Estetika Haptik: Jejak Sketsa Dalam Seni Lukis Indonesia
ESTETIKA HAPTIK:
JEJAK SKETSA DALAM
SENI LUKIS INDONESIA
(Stanislaus Yangni)
[…] Sensasi sketsa terletak pada unsur artistiknya yang utama, yaitu garis. Garis-garis sketsa lahir dari hubungan tak terduga antara respons tubuh penyeket dengan obyek-obyek yang dihadapi. Estetika haptik adalah estetika fenomenologis, karena “kebenaran kembali jatuh pada tubuh”. Jalan estetika haptik Deleuzian adalah jalur sensasi—logika sensasi. Suatu sensasi adalah respons “tubuh tanpa organ”, karena itu sensasi lebih dalam ketimbang yang sensasional.
Lihatlah, misalnya perkembangan seni lukis modern di Indonesia. Meminjam istilah Stanislaus di buku ini—ada ‘kekembalian’ sketsa pada perkembangan seni lukis itu. Irisan yang ada pada keduanya adalah ‘diagram’, istilah orisinal yang digunakan Deleuze —acuan utama dalam penulisan buku ini.
Banyak contoh sketsa unggul dibicarakan di buku ini, seperti karya Sudjojono, Emiria Soenassa, Hendra Gunawan, Affandi, Widayat, Fadjar Sidik, Zaini, Batara Lubis, Syahwil, Henk Ngantung, Barli, Kaboel Suadi, Sudjana Kerton, Ipe Maaruf, Teja Suminar, Lim Keng, dan lain-lain.
Inilah buku pertama yang membahas karya sketsa di Indonesia secara sistematis dan filosofis.
Penyunting dan esai pengantar oleh Hendro Wiyanto
Pemesan dapat melalui via WA: 0821-3329-4898 (Nyala Jogja)