Pos

Pengalaman Saya Sebagai Penulis Pidato

Oleh: Agus Dermawan T.*   Pengalaman yang sering lupa terkisahkan, meski sebagian telah tertulis dalam buku Istana Kepresidenan. Tentang kerja penulis pidato yang mengutamakan konten wicara dan ketertipan bahasa. Tulisan untuk menutup “Bulan Bahasa Indonesia” Oktober 2025. ————-   PADA 23 September 2025 lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump jengkel kepada panitia Sidang Umum ke-80 […]

Membaca Adalah Tugas Menafsir

Oleh Mudji Sutrisno SJ. Membaca akhirnya merupakan kerja menafsir, kata Gadamer (Truth and Methods, 1980). Sang penafsir harus mampu menangkap makna awal atau asli dari teks tertulis pengarang. Dan untuk itu, penafsir harus mencermati tiga tempat beradanya makna, yaitu makna yang dihurufkan oleh pengarang dari peristiwa kehidupan atau pengalaman hidupnya yang diwujudi dalam aksara. Yang […]

Pasukan Rezim Cahaya Merengkuh Gelap Lewat Autolysis

Oleh: Sekar Tri Kusuma*   Kiriman pesan singkat lewat Whatsapp mengundang saya untuk hadir dalam pertunjukan seorang kawan, Enji Sekar. Karyanya yang bertajuk Autolysis, menjadi medan pertemuan saya dengan Enji yang lama tidak saling jumpa. Karyanya menjadi salah satu pertunjukan dalam Festival Belum-Sudah/Not-Yet, sebuah festival seni pertunjukan kontemporer yang digelar oleh Garasi Performance Institute (GPI) […]

Bangsa yang Gemar Tepuk Tangan 

Oleh Purnawan Andra* Kementerian Agama baru-baru ini memperkenalkan Tepuk Sakinah sebagai bagian dari program bimbingan pranikah. “Berpasangan! Janji kokoh! Saling cinta, saling hormat, saling ridho!”—begitulah yel-yel yang dimaksudkan agar nilai rumah tangga sakinah lebih mudah diingat. Sekilas tampak kreatif, bahkan ringan dan menyenangkan. Namun di tengah angka perceraian yang terus meningkat, kasus kekerasan domestik yang […]

Soenarto Pr, Sanggarbambu, dan Para ODGJ

Oleh Agus Dermawan T.* Soenarto Pr, pendiri Sanggarbambu 1959 di Yogyakarta, pernah menjadi guru melukis di rumah sakit jiwa. Banyak cerita menarik yang terpetik dari pengalamannya. —— SEJUMLAH arsip dan karya seni rupa para seniman Sanggarbambu dipamerkan di Galeri Salihara, Jalan Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, pada 3 Oktober sampai 7 Desember 2025. Kita tahu bahwa […]

Jihad Santri di Era Disrupsi: Mendayung di antara Dua Karang

Oleh: Gus Nas Jogja*   Hari Santri, 22 Oktober, adalah tanggal sakral yang menandai fatwa Resolusi Jihad—sebuah titik nol di mana santri mengubah sarung menjadi kain kafan dan pena menjadi bambu runcing. Namun, di tengah gemuruh perayaan, ingatan kita baru saja didera oleh gemuruh yang lain: robohnya bangunan di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo. Ini adalah sebuah […]

Sastra Bulan Purnama: Ruang Rimpang di mana Kuncup Merekah Kembang

Oleh: Indro Suprobo*   “A rhizome ceaselessly establishes connections between semiotic chains, organizations of power, and circumstances relative to the arts, sciences, and social struggles. A semiotic chain is like a tuber agglomerating very diverse acts, not only linguistic, but also perceptive, mimetic, gestural, and cognitive: there is no language in itself, nor are there […]

Tafaqquh fi Tamaddun: Dialekta Santri di Jantung Disrupsi Digital

Oleh: Gus Nas Jogja*   Melampaui Batas Kitab Kuning Menuju Samudra Peradaban: Santri di Persimpangan Kosmos Santri, sejak berabad-abad, adalah metafora hidup tentang sebuah perenialitas: kesinambungan spiritual yang dibentuk oleh disiplin asketik dan intelektual. Ia adalah pewaris tradisi kenabian, yang mandat utamanya terangkum dalam diktum suci: Tafaqquh Fiddin—pendalaman dan pemahaman mendalam atas agama. Dalam lorong-lorong […]

Pesantren dalam Pusaran Filsafat Eksistensial dan Pendidikan Karakter

Oleh: Gus Nas Jogja* Pesantren, secara harfiah, adalah tempat tinggal para santri. Namun, secara eksistensial, ia adalah sebuah Ruang Penyingkiran Diri atau Space of Self-Exile. Memilih Pesantren adalah sebuah keputusan radikal, sebuah penolakan sublim terhadap kepastian dunia luar yang didominasi oleh hiruk-pikuk materi dan gemerlap fatamorgana. Ini adalah langkah pertama menuju filsafat eksistensial khas Pesantren: […]

Kearifan Timur dalam Kritik Pembangunan: Membaca Rendra Melalui Filsafat Jawa

Oleh: Tengsoe Tjahjono*   Kumpulan Potret Pembangunan dalam Puisi (1978) merupakan salah satu puncak perlawanan kultural W.S. Rendra, penyair kelahiran Solo, jantung kebudayaan Jawa, terhadap model pembangunan Orde Baru yang menindas rakyat dan mengebiri nurani kemanusiaan. Sebagai seorang wong Jawa yang lahir dan tumbuh dalam tradisi spiritual, kesenian, dan kebatinan yang kuat, Rendra membawa roh […]