Puisi Mahwi Air Tawar
Sialang
Dengan sepoi sepi Musi
Kau perkenalkan diri, Sialang
Lembar-lembar hidupmu berbanjar
Bagai perahu di sepanjang sungai cintamu
Berayun bagai seorang ibu menggendong anaknya
Seusai pelayaran panjang kau pancang
Jangkar pelawat di laut riwayatmu.
Di batu-batu, di candi-candi,
Di hutan-hutan piatu
Nafasku kau ciumi
Alangkah rimbun pohon hikayat
Lebah dan kisah melekat
Bagai getah di molek pinggangmu
Tahun-tahun menggembur subur
Namamu, Sialang, terdedah bagai madah
Di tilas-tilas, di ambang batas
Antara jaga dan lelap
Sialang, namamu, ditimang disayang
Masa lalu menderu, nafasmu semanis madu
Di hening semadi kau terjaga
Menguak tujuh pintu bagi peniti sunyi
Memasuki relung arti
Menghempaskan diri
Depok Terluar, 2024
Jalan Puisi Joko Pinorbo
Tujuan anda akan segera sampai
Kesunyian berdering dari balik jendela
Dalam jarak seratus kata dari kamus bahasa
Penyair bersandar menikmati bayangan puisi
Sebuah suara yang tak asing menggema
Selamat melaksanakan ibadah puisi
Tirai pun tersingkap selarik deadline merayap
Penyair bersandar mencari kata pembuka
Masa lalu menderu dari rahim masa kecil
Pernahkah ibu kehilangan iba, Joko?
Sesaat lagi seorang kurir datang
Siapkan uang pas dan sedikit uang bonos
Agar huruf-huruf utuh sebaiknya teliti
Sebelum dimasukkan ke dalam kata
Agar kalimat tak salah alamat
Dan puisi tak garing menjumpai pembaca
Sial. Jangan telepon pagi-pagi begini
Tidakkah kau tahu aku sedang bersenggama
Dengan bahasa yang disepuh cahaya matahari
Dan diolesi embun biar seperti penyair merayu pacar
Jogja Terluar, Juli 2024
Dari Studio Arcana II
1//
Ketika kata-kata bedenyar dalam pikiran
Malam patah oleh tajam renungan
Runcing pencarian mengoyak jarak
Bersilangan antara kehilangan
Dan pertemuan
2//
Sebab puisi tak enggan berbagi
Merebak dari lubuk batin resi
Menembus rahang rahasia bahasa
Di hari-hari berseri dan kuncup
Puisi mendesir
Menyingkap tingkap
3
Sebab lukisan tak enggan berpaling
Di dinding berlapis tawa juga nyanyian
Mengalun dari rongga keheningan
Waktu mewangi di altar persembahan
Menelan saji di tebing gelombang
Jogja Terluar, Agustus, 2024
Mahwi Air Tawar, Madura, 28 Oktober 1983. Menulis puisi dan cerpen. Selain mengikuti berbagai program sastra di berbagai wilayah di Indonesia, Ia juga mengikuti Bengkel Sastera Majelis Sastera Asia Tenggara (Mastera).