Tubuh Tari Arjuna, Estetika Nusantara dan Gender sebagai Konstruksi Budaya 

 Oleh Purnawan Andra* Dalam diskusi webinar bulanan Relevansi dan Aktualisasi Budaya Panji bertema “Transgender dalam Cerita Panji” yang diselenggarakan Komunitas Seni Budaya BrangWetan pimpinan Henri Nurcahyo pada hari Rabu (30/4/2025), terjadi diskusi menarik tentang pokok pembahasan yang “tidak biasa” ini. Hadir sebagai narasumber budayawan Seno Gumira Ajidarma dan peneliti transgender Dede Oetomo serta diikuti oleh beberapa […]

Tubuh Merespon Jaman

Oleh Purnawan Andra* Tanggal 29 April adalah Hari Tari Dunia. Dan dalam dunia yang serba bergerak ini, tari tak pernah hanya soal koreografi. Ia adalah bahasa tubuh yang, dengan sendirinya, menjadi medan politik, spiritual, dan sosial. Apalagi di tengah zaman yang penuh distorsi, disrupsi, dan disonansi ini—di mana algoritma mendikte hasrat, dan layar menggantikan lanskap perjumpaan—tari […]

Laboratorium Tubuh Mencipta Momentum

Oleh Anwari* Laboratorium Tubuh adalah sebuah ruang praktik yang menjelajahi tubuh sebagai sumber pengetahuan dan medium ekspresi performatif. Bukan semata-mata ruang pelatihan teknik, tetapi arena pencarian, kepekaan, dan transformasi. Di dalamnya, tubuh menjadi ruang tafsir yang terbuka, tempat di mana pengalaman, memori, dan afeksi diolah menjadi bahasa tubuh yang hidup. Laboratorium ini juga dirancang untuk meningkatkan […]

Mistik Plastik dalam “U>N>I>T>E>D” Chunky Move

Oleh Razan Wirjosandjojo Bersama angin malam menjelang musim gugur, saya duduk di pinggir ruang semi terbuka Sidney Myer Music Bowl bersama Mbak Melati Suryodarmo. Kami duduk hampir sejajar dengan lantai panggung, mengamati penonton yang lalu-lalang mengisi kursi untuk menyaksikan “U>N>I>T>E>D”, karya tari yang diproduksi oleh perusahaan tari asal Melbourne, Chunky Move, dalam festival Asiatopa di […]

Tari sebagai Simbolisme Kultural dan Viralitas Tubuh di Era Digital

Oleh Purnawan Andra* Menjelang peringatan Hari Tari Dunia tanggal 29 April, ia menjadi ruang reflektif untuk memahami kembali esensi tari sebagai bagian dari denyut kehidupan kultural manusia. Tari tidak sekedar tubuh yang bergerak, tapi narasi penuh simbolisme yang menyampaikan nilai, sejarah, dan identitas bersama.  Beberapa hari yang lalu, seorang sahabat di kampung saya di Magelang, mengirimkan […]

Masegit, Madura dan Melumernya Ingatan

Oleh Abdul Malik   PAMEKASAN, MADURA Ingatan masa kanak-kanak tentang masjid di desanya menjadi inspirasi bagi Shohifur Ridho Ilahi (26) untuk menulis puisi dan teks pertunjukan teater. Ridho lahir dan besar di kampung Masegit Desa Pasongsongan Sumenep Madura. Di kampung itu pertama kali masjid besar dibangun dan orang-orang yang hidup disekitar masjid adalah alumni pesantren […]

Perbincangan dengan Babeh Rachman Sabur

Oleh Doddi Ahmad Fauji Blunder pimpinan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) bandung dalam kasus pelarangan pertunjukan Wawancara dengan Moelyono, bisa berkepanjangan, dan bisa menjadi bahan bully-an, ledekan, olok-olok, adalah wajar, Kata Rachman Sabur, yang lebih karib di sapa Babeh. Melalui japrian WA, pukul 01.00, sudah masuk ke tanggal 19 Februari, Babeh menuturkan, “ada upaya untuk […]

Di depan Pintu Tergembok

TONY Broer dan Dablo dari Teater Payung Hitam memainkan pertunjukkan pendek di luar gedung Studio Teater “yang tergembok.” Mereka tampil seusai bincang tentang “gembok” yang membuat gagalnya pertunjukkan “Wawancara dengan Mulyono” bersama Rahman Sabur, Irwan Guntari, dll. Panjang usia Teater Payung Hitam – panjang usia perjuangan. Minggu, 16 Feb. 2025.* Teks dan Foto: Heri Dim […]

Repotnya Jika Pimpinan Kampus Jadi Penakut

Oleh Doddi Ahmad Fauji * Tahun 1990, saya masih tingkat 1 di IKIP Bandung, menonton pertunjukan Opera Kecoa oleh Teater Mahasiswa IKIP Bandung, dengan sutradara Asep Supriatna. Lakon ini merupakan naskah trilogi gubahan Allahuyarham Nobertur Riantiarno (Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini). Pertunjukan ini sempat tidak mendapatkan izin, bukan dari pimpinan kampus, tapi oleh Kopkamtib, […]

Slamet Rahardjo, Peti Mati dan Suara Tokek

Oleh: Seno Joko Suyono* Slamet menafsirkan lakon Dag Dig Dug karya Putu Wijaya secara berbeda. Dag Dig Dug yang merupakan alegori dari ketidakpastian situasi masyarakat koruptif di tangannya menjadi agak berbau mistisisme Jawa. Dag Dig Dug drama 3 babak Putu Wijaya malam itu mendapat pemaknaan lain dari Slamet Rahardjo. Dipentaskan di Salihara tanggal 25 dan 26 […]