Sang Maestro Juga Suka Nyontek (Milad Basoeki Abdullah, 27 Januari 2023)

Oleh Agus Dermawan. T Sampai pada “usia” yang ke 108 masih ada rahasia Basoeki Abdullah yang belum banyak dibuka. Dan itu adalah tentang sejumlah lukisannya yang “meniru” karya seniman lain. Pada suatu hari di awal 1960-an Lim Wasim mendapat pesanan melukis wanita nude dari Presiden Sukarno. Presiden menyerahkan foto hitam putih berukuran setengah kartu pos. […]

Seni dalam Perenungan Sosiologis

Oleh Jonnie Kirman  Menyertai Pameran Senirupa dengan tema “Mendengarkan dan Merayakan perbedaan” pada tanggal 15 Mei 2022 di Gereja Santo Aloysius Gonzaga, Surabaya, Jawa Timur, Sebagai salah satu seniman yang turut serta pada pameran tersebut, memberikan penelaah dari sudut pandang kesejarahan Senirupa dengan Gereja, dan realitas kehidupan senirupa Indonesia secara umum, khususnya dalam pameran tersebut.  Melihat […]

Durga, I Love You!

Oleh : Agus Dermawan T. Batari Durga adalah sosok perempuan yang sangat dimuliakan. Namun ikon perempuan digdaya ini juga diwarnai dengan reka riwayat amat menyudutkan. Di Bali, selain dianggap perempuan hebat, Durga juga dianggap setan. * Durga! Dialah perempuan yang dalam banyak abad membius kepercayaan banyak orang kepada dua mitos sekaligus. Yang pertama mitos yang […]

Kompetisi Seni Lukis: Mencoba Bangkit di Ujung Pandemi

Oleh Agus Dermawan T. Dari Pasuruan, Jawa Timur, Badrie melaju ke Bandung. Sampai di Pemalang mobilnya mogok. Onderdilnya harus diganti, sehingga memerlukan beberapa jam untuk perbaikan. Padahal ia ingin segera sampai tujuan. Karena pada esoknya, Minggu, ia harus sudah terlibat dalam kompetisi seni lukis. Akhirnya perjalanan 820 kilometer itu berhasil dituntaskan, walau harus dalam tempo […]

Kenanglah Selalu Revolusi Ngendon

Oleh Agus Dermawan T. Amat banyak pelukis yang terlibat di medan perang. Sebagian besar selamat. Namun ada yang berakhir dengan kisah memilukan. Abas Alibasyah (1928-2016), pelukis dan penerima Satyalancana Peristiwa Perang, bercerita : banyak perupa ikut maju ke medan perang pada 1942-1949. Namun sebagian besar luput dari sasaran peluru. Karena laskar seniman umumnya bekerja seperti pasukan […]

Antara ruangrupa dan Roger Waters

Oleh Jendoel Hadi Santosa Documenta ke-15 di Kassel, Jerman yang dikuratori ruangrupa menjadi perhatian dunia. Seperti kita ketahui terjadi polemik atas penurunan instalasi “People’s Justice“ karya kelompok Taring Padi, Indonesia. Karya itu berbentuk banner sepanjang sekitar dua belas meter dengan tinggi sekitar delapan meter yang penuh sesak dengan figur campur-baur yang berjudul “People’s Justice” yang dibuat dua […]

Membaca “Garis Merah” Lukisan I Ketut Suwidiarta

Oleh I Made Kridalaksana* Karya seni, apa pun bentuknya, kalau sudah disuguhkan ke ranah publik hak interpretasinya sudah menjadi milik publik. Dominasi pemaknaan sudah bukan mutlak berada pada senimannya lagi. Hal ini disadari betul oleh I Ketut Suwidiarta terkait karya-karyanya pada pameran tunggal yang bertajuk “Crossing the Red Line” di Komaneka Gallery-Ubud, dari tanggal 4 […]

Dari Buku Seniman ke Buku Seni

Oleh Syakieb Sungkar Seorang seniman biasanya mempunyai sebuah buku yang berisi kumpulan corat-coret, sketsa, komentar-komentar atas drawing yang dibuatnya sendiri, sebuah design yang akan dieksekusi dalam bentuk lain. Seringkali, karena hasratnya untuk menggambar atau melukis, ia membuat karya di atas kertas apa saja yang dekat dengan dirinya. Kita dapat melihat sketsa-sketsa Hendra Gunawan yang menjurus […]

Sejarah Warna Merah dari Bongkasa

Oleh Jayakumara* Oo yeah… I’m the great pretender… Freddie Mercury, Great Pretender. 1 Teratai adalah nama seorang mahasiswi usia 18 tahun yang karena begitu miskinnya bersedia untuk dipoligami oleh seorang tuan tanah di desanya. Sang tuan tanah sendiri sudah memiliki tiga istri dan dengan demikian Teratai adalah istri keempat dari sang tuan tanah. Sesuai tradisi […]

Pirous

Oleh Syakieb Sungkar* Pak Pirous itu seumuran ayah saya. Hanya bedanya, ayah saya sudah lama mati sedangkan Pirous tetap segar bugar sampai sekarang. Ia dilahirkan sebagai Abdul Djalil Saifuddin Pirous, di Meulaboh, pada 11 Maret 1932. Dugaan saya kenapa ayah begitu cepat meninggal dunia, karena: pertama – sudah maunya Tuhan, kedua – ayah saya berbadan […]