Puisi-Puisi Anam Mushthofa
Anak-anak I Anak-anak tumbuh dalam tubuh waktu. Darahnya bermain dan melukis halaman. Menggambar nasib, menggambar misteri. Lalu menangis, permainan terlalu mahal. Takdir tak bisa dibeli. Air matapun memudar dan lupa, ia mencari teman, setidaknya tawa tidak diperjualbelikan. II Bila mentari bersabda “selamat pagi”. Kita lihat embun yang memudar, entah raib ke mana. senyum sepatu […]