Puisi-Puisi Akhmad Sekhu

Memo Kecemasan untuk Ronggowarsito Berkas-berkas kertas kini hanya bertuliskan cemas Anak-anak sudah tak lagi bebas pergi ke sekolah Tak ada lagi belajar, semua tenggelam permainan layar Curahan hati orangtua didedahkan pada media sosial Tak ada lagi komunikasi, semua asyik sibuk sendiri Jurang-jurang kesenjangan semakin lebar menganga Memperlihatkan kengerian jiwa penuh keterasingan Rumah-rumah menutup pintu-jendela begitu […]

Puisi-Puisi Kurnia Effendi

RUMAH DOA BUKIT RHEMA –  dari sitar Ayako Veena Tidak – tidak kudengar petikan dawai selain doamu yang lenyap dalam nyanyian. Pelataran – tempat kita meramu cinta – mulai kehilangan senja Mahkota menangkap sulur surya penghabisan Mengubahnya jadi berkah. Dan Sulaiman menolak bala dengan mantra yang dipahatkan Sesudah semua yang terang, kita sabar merayapi lorong-lorong […]

Puisi-Puisi Iswadi Pratama

ZIZEK SINDROM  Melihat burung terbang Ia ingin melanglang Melihat gunung menjulang Ia ingin bertualang Melihat hutan nan rimbun Ia ingin berkebun Melihat sungai mengalir jernih Ia ingin mengurai sedih Melihat sekuntum mawar mekar Ia ingin tetap muda dan segar Melihat ikan di kolam saling kejar Ia ingin makan lele bakar Mendengar jangkrik mengerik Ia ingin […]

Puisi-Puisi DG Kumarsana

MENGUNJUNGI LUBDHAKA Malam ini tepat di angka bumi yang tak berencana untuk mengikat bencana, aku datang mengunjungi lubdhaka..Tempat tinggal  tepi sungai yang mati tanpa atap dan jendela.. hawa alam yang mendesir seperti berada di tengah bilik dengan pendingin yang selalu memanjakan setiap celah tubuh – terkadang rakus melahap kenikmatan. Segala yang memberi rasa serta keinginan […]

Puisi-Puisi Nenden Lilis A

KEPULANGAN angin yang bertiup dari laut serasa menghembuskan kembali wangi kayu gaharu parfum beraroma serai dan harum rempah masakan dengan menu rumahan : menguarkan kabar akan kerinduanmu kemarin kita berpeluk erat saling merekatkan dekapan hangat kampung halaman tetapi, garis-garis wajah tirusmu melukiskan sketsa nestapa seorang perantau dengan sebuah rumah yang tak selesai pelabuhan tanpa pintu […]

Puisi-Puisi Ni Wayan Idayati

Petang di Santa Cruz Di tembok sebuah kota yang murung tak ada yang terdengar kecuali igau ratap para pemabuk Sambil melempar koin ke dasar kolam aku berdoa dan menghitung setiap celah peruntungan menebak angka gaib nasib baik Dari sebuah rumah gubuk di mana mimpi-mimpi nyenyak antara pekik bising para gelandangan atau lolong sedih anjing jalanan […]

Sajak-Sajak Iwan Jaconiah

COLUMBARIUM (1) Apa perlu kita tinggalkan moskwa; sedang ayah dan ibu lama kau tinggalkan, sudah terpasung bumi. terngiang hanyalah cinta pertama, sebab tetangga dan keluarga sudah saling tak menyapa. Apa harus kita kembali ke desa; sementara kau sudah membangun peradaban baru. punya anak dan cucu yang lucu-lucu. jika pulang, orang-orang tak mengenali wajahmu: kempot dan […]

Sajak-Sajak Warih Wisatsana

MITOMANIA Yang paling jenaka adalah diriku setiap petang mengunjungi semua orang membayangkan mereka sebagai dinding atau selembar cermin berbagi murung Mereka merasa pangeran budiman samaran rubah gunung yang lembut hati Seakan sungguh dalam diriku tersembunyi boneka kikuk terkasih sepenuh hari ingin dilindungi dan dicintai Berkali kukisahkan tupai sebatang kara tertidur bahagia di pohon tua tepi […]

Puisi-Puisi Kedung Darma Romansha

Ketika Hujan Mengetuk Januari hujan mengetuk januari yang kesepian di sebuah pagi yang kering: di bibirku. matahari mengelupas. langit bersih. sisa tawa menguap bersama dengkur semalam. di belukar ular-ular meninggalkan kulitnya dan serangga terlelap di ketiak pohon. tak ada desember yang tersisa mengabu dalam unggun api semalam. waktu yang diledakan di udara seperti gairah cinta […]

Puisi-Puisi Muhammad Aris

AKU KEMBALI aku kembali nggugah sarang garang sendiri seperti pemabuk dua matahari di kepala seribu api di dada bukan dendam tapi darah terlanjur hitam uluk salam tersangkut di badik badai hingga derita tersangkur penuh kembang kamar pengantin inilah hiburan pagi nuju siang selepas malam hilang cahaya dengarlah: langit melolong seperti gugat gelombang tanpa sesaji tanpa […]