Pos

Puisi-puisi Mardi Luhung

Menunggu Istri Operasi Gedung bertingkat ini disusun dari sekian lorong. Sekian lorong panjang yang berzigzagan. Yang dilintasi oleh yang mengambang. Yang berbaris. Yang berdehem. Juga yang berdiam di lift mengkilat yang naik-turun. Lift yang kini meluncur ke lantai dasar. Lantai tempat ditumpuknya ranjang, botol infus, kasur sepon, dan sekian cairan steril yang belum dipakai. Juga […]

Puisi-puisi Effendi Kadarisman

RITUAL KEADILAN Tasbih itu masih mengalir bersama dzikir Belum dicuri dari hatimu Hanya hamparan tanah di bawah sajadah Pelan-pelan digulung oleh tangan-tangan rakus Tangan yang mematok kesabaranmu, membikin pagar laut dan berambisi besar merampok Langit dan Langit terguncang Nyala bintang-bintang, lilin keadilan akan dipadamkan, firman-Mu akan dimakzulkan Shalat dan arah kiblat masih dilepas Bebas, untuk […]

Puisi-puisi Djoko Saryono

DRUPADI: Bertahun-tahun perempuan itu menggeraikan rambutnya: duh betapa panjangnya, tak terukur lulurnya, tak tampak ujung pangkalnya. Waktu seperti terlipat di dalamnya. Bertahun-tahun perempuan itu tak juga mengeramasi rambut panjangnya: duh betapa semerbaknya, tak ada tanda berakhirnya, tak terlihat hulu muaranya. Lajur waktu serasa tak sanggup menampungnya. Sebab darah muncrat belumlah tersedia: Dursasana masih tertawa, belum […]

Puisi-puisi Tengsoe Tjahjono

 Syawal Hari Pertama Rembulan pecah di telapak tangan, serpihan cahaya mengaliri urat rindu. Langit bergetar, menyulut doa dalam dada, puing-puing malam bersandar di sejadah sunyi. Jejak kaki di pasir waktu, mencari sisa gema takbir yang merunduk, angin berbisik di sela sajadah kosong, menitipkan luka yang mekar dalam sujud. Cawan penuh rahmat, meneteskan sunyi, menggenangi kelopak […]

Gerakan Personal Puisi Tegalan : Respon Atas “Puisi Baru” Mohamad Ayub

Oleh M. Essage* 1/ Ada dinamika yang cukup menarik untuk dibicarakan bila kita menilik kembali perkembangan puisi Jawa dialek Tegal. Gerak personal yang diawali oleh Lanang Setiawan melalui puisi terjemahan ternyata membawa pengaruh bagi pertumbuhan puisi lokal ini ke arah kolektivisme puitik. Lihat saja bagaimana buku kumpulan puisi terjemahan yang berjudul Roa telah menandai upaya […]

Puisi-puisi Tengsoe Tjahjono

  Hakikat Unjuk Rasa Lidah jalan retak-retak, aspal menganga, menelan nyanyian perut. Dinding gedung, gincu emas kusam, mata penguasa tinggal bayangan di layar-layar buta. Langit berwarna besi, tangan-tangan menggapai udara seperti burung tanpa sayap, suara mereka terpanggang matahari. Kota, labirin lapar— jalan-jalan bersuara parau, poster-poster berkeringat darah, bendera-bendera tersenyum miring. Di podium tinggi, mulut-mulut menjahit […]

Puisi-Puisi Eddy Pranata PNP

Ketika Setiap Keramaian Adalah Kesunyian Ketika setiap keramaian adalah kesunyian; aku tak pernah bersedih. Begitu pula luka seperih apa pun; akan kunikmati Kepergian orang terkasih; melancarkan alir darah. Aku akan menjelma manusia paling tabah. Menerima duka lara dengan bahagia. Sepanjang selasar waktu dan usia. Walau sepercik cahaya. Sekelebat cahaya! Aku tidak tahu pasti kenapa aku […]

Dharmayatra : Kata-kata dari Sumatra

Segera Terbit…. Dharmayatra : Kata-kata dari Sumatra Penulis : Sutardji Calzoum Bachri, Ahda Imran, Alfian Sa’at, Zaen Kasturi, Isbedy Stiawan ZS, Suip Bin Haji Abdulwahab Esha Tegar Putra, Irman Syah, Yeni Purnama Sari, Okta Piliang, Marhalim Zaini, Ramayani Riance, Harry B. Koriun, Siti Salmah, Kunni Masrohanti, Ramoun Apta, Asro Al Murthawy, Rini Febriani Hauri, EM Yogiswara, Titan […]

Membaca Puisi-Puisi Riwanto Tirtosudarmo

Oleh: Jonnie Kirman* Kemarin, hari Sabtu tanggal 12 Oktober 2024 saya ikut menyaksikan bedah buku puisi Mencari Revolusi dari pak Riwanto dirumah Budaya Ratna di Jln. Diponegoro Kota Malang. Sebagai sarjana psikologi, Pak Ri lalu melanjutkan pendidikkannya di-bidang Demografi hingga meraih gelar Doktor tentu memiliki dinamika, dan tantangan yang meng-asikan. Sekarang masih aktif menjadi penulis […]

Sajak-Sajak Seno Joko Suyono

The laundry* : untuk sebuah ujian pementasan Seprai-seprai putih digantung seharusnya menjadi bayang bayang putra cacat yang disangka iblis bertanduk “Binatu adalah sebuah alegori bagi tempat pencucian dosa,” Semestinya penonton keluar dengan perasaan seperti itu Membekas amsal rentetan perselingkuhan dan kutukan di balik cucian basah digantung diderai angin Namun mahasiswa mahasiswa dan dosen itu tak […]