Unan-unan Desa Ngadas

Oleh Muhammad Nasai*

Masyarakat Ngadas, Kawasan Tengger Semeru merupakan masyarakat yang sangat teguh dalam menjaga kearifan lokal, adat istiadat di desanya. Terlebih pada ritual-ritual keagamaan, selain itu masyarakat Ngadas sampai hari ini juga masih rutin menyelenggarakan ritual Unan-unan. Sebuah ritual “nglenggahaken kolo (waktu)”, sebuah ritual yang sangat berkaitan dengan penanggalan untuk masa tanam. 

Tepat pada tanggal 3 agustus 2023, masyarakat Ngadas menyelenggarakan ritual Unan-unan, sebuah ritual yang hanya berlangsung 5 tahun sekali. Di mulai sehari sebelumnya, dengan ritual penyembelihan kerbau, yang nantinya di jadikan persembahan sebagai ungkapan rasa terima kasih. Kerbau yang hanya di ambil dagingnya, di biarkan utuh kulit hingga kepala kerbau. Kerbau ini nanti akan di arak hingga ke punden Sanggar Agung Desa Ngadas. 

Kerbau yang sudah disembelih.(1). (Foto: Yosoft)

Kerbau yang sudah disembelih.(2). (Foto: Yosoft)

Menyiapkan ubo rampe kepala kerbau untuk dibawa ke lokasi ritual. (Foto: Yosoft)

Kepala kerbau sudah lengkap dengan ubo rampe untuk dibawa ke lokasi ritual. (1). (Foto: Yosoft)

Kepala kerbau sudah lengkap dengan ubo rampe untuk dibawa ke lokasi ritual. (2). (Foto: Yosoft)

Arak-arakan yang di ikuti oleh semua warga desa Ngadas ini, di pimpin langsung oleh Dukun Ngadas, tetua adat dan kepala desa di baris paling depan. Sebelum Prosesi arak kepala kerbau ke punden Ngadas, masyarakat berjibaku dan gotong-royong mempersiapkan “ubo rampe” dan kelengkapan ritual, sesaji pisang dan jajanan tradisional serta hasil bumi ngadas. 

Sejak pagi hari, aktifitas masyarakat Ngadas dalam persiapan ritual Unan-unan sudah tampak, terlebih kaum perempuan, halaman belakang rumah Kepala Desa di jadikan Pawonan, tempat memasak dan menyiapkan segala keperluan ritual unan-unan.

Warga Desa Ngadas menyiapkan ubo rampe untuk ritual Unan-unan. (Foto: Nasai)

Sejak pagi, kaum perempuan Ngadas yang mengenakan slempang sarung, sudah sibuk dengan aktifitas masak-memasak. Kaum laki-laki menata dan menyiapkan daging serta jajanan atau hasil bumi dalam bungkus janur muda. Bungkusan ini yang nanti di taruh di atas kulit dan kepala kerbau yang akan di arak ke punden Sanggar agung Desa Ngadas.

Sebuah tetabuhan kendang dan alunan seruling menjadi penanda waktu kirap segera di mulai, masyatakat banyak yang mendekati arah tetabuhan kendang, dimana tempat kerbau dengan segala ubo rampe berada. Dukun ngadas memulai prosesi doa, sebelum keberangkatan kepala kerbau. Suasana sakral begitu kentara, masyarakat kyusuk mengikuti prosesi doa keberangkatan ini.

Upacara akan dimulainya kirab membawa kepala kerbau menuju tempat ritual Unan-unan. (Foto: Nasai)

Kirap membawa kepala kerbau ke punden lokasi puncak ritual Unan-unan. (1) (Foto: Nasai)

Kirap membawa kepala kerbau ke punden lokasi puncak ritual Unan-unan. (2) (Foto: Nasai)

Kirap membawa kepala kerbau ke punden lokasi puncak ritual Unan-unan. (3) (Foto: Nasai)

Kirap membawa kepala kerbau ke punden lokasi puncak ritual Unan-unan. (4) (Foto: Nasai)

Seteah doa-doa di panjatkan, kepala kerbau pun di berangkatkan, ribuan warga ngadas mengikuti di belakang arakan kepala kerbau ini. Dukun desa, Mbah Tomo di bantu dua dukun muda memimpin keberangkatan kepala kerbau yang di tandu beberapa warga Ngadas. Sebuah ritual Unan-unan di mulai.

Punden Sanggar Agung Desa Ngadas yang sudah bersiap menunggu kirab kepala kerbau tiba untuk pelaksanaan puncak ritual Unan-unan. (Foto: Nasai)

Kirab kepala kerbau tiba mendekati anak tangga menuju punden Sanggar Agung Desa Ngadas. (Foto: Nasai)

*Penulis adalah penggerak budaya di Jawa Timur.