Puisi-Puisi Lukman A Sya
UMBU
Pisau sunyi kini abadi
Pisau sunyi kini abadi
nusuk-nusuk puisi
Jadi rasa dalam cuaca
” Yang Mulia Tuan Hakekat itu
sejatinya tidak mati
sementara ia pergi ke alam kata
jadi cahaya
In, 2021
TINGKAH KALAJENGKING
Tungkainya jentik ke langit
nantang cuaca. Mana Si Hujan?
Mana Si Panas?
Kalajengking nungging ke langit
menjaga iklim dan cuaca
Wah!
In, 2021
BUNGA DI BATU
Di rekahan batu ini
tumbuhlah aku
antara tak hidup dan tak mati
” Berikan aku hujan setetes saja
untuk menghibur negeri kering”
Di rekahan batu ini, Sitor
aku ditampar sepi
In, 2021
DUA AYAM JAGO
Pertarungan sengit adu taji adu nyali, saling gebrak kepak antara dua ekor ayam jago berakhir sudah, manakala si Neng Bikang tak disangka masuk pakalangan. Dua ayam jago malah dederetdetan nyamperin si Bikang. Penonton pun kecewa. Para petaruh terlebih.
In, 2021
TIANG LANGIT
Pohon jangkung tiangnya langit
daun dan dahannya rindang. Para sastrawan berteduh sambil menuliskan
sabda-sabdaNya. Ada buyut rongke ngintip dari belukar dan meniupkan kecupan cinta.
In, 2021
*Lukman A Sya, lahir di Sukabumi, Jawa Barat. Bekerja di Jakarta, pemimpin Redaksi Gpriority. Antologi puisi tunggalnya: Kenduri Waktu (2019, buruan).