sutrisno, SJ* Pemahaman seni itu bergantung pada sikap dan apresiasi orang terhadap karya seni atau seni “as such” sebagaimana yang ada. Perubahan/transformasi mendalam esensi seni (atau kontekstualisasinya) ditentukan oleh penyikapan orang pada “penempatan baru”; konteks baru karya seni, misalnya: dari ranah cipta studio lalu dipindah ke museum. Disinilah letak posisi ‘konteks’ […]

Nasionalisme dalam Film Indonesia 

 Oleh Purnawan Andra* Nasionalisme di Indonesia selalu hadir dalam bentuk yang berlapis. Ia bukan semata slogan politik atau ritual peringatan setiap Agustus, melainkan juga imajinasi kolektif yang diproduksi dan dinegosiasikan terus-menerus lewat budaya, termasuk film.  Sejak era awal perfilman, layar telah berfungsi sebagai cermin sekaligus laboratorium bagi identitas nasional. Dari propaganda kolonial hingga euforia pascakemerdekaan, […]

Dunia Perantaraan dalam Seni Pertunjukan Jawa: Sejarah dan Mitos, Interkulturalisme dan Interreligiositas (Musik/Budaya)

MENGENALKAN OPEN ACCESS E-BOOK Oleh Prof. Sumarsam* Catatan Setelah selama enam tahun riset dan menulis, akhirnya buku saya terbit pada bulan Oktober 2024 yang lalu. Sebagaimana pada umumnya, buku-buku akademik bahasa Inggris yang diterbitkan di negara-negara Barat harganya pasti sangat mahal. Tetapi akhir-akhir ini, supaya buku-buku tersebut bisa tersebar lebih luas, penerbit bisa mendaftarkan buku […]

Pamor Pangeran Diponegoro Dalam Tempaan Bara Api Keraton Yogyakarta

Oleh Gus Nas Jogja* Relasi antara Pangeran Diponegoro dan Keraton Kasultanan Yogyakarta bukan sekadar catatan sejarah tentang perebutan kekuasaan atau gejolak politik. Ia adalah sebuah elegi agung yang terukir dari pergulatan batin, pencarian makna spiritual, dan benturan peradaban, yang pada akhirnya melahirkan sebuah narasi epik tentang keberanian dan pengorbanan. Kisah ini adalah cerminan dari jiwa […]

Merdeka dalam Gelora Perang Jawa

Oleh Agus Dermawan T. Diponegoro adalah ksatria Nusantara yang punya banyak dimensi. Ia anak raja yang tidak haus kekuasaan, ahli perang yang rendah hati, dan pangeran yang sangat benci korupsi. Dua ratus tahun Perang Diponegoro diingatkan lewat perayaan. ————– KEPAHLAWANAN Pangeran Diponegoro (1785-1855) selalu aktual. Dan puncak aktualitas Diponegoro selama dua abad berada di sejumlah […]

Catatan Pementasaan Teater Koma Mencari Semar, Karya/Sutradara Rangga Riantiarno

 PROSPEK III  Oleh Giri Basuki* Dalam guyuran derasnya air hujan, mobil MPV itu meluncur di jalan Pantura dari arah timur, sebelum akhirnya membelok kekiri menuju jalan alternatif, menempuh sisa perjalanan melalui rute perjalanan jalur tengah menuju Ibukota.  Setelah melewati beberapa desa, curah hujan mulai berkurang menyisakan rintiknya. Memasuki kawasan perkebunan, laju mobil sedikit melambat sebelum […]

Puisi-puisi Imam Budiman

Al-Asma’i, 739—831 Ia rutin menyalakan bahasa-bahasa baru sebagai lampion di malam hari kepada dua anak khalifah—yang kelak saling membantah lalu bersilang darah selepas kematian ayahnya disadarinya bahwa peristiwa kelam itu tak akan lama lagi. Sebab ia mengasihi peternakan dan ladang serupa pulang ke masa kecilnya—kemudian mulai belajar merumuskan: Derap langkah kuda, punuk unta yang menyimpan […]