Surat dari Tasmania
Oleh: Tisna Sanjaya
Komunitas seniman Sunda Jeprut diundang ke festival Dark Mofo di kota Hobart ibukota Tasmania Australia yang indah.
Tema RAKUS atau GREED menjadi landasan untuk metode seni instalasi, performance dan diskusi di dua ruang yg berbeda :
1. Performance 9 malam ngaruwat diiringi seni musik tradisi sunda Ronggeng Gunung, Kacapi Pantun dan 99 cetak tubuh di Gedung Long Hause di tepi pantai Hobart (8 sd. 18 Juni 2023, jam 5 sore sd. 10 malam).
2. Pameran proses kreatif 99 cetak tubuh, dokumentasi film dan diskusi di galeri Contemporary Art Tasmania (CAT) sampai tgl. 1 Juli 2023.
Undangan ke Festival Dark Mofo atas kerjasama Project 11 Melbourne, Contemporary Art Tasmania, Dirjen Kebudayaan Indonesia dan Imah Budaya Cigondewah.
Kurator : Lisa Campbell Smith.
Berikut “surat” dan foto-foto Tisna Sanjaya dari Tasmania.
**
Gedung Long House, sebuah gedung panjang berdinding transparan dengan konstruksi besi. Seluruh dindingnya dilapisi oleh kaca fiberglass, sehingga setiap kegiatan seni budaya akan nampak dari luar. Terlihat bagi siapa saja yang lewat.
Gedung Panjang ini terletak di tepi danau, sungai, pantai Kota Hobart ibukota Tasmania yang indah, Australia.
Gedung yang elok dengan pintu-pintu besar yang bisa digeser. Gedung ini adalah tempat berbagai aktivitas kreativitas seni budaya, ruang para arsitek, tempat olah raga fitnes, ruang tempat berkumpul orang- orang Aborigin dan lain lain.
Tapi gedung ini akan sepi dari seluruh kegiatan perfomances dan seni. Dalam 5 tahun lagi gedung ini tak akan menjadi ruang seni budaya . Gedung seni Long Hause akan digusur. Gedung ini akan menjadi lapangan soccer, sepak bola Australia.
Saya dan kawan kawan seni instalasi kontemporer Sunda Jeprut berinisiatif melakukan ruwatan di gedung itu. Saya melakukan perfomances interaktif di festival Dark Mofo. Kami tampil 9 malam dan meruwat tiap malam .Tema ruwatan kami adalah: “Rakus” dan berlangsung dari tanggal 8-18 Juni 2023. Ruwatan kami telah ditonton oleh sekitar 30 ribu warga Hobart dan para pengunjung dari kota lain.
Suatu saat kami akan datang kembali ke kota Hobart tercinta ini. Kami akan punya kenangan tentang pertunjukan “Rakus” yang tumbuh dari Long House atau Omah Panjang ini. Omah , budaya yang pernah kita isi dengan do’a, suka cita bersama sama warga Hobart ngibing, bermain musik, ngengklak, menari. Masih lekat dalam ingatan kami mencetak 99 tubuh/body prints rempah-rempah dan arang sambil mengelilingi patung Ibu Bumi yang terbakar, hangus jadi debu, tergerus oleh kerakusan hegemoni kekuasaan ekonomi dan politik.
Seni do’a kita tetap merembes terus tidak akan tertahan oleh apapun, memasuki ruang-ruang hampa dari kuasa sesaat, do’a seni kita untuk keselamatan alam, ibu bumi, doa utk setiap perubahan kuasa manusia atas apapun.
Kreativitas do’a kita selalu kita sampaikan dalam setiap perubahan dunia, supaya gerak perubahan jangan sampai lengah untuk penghormatan pada leluhur nu ngageugeuh imah panjang long hause, ibu bumi yang tak terbatas cinta kasihnya.
Selain penghormatan pada karuhun, juga respek pada generasi masa kini dan yang akan datang. Yang akan terus tumbuh untuk ngajaga perdamaian dunya.
Wilujeng sumping, sampurasun stadion sepak bola Hobart Tasmania, Socer Australia.
Ruang seni budaya geus biasa kasered, nyisi, malipir ulah ganggu, urang doakeun we bari ngahaleuang, ngengklak, ngarekes ku sora seni sapopoe nu basajan :
Bismillah.. Kade ulah kajongjonan, jangan lengah, ulah kajongjonan..
Mudah-mudahan barokah.
Amin YRA.
Salam musim dingin,
Tasmania, 24 Juni 2023.
*Tisna Sanjaya adalah seorang perupa dan pengajar di FSRD ITB.