Anantasana
Oleh: Budi Murdono
Ananta adalah sebutan lain dari Sesna, makhluk mitologis berbentuk ular berkepala seribu pengabdi sejati Dewa Wisnu. Karena itu, Sesna juga disebut sebagai Ananta Sesna. Tubuh Sesna sering digambarkan sebagai tempat pembaringan Dewa Wisnu ketika Sang Narayan itu berada di laut purba. Dalam Bahasa Sanskerta, ananta berarti “tiada akhir”,”tiada batas”, “tak terhingga” dan ‘kekal abadi”. Ananta Sesna berarti Sesna yang tak terhingga. Dalam pewayangan Jawa, Ananta Sesna dikenal dengan nama Ananta Boga atau Antaboga, kakek Antareja yang bermukim di dasar bumi
Dalam mitologi India, diceritakan Sesna atau Ananta beberapa kali berinkarnasi untuk mendampingi Wisnu turun ke dunia sebagai manusia, demi menyelamatkan kehidupan manusia dari ankara murka. Dalam epos Ramayana, Sesna berinkarnasi sebagai Laksmana, adik Sri Rama, dan dalam Mahabharata sebagai Balarama (Baladewa), kakak Sri Krishna.
Nama Ananta juga sangat erat terkait dengan Patanjali, resi agung penulis Yoga Sutra. Konon, Ananta suka menguping Dewa Siwa ketika menyampaikan ajaran rahasia kepada istri-Nya, Dewi Parwati. Ajaran rahasia itu adalah Yoga. Dia ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh Dewa Siwa berupa kewajiban untuk menyampaikan ajaran itu kepada manusia. Dia pun jatuh ke bumi sebagai manusia, mendarat di telapak tangan seorang wanita saleh bernama Gonika. Dari sinilah nama Patanjali berasal, “patta” (yang berarti jatuh) dan “anjali” (sikap tubuh menghormat dengan kedua telapak tangan di depan dada). Ananta jatuh di telapak tangan Gonika dengan sikap tubuh anjali.
Anantasana adalah pose yoga yang menyerupai posisi Dewa Wisnu ketika berbaring di tubuh ular Ananta. Karena itu dalam Bahasa Inggris, diberi nama sleeping Vishnu pose (posisi Wisnu tidur) Untuk melakukan postur ini, berbaringlah di lantai dengan kedua kaki urus, kedua tangan di samping badan. Sambil membuang nafas miringkan badan ke sisi kiri. Angkat kepala, tekuk siku kiri, tempatkan telapak tangan kiri di atas telinga, angkat lengan bawah sehingga kepala bersandar di telapak tangan kiri. Berdiamlah dalam posisi ini selama beberapa saat.
Foto Budi Murdono dan pose Anantasana
Tekuk lutut kanan dan pegang ibu jari kaki kanan dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan. Sambi buang nafas luruskan tangan dan angkat kaki kanan lurus ke atas. Tahan posisi ini selama 15 – 20 detik sambal bernafas normal.
Untuk kembali ke posisi awal, tekuk lutut kanan dan lururskan kembali kaki kanan dalam posisi tubuh miring ke kiri. Turunkan kepala dari telapak tangan kiri dan kembali berbaring dengan kedua kaki lurus.
Ulangi pose ini dengan memiringkan badan ke sisi kanan dan lakukan dengan durasi waktu yang sama, lalu beristirahatlah dengan santai.
Anantasana membantu mengencangkan daerah panggul dan otot-otot paha belakang. Pose ini juga dapat meredakan nyeri punggung dan mencegah hernia. Anantasana juga membantu meredakan ketegangan mental, sehingga mengurangi kelelahan dan depresi. Dalam Tantra Yoga atau yang dikenal dengan Yoga Kundalini, anantasana diyakini dapat mengaktifkan “muladhara chakra” (cakra dasar) yang berhubungan dengan energi dasar, yaitu energi yang berhubungan dengan kekuatan fisik. Ketika cakra dasar ini menjadi aktif dan seimbang, akan terbangun ketenangan pikiran, stabilitas dan rasa aman. Cakra dasar terhubung langsung dengan energi kundalini yang melingkar seperti ular di bawah tulang ekor dan menunggu untuk dilepaskan.
*Penulis adalah pengajar yoga-meditasi freelance