Buku Crime and Punishment

Raskolnikov dan Sonya: Cerita Perjalanan Individuasi Jungian dan Penebusan

Tony Doludea

Oleh Tony Doludea

Pada sekitar tahun 1860-an di St. Petersburg, Rodion Romanovich Raskolnikov, pemuda berumur 23 tahun, mantan mahasiswa hukum, tinggal di loteng kecil di atap sebuah apartemen.

Ia tidak begitu sehat, mengenakan pakaian usang, kekurangan uang, murung, menyendiri dan sering berbicara sendiri. Tubuhnya tinggi dan gagah, matanya hitam dan rambut coklat gelap, tampan serta angkuh namun pandai.

Foto sampul buku Crime and Punishment karya Feodor Mikhailovich Dostoevsky (Sumber foto: istimewa)

Jiwa Raskolnikov bergejolak di dalam, sengsara dan tersiksa oleh pikiran dan perasaannya sendiri, karena interaksi yang kacau dengan dunia sekitar dan pandangan hidup yang nihilistik.

Dalam keadaan yang tegang seperti itu, Raskolnikov mengambil sebuah kapak dan menuju ke kediaman Alyona Ivanovna, tukang gadai tua itu. Ia menyerang dan akhirnya membunuh wanita malang tersebut serta adiknya Lizaveta, yang tanpa sengaja memergokinya sedang mengambil barang-barang berharga milik Alyona. Kemudian menyelinap keluar tanpa ada yang melihatnya. Tiba di kamarnya ia langsung jatuh tergeletak di sofa.

Ketika bangun keesokan harinya, Raskolnikov tergopoh-gopoh mencari jejak bercak darah di bajunya. Ia kemudian dipanggil oleh polisi, meskipun tidak terkait dengan  pembunuhan tersebut, tetapi karena ibu kostnya menagih hutangnya. Ketika membicarakan mengenai pembunuhan itu, Raskolnikov jatuh pingsan dan polisi mulai menaruh curiga kepadanya.

Raskolnikov kembali ke kamarnya, mengambil barang-barang yang ia curidari tukang  gadai itu dan menguburnya di bawah sebuah batu. Kemudian mengunjungi Razumikhin temannya itu, namun menolak tawarannya untuk bekerja. Sekembalinya di kamar, Raskolnikov gelisah, panas-dingin dan mengalami mimpi buruk.

Orang-orang di sekitarnya melihat Raskolnikov berubah menjadi sangat gelisah, ketika mereka membicarakan pembunuhan tersebut. Raskolnikov pergi ke sebuah kafe dan nyaris mengaku kepada Zamyotov, polisi yang  bertugas untuk kasus itu, bahwa dialah pembunuh dua wanita tersebut.

Meskipun Raskolnikov memiliki kecerdasan yang tinggi dan perasaan yang kuat, namun tetap saja tidak mampu memikul rasa bersalah yang sangat besar dan membuatnya menderita psikosomatik serta kematian jiwanya. Ia telah mengalami penghukuman dan bertekad untuk mengakui semua kejahatannya dan mengakhiri keterasingannya dari masyarakat.

Dalam pandangan psikologi analitik Carl Gustav Jung (1875–1961), Raskolnikov ini sedang menjalani proses individuasi. Individuasi adalah proses terbentuknya keutuhan psike (jiwa) seseorang. Proses membulat utuh diri (self) sebagai pusat kepribadian seorang individu. Seorang pribadi menjadi sadar akan dirinya sebagai seorang manusia yang unik, namun pada saat yang sama tidak lebih dan tidak kurang sama saja dengan manusia yang lainnya.

Individuasi merupakan suatu proses transformasi di mana ketaksadaran pribadi dan kolektif seseorang dibawa ke kesadaran sehingga kepribadian orang itu menjadi utuh. Ini adalah proses alamiah yang wajar dan niscaya bagi integrasi jiwa seseorang. Individuasi berdampak bagi kesehatan menyeluruh manusia, baik secara mental maupun fisik.

Bagi Jung, konflik adalah hal yang memang sudah tertanam dalam jiwa manusia dan merupakan keniscayaan bagi pertumbuhannya. Terdapat banyak pertentangan di dalam diri seperti juga halnya di dunia luar dirinya. Supaya menjadi lebih sadar lagi, seseorang harus mampu memikul beban konflik tersebut. Apabila tegangan di antara pertentangan tersebut dapat ditanggung, maka dari dalam pertentangan itu dapat tumbuh sesuatu yang baru dan kreatif.

Sesuatu yang baru dan kreatif itu oleh Jung dipandang sebagai sebuah simbol yang memberikan suatu arahan baru, yang memberi keseimbangan pada pertentangan itu dan merupakan suatu hasil dari ketaksadaran daripada pikiran sadar seseorang. Hal ini merupakan bentukan sintesa dari yang saling bertentangan namun saling pengaruh, sadar dan tak sadar, personal dan kolektif, jiwa dan tubuh, ilahi dan insani, hidup dan mati.

Proses individuasi diawali dengan kesadaran seseorang pada persona. Persona adalah topeng yang digunakannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai tanggapan terhadap tuntutan dunia luar dan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Pribadi yang tidak menyadari peran persona-nya akan terasing dari dirinya sendiri dan membuatnya tidak berkembang.

Kemudian ia sadar, mengakui dan menerima shadow, yaitu sisi gelap dan jahat dirinya. Shadow itu berbentuk perasaan, pikiran dan perilaku yang tidak dapat dikendalikan. Selanjutnya shadow ini ditekan dan diputus dari kesadaran, serta disembunyikan dengan menggunakan persona. Namun shadow ini memiliki daya kreatif, positif dan spontan, yang tidak dapat disangkal dan tidak mungkin dihilangkan.

Individuasi selanjutnya adalah proses menyadari Anima dan Animus. Bagi Jung, Anima adalah bagian kewanitaan dalam diri seorang laki-laki, sementara Animus bagian kelaki-lakian dalam diri seorang wanita. Dalam diri setiap manusia terkandung sifat kelaki-lakian dan kewanitaan sehingga memampukannya untuk dapat saling memahami.

Individuasi menjadikan diri seorang manusia sebagai dirinya sendiri yang sesungguhnya. Seseorang dapat membedakan dan memisahkan dirinya dari segala kecenderungan yang dikenakan paksa kepadanya selama ini, sehingga kemudian ia dapat menjadi seseorang yang otentik dan unik.

Orang yang mencapai individuasi dapat menerima dirinya, segala kelemahan dan kekurangannya serta meninggalkan persona. Kepribadian orang ini menjadi utuh, seimbang dan stabil. Ia juga dapat menerima keberadaan orang lain apa adanya dan memiliki hubungan yang erat dengan mereka, demikian juga dengan Tuhan.

*********
Karena pengakuannya, kemudian Raskolnikov dihukum kerja paksa di Siberia selama delapan tahun. Pada mulanya Raskolnikov menjumpai Sonya di apartemennya dan akhirnya tahu bahwa Sonya adalah sahabat Lizaveta. Ia kemudian meminta Sonya untuk membacakan kisah tentang Lazarus, yang dibangkitkan oleh Yesus. Raskolnikov mengaku kepada Sonya siapa yang membunuh Alyona Ivanovna dan Lizaveta.

Lazarus dibangkitkan adalah salah satu mujizat besar yang dilakukan oleh Kristus. Lazarus telah mati selama empat hari sebelum mujizat itu terjadi. Melalui mujizat ini penderitaan besar diangkat dan kehidupan seorang manusia diperbaharui.

Perbuatan jahat Raskolnikov telah membuatnya terbuang dan terasing dari keluarganya dan masyarakat dan ini digambarkan sebagai kematian. Melalui mujizat Kristus manusia dibangkitkan dan hidup kembali.

Raskolnikov yang tidak beriman itu mulai menyadari dan mengakui bahwa Tuhan adalah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Nya, tidak akan mati selama-lamanya. Ini adalah kabar baik sekaligus inti berita peristiwa kebangkitan itu.

Oleh sebab itu, bagi orang yang telah dibangkitkan oleh Tuhan, mereka ini tahu dengan pasti bahwa baik penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang. Baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan manusia dari kasih Allah.

Sofya Semyonovna Marmeladova (Sonya) adalah seorang gadis berumur sekitar 18 tahun, parasnya sangat menarik namun pemalu, pendiam dan sungguh taat beragama. Tubuhnya langsing, rambutnya pirang dan matanya biru.

Sonya adalah putri Semyon Zakharovich Marmeladov, seorang pengangguran, yang dijumpai Raskolnikov di sebuah bar, yang menjadi pemabuk sampai ia mati.

Sonya dipaksa oleh ibu tirinya, Katerina Ivanovna untuk menjad ipelacur, menjadi tulang punggung ekonomi keluarga itu. Apalagi setelah ayahnya meninggal. Bahkan ia tidak bisa tenang sebelum keluarganya mendapat makanan dan membayar sewa apartemen. Pengorbanan Sonya demi keluarganya tersebut semakin pedih karena kebiasaan mabuk ayahnya itu.

Keteguhan imannya kepada Allah terlihat dalam kesetiaan Sonya menghadiri ibadah di gereja sebagai bagian terpenting dalam hidupnya. Karakter dalam diri Sonya sangat berseberangan dengan pekerjaannya sebagai seorang pelacur. Sonya memberi sebuah kalung salib kepada Raskolnikov.

Raskolnikov tiba-tiba berlutut dan mencium kaki Sonya karena menyadari betapa berat penderitaan kemanusiaan yang telah dipikulnya. Meskipun ia sangat rapuh dan kurus, namun mampu menanggung beban yang sangat berat.

Selama dalam masa penahanan itu, Sonya pindah dan tinggal di kota diluar penjara tersebut dan mengunjungi Raskolnikov secara teratur untuk meringankan bebannya. Sonya menjenguk dengan duduk di luar supaya Raskolnikov dapat melihatnya melalui jendela. Ia juga menjadi penghubung antara Raskolnikov dan keluarganya di St. Petersburg.

Sonya adalah penebus karena melalui semua penderitaannya itu ia menjadi simbol bagi Raskolnikov, bahwa segala penderitaan umat manusia terwakili olehnya. Melalui perasaan belas kasih alamiahnya dan kemampuan untuk mengasihi, ia telah menyentuh sisi terdalam dalam diri Raskolnikov. Sonya adalah seorang pribadi yang didambakan bagi keberadaan manusia.

Pada hari itu, Sonya berhasil menemui Raskolnikov di luar. Mereka duduk berdampingan beberapa saat, saling berpegangan tangan. Sebelumnya, ketika mereka mendapatkan kesempatan yang sama seperti itu dan bepergangan tangan, Raskolnikov merasa jengah. Tetapi kali ini perasaan itu tidak ada. Raskolnikov tertunduk dengan bercucuran air mata dan memeluknya. Melalui Sonya, Raskolnikov memiliki harapan untuk dapat hidup kembali di antara manusia lainnya.

********
Feodor Mikhailovich Dostoevsky (1821–1881) dalam novelnya Crime and Punishment (1866) itu menceritakan pencarian dan penemuan diri Rodion Romanovich Raskolnikov. Dostoevsky tidak berhenti pada proses individuasi Jungian, yang terkesan tidak lebih sebagai suatu proses perjuangan seorang individu semata. Namun Dostoevsky melihat bahwa perjuangan perjumpaan diri seorang manusia secara otentik itu melibatkan dan bergantung serta terkait dengan banyak hal, terutama dengan individu manusia lainnya.

Foto Feodor Mikhailovich Dostoevsky (1) (Sumber foto: istimewa)

Penemuan diri, kesadaran diri dan oleh sebab itu hidup seorang manusia itu tidak dapat dilepaskan dari ketergantungan dan keterkaitan dengan hal dan manusia lainnya, secara terberi dan sangat rumit dalam suatu aliran proses menyeluruh. Secara biologis, fisiologis, psikologis dan lingkungan hidup, seorang individu itu terlempar secara constitutive dan circumstantial sebagai sebab dan menjadi akibat dalam aliran proses hidupnya.

Proses perjuangan perjuampaan diri tersebut mengungkap kualitas manusiawi: pengurbanan diri, belas kasih dan kesetiaan serta ketulusan kasih dalam beriman kepada Allah. Melalui Sonya, Raskolnikov memperoleh harapan untuk bisa mendapatkan lagi tempat di kehidupan manusia. Karena penderitaan dan kesengsaraan itu menghantar kepada keselamatan dan melalui penderitaan dosa manusia dapat dibasuh, dimurnikan, diampuni dan disucikan.

Foto Feodor Mikhailovich Dostoevsky (2) (Sumber foto: isitimewa)

Meskipun Sonya memiliki perjuangan kehidupan yang tidak kalah dahsyatnya dari Raskolnikov sendiri, namun ia mampu mempersembahkan dirinya sebagai penebus, bukan hanya bagi Raskolnikov maupun keluarganya sendiri, bahkan mewakili manusia lainnya. Karena Sonya mau dan mampu memikul beban penderitaan dan kesengsaraan dengan kesetiaan dan belas kasih.

Sonya menebus dan memperbaiki hidup Raskolnikov. Penderitaan dan kesengsaraan kedua pribadi ini telah saling membasuh dan menyucikan sebagai bentuk keselamatan mereka, yang ditenagai oleh kasih. Raskolnikov menemukan dirinya, bangkit dan hidup.

————

Kepustakaan
Dostoevsky, Feodor. Crime And Punishment. WW Norton & Company, New York, 1989.
Tacey, David (Ed.). The Jung Reader. Routledge, London, 2012.

*Penulis merupakan peneliti di Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities Universitas Indonesia.