Genetika Teater
Oleh Anwari
Seorang seniman dalam membuat karya atau menangani sebuah proses pastilah terbentuk dari sekian pengaruh. Pengaruh ini bisa saja meliputi kinerja, ide, hingga proses penciptaan menjadi sebuah karya yang didapat dari pengetahuan atau sistem yang dia dapat sebelumnya. Siapakah agen pembawa pengaruh ini ke seniman? Bisa jadi dari guru, tokoh yang dikagumi, atau juga rekan dalam berkesenian. Tidak menutup kemungkinan juga hal-hal yang didapat ini dari lingkup di luar seni, meskipun pada akhirnya akan dikaitkan atau didekatkan dengan kinerja keseniannya. Salah satu bidang seni yang menjadi fokus di sini adalah teater. Seorang aktor atau sutradara teater pasti mengalami proses pewarisan yang cukup kompleks.
Menyadari pentingnya proses pewarisan kerja teater ini, saya menyebutnya dengan istilah genetika teater dan membaginya menjadi beberapa bagian. Genetika teater adalah sejumlah proses pewarisan kerja dalam berteater. Genetika atau pewarisan di sini tentu menyangkut sifat atau karakter pada diri seniman yang didapat dari agen pewaris sebelumnya. Dari sifat atau karakter inilah yang akan mengalami proses panjang untuk sampai pada kinerja seniman dalam berkarya. Berdasarkan pola pewarisannya, saya membagi genetika teater ini menjadi tiga yaitu genetika pengetahuan, genetika kebiasaan, dan genetika lingkungan.
Genetika Pengetahuan
Genetika pengetahuan adalah bagaimana pengetahuan teater yang terdiri dari gagasan, konsep, dan bentuk berteater, diwariskan secara turun-temurun melintasi zamannya oleh pelaku (seniman teater) terdahulu hingga tiba pada saya. Dalam proses ini pikiran menangkap informasi-informasi yang diolah menjadi data untuk pengembangan kerja estetika dalam teater. Jadi kerja genetika ini terjadi di dalam pikiran pelaku teater yang tidak tampak secara fisik.
Contoh dari genetika pengetahuan ini adalah pada saat kita mendapat informasi tentang ilmu berteater baik dari guru kita secara langsung atau orang lain. Informasi ini pada akhirnya mempengaruhi pemahaman dan pengetahuan kita akan dunia teater. Apa yang kita dapat dan sampai dalam pikiran kita biasanya akan kita olah dan gunakan sesuai dengan kebutuhan atau kepentingan kita. Proses pengolahan informasi ini kemudian terus bertambah dengan informasi-informasi lain yang kita dapat kemudian. Pada akhirnya apa yang kita gunakan juga akan bercampur dengan ide-ide dari pemikiran kita sendiri.
Keterlibatan pelaku (seniman teater) dari lintas zaman yang ide-idenya melampaui zaman menandakan bahwa pengetahuan akan teater terus tumbun mengalir dan berpengaruh pada ide-ide yang muncul kemudian. Dari proses ini akhirnya dapat diketahui bagaimana pemikiran-pemikiran kita bisa terbentuk dari siapa saja yang berperan dalam genetika pengetahuan kita. Ini pun tidak semata-mata dari buku teater apa saja yang kita baca atau bacaan dan penelitian apa yang kita kaji. Kehadiran langsung para seniman yang melakukan transformasi gagasan pada kita juga penting adanya. Sebab ada banyak hal yang seringkali tidak tertulis dan memengaruhi kerja teater kita. Maka genetika pengetahuan ini bisa terjadi dari orang-orang yang bertemu secara langsung atau tidak langsung dengan kita.
Genetika Kebiasaan
Pewarisan/genetika kebiasaan adalah bagaimana kebiasaan dalam teater diwariskan secara turun-temurun melintasi zamannya oleh pelaku (seniman teater) terdahulu hingga sampai pada saya. Tradisi teater yang diwariskan berupa pola, sistem, metode, hingga berpengaruh pada kerja visual dalam penciptaan pertunjukan teater. Wujud konkret dari genetika kebiasaan ini adalah adanya sejumlah lakuan.
Hasil dari pewarisan kebiasaan ini tentu akan berpengaruh pada kerja teater pelaku atau kelompok. Ia atau mereka akan mempunyai pola-pola yang telah ajeg digunakan dan akan menjadi daya dukung fisik dan pengetahuannya. Pelaku atau kelompok yang memiliki kebiasaan-kebiasaan produktif tentunya akan membuat teaternya lebih dinamis.
Contoh dari genetika kebiasaan ini adalah digunakannya sejumlah pola latihan yang didapat atau diwarisi dari guru (pendahulu) dalam berproses teater. Biasanya pendahulu akan membawa sejumlah kebiasaan yang diterapkan kepada penerus. Pola latihan yang kemudian menjadi kebiasaan ini juga dapat terus diturunkan sehingga menjadi sebuah ciri khas bagi suatu kelompok. Genetika kebiasaan ini sendiri tidak lantas hanya terjadi dalam satu garis pewaris, bisa jadi dari beberapa pewaris yang diserap oleh pelaku kesenian dan digunakan menurut kebutuhannya.
Genetika Lingkungan
Pewarisan/genetika lingkungan adalah bagaimana lingkungan alam dan sosial dalam teater yang didiami memengaruhi kerja teater pada pelaku teater.Di lingkungan alam atau sosial apa seorang pelaku teater berdiam pasti sangat mempengaruhi pembentukan sistem kerja penciptaan, pandangan berkesenian, hinggamembawa padagagasan pertunjukannya. Seseorang yang dibesarkan di lingkungan pesisir yang panas atau di daerah pegunungan yang cenderung dingin pasti melahirkan pola-pola pemikiran dan lakuan yang berbeda. Meskipun suatu saat ada kemungkinan ia pergi ke wilayah yang sama sekali baru dengan tempat ia dibesarkan, pola-pola yang sudah membentuk dirinya tidak akan hilang begitu saja.
Seseorang yang sudah melakukan mobilisasi ke beragam lingkungan alam dan sosial yang berbeda sangat memungkinkan mendapatkan pewarisan/genetika lingkungan yang beragam. Semuanya akan digunakan sesuai dengan kebutuhannya dalam berkesenian. Maka pola-pola keseniannya akan dapat dilihat tidak hanya khas dari sebuah daerah, melainkan bisa jadi beragam bahkan bisa mengglobal.
Ketiga konsep genetika ini dapat diilustrasikan menjadi sebuah bulatan titik yang berada di tengah dan menandakan genetika pengetahuan; dilingkupi dengan garis lingkaran di luarnya yang menandakan genetika kebiasaan; kemudian dilingkupi lagi dengan garis lingkaran di luarnya yang lebih besar/luas yang menandakan genetika lingkungan.
Secara tegas dapat dikatakan bahwa genetika pengetahuan terjadi di alam pikiran pelaku teater, di dalam dirinya dari pendahulunya hingga ke pewaris setelahnya. Sedangkan genetika kebiasaan terjadi dalam ranah lakuan-lakuan yang tampak pada dirinya dari pendahulunya hingga ke pewaris setelahnya. Kemudian pada genetika lingkungan ranahnya lebih luas lagi yaitu lingkungan alam dan sosial yang ada pada pelaku teater dibesarkan, tumbuh, hingga ia berpindah-pindah.
Genetika teater perlu disadari pelaku teater karena ada banyak hal yang mempengaruhi dirinya di wilayah penciptaan karya. Hal-hal yang membawa pengaruh ini merupakan rangkaian peristiwa dan pengetahuan penting dalam proses berkaryanya. Bahkan bisa jadi hal-hal yang dianggap remeh begitu membawa pengaruh pada diri dan proses penciptaan. Maka di balik seorang pelaku teater yang menciptakan banyak karya, ada banyak peristiwa atau hal yang mempengaruhinya
________
*Anwari adalah pendiri Padepokan Seni Madura dan Kamateatra Art Project. Menyutradarai sejumlah pertunjukan yang ditampilkan di beberapa acara seperti Festival Teater Jakarta 2016, The 7th Borobudur Writers and Cultural Festival, hingga Helateater Salihara 2019. Pernah mendapat Banpem FKK Kemendikbud tahun 2017, Hibah Seni Kelola tahun 2014 dan 2016, bergabung di proyek kolaborasi antara Bumi Purnati Indonesia dan Suzuki Company of Toga tahun 2016—2019.