Puisi-puisi Abdul Wachid B.S.
PERMOHONAN
Indahkanlah, kekasih, angin dhuha
Rasanya kian hadir tidak saja di tubuh
Namun menyejukkan batin kau aku, yang
Adalah jodoh sejak Hari Alastu dituliskan
Nama dan peristiwa boleh saja terlewat
Oh yang tercatat tak mungkin terhapuskan
Vas bunga di beranda siapapun yang membawa
Ini kembang bersemi sendiri di hati
Angin dhuha menyerbuk kasih sayang
Dari hari kemarin belumlah kau aku nafasi
Akankah sepasang pengantin akan datang?
Membawa kabar pun puisi minta dituliskan
Aku kau titipkan kepada sepasang guru
Yang memberi arah kemana wajah
Akan dipertemukan imam sembahyang abadi
Nama-nama menyejukkan batin kau aku, yang
Tiupan wiridnya sejak adzan dan iqamat
Indahkanlah, kekasih, pagi ini mulai bercinta
Maka
Ini
Satu
Bahtera
Arungi
Hidup!
Yogyakarta, 22 Juni 2022
Kado Pengantin Irna-Misbah
di Rajawana Purbalingga akad nikah
4 Juli 2022 bukan tahun gajah
INGAT LUPA
Telah banyak kedatangan dan kepergian
Tanpa permisi masuk ke pintu rumah
Tanpa permisi pula pergi tak hendak kembali
Tetapi kita sudah pernah kopi darat
Minum kopi bareng di kafe
Makan sup kaki kambing di Pasar Manis
Saling menukar buku sastra yang
Ditinggalkan zaman
Lari ke arah Android
Orang-orang setiap saat membaca
Tapi tak dapat pengetahuan apalagi cinta
Orang-orang setiap saat bercinta
Cinta perkara mimpi apa dan di mana
Begitulah lagu “Senorita” Camila Cabello
Hingga rindu membelenggu
Tersebab belum tahu nama
Tetapi semalaman bercerita
Aku hanya ingin mengingat namamu di dalam doa
Setiap rindu punya cara masing-masing
Untuk tidak parah mengobatinya
Kita dipertemukan
Bukanlah perkara cinta yang ganjil
Baru aku rasa kerinduan Rumi atas Syamsi Tabriz
Cinta kasih–sayang Sahabat yang Empat
Di setiap tarikan nafas adalah majelis shalawat
Shalallaah ‘ala Muhammad
Setiap ingat kebaikan
Ingat pertama kali ialah ibu dan bapak
Ketika kau aku lahir
Keduanya tersenyum bahagia
Ketika mereka berdua tiada
Kau aku menangis oleh kehilangan
Begitulah kebaikan
Selalu dua sisi mata uang dengan keindahan
Seperti setiap tengah malam gerimis engkau datang
Ada banyak peristiwa menjadi kenangan
Menjelma udara yang sesak di dada
Cemas melepas udara terakhir
Kau aku akan pasrah kepada ruang dan waktu
Tak perlu ditunggu
Tetapi pasti hadir
Sebagai kiamat kecil
Kau dan aku
Dan kau akan tetap menjadi kau
Dan aku tetap menjadi aku
Kau dan aku dipisahkan
Oleh halaman buku masing-masing
Sekalipun cinta sudah menghadirkan banyak peristiwa
Dan kenangan adalah matahari pagi yang
Pasti menuntun kegelapan menuju jalan cahaya
Seperti saat setelah sujud Subuh ini
Aku ingat kamu
Aku rindu kamu
Aku mengembalikan semua cinta
Kecuali Allah
Begitu seluruh aku diharu–biru oleh cinta
Aku tak berdaya didekap kenangan
Nyawa kau aku saling memandang
Di cakrawala
Tidak pernah tidur dari indahnya manusia kita
Indahnya segala yang bernama kebaikan
Maka
Al-Fatihah
Bagi seluruh
Nama yang indah
Yogyakarta, 29 Oktober 2022
ORANG LK NURA
Kaos LK Nura ini Saudara
Sekalipun sederhana
Memang barulah kaos
Belumlah berdasi berjas
Tetapi ialah lambang
Kita “Orang LK Nura”
Kita hadir tak mau bimbang
Hidup harus ditimbang
Orang LK Nura Saudara
Orang solidaritas
Orang budayawan
Berkarya berdaya dan menawan
Hidup sekali saja di dunia
Mosok nggak menawan
Tetapi kita nggak mau tertawan
Kecuali tertawan Tuhan
Purwokerto, 19 Maret 2023
SELAYANG PANDANG
pemandangan sajak
samalah dengan puisi sebelumnya
semua pencarian, selalu berujung
kepada satu muara: lautan
tetapi, ikannya semakin
beragam warna dan rasa
sementara air dari sumbernya
hanya mengalir ricik kecil
dan ketika saling bertemu segala air?
alirnya bertambah deras
tersebab terbentur batu-batu
dan liak-liuknya mencari jalan
pertemuan dan keluasan
tak perlu lagi dipikir
ini air berasal selokan
ataukah kebeningan?
di kedalaman, semua air
dihidupkan oleh senyawa yang
menyimpan tenaga
tak terkira
hanya buih
yang berwarna putih
kemudian membias pelangi
menuju senja
berujung doa
Yogyakarta, 18 mei 2023
DI TANGGAL BULAN
YANG SAMA
Sebenarnya
Tak perlu kuucapkan
“Selamat Ulang Tahun”
Darinya pertanda
Bahwa cinta masih
Membutuhkan usia
Tetapi
Aku butuh merasakan
Setiap sensasi ulang tahunmu
Seperti tergambar
Di ekspresi wajahmu
Ialah pendakian rasa bahagia
Yang
Kelak akan menjadi cerita
Kita, di keabadian
Yogyakarta, 10 Juni 2023
SELAMAT ULANG TAHUN
Ya selamat ulang tahun
Wahai diriku sendiri
Engkau selalu berjalan sendiri
Padahal aku selalu ada di sisi
Engkau tak pernah merasa
Aku tak tidur tak makan tak minum
Selalu menemanimu
Tetapi engkau merasa sendiri
Engkau sibuk dengan pikiran indahmu
Engkau percaya diri bergerak sendiri
Engkau menempuh jalanmu
Tanpa peduli
Aku ruhmu yang menyertai
Kalau bukan karena
Janjiku di Hari Alastu
Tentu aku akan berhenti mengikuti larimu
Selamat ulang tahun
Wahai diriku sendiri
Jika engkau berlari
Mengikuti maumu sendiri
Jangan salahkan aku
Yang lelah pasrah
Berhenti untuk kembali
Kepada Kekasih Sejati
Yogyakarta, 1 Oktober 2023
HILLY – FATIN
Hanya cinta yang
Ijinkan kau aku untuk saling
Lihat tak sekadar pandang
Layangkanlah Fatihah untuk
Yang sebenarnya Hyang
Fatihah ialah ruang semesta
Antara langit dan bumi
Tanpa hijab lagi wajah cahaya
Ini kau aku ada di dalamnya
Nun sebuah bahtera cinta
Yogyakarta, Sabtu, 18 November 2023
JODOH
Apakah akan terbuka cadar cahaya
Yang menabiri wajah misteri
Tidak pun di dunia ini
Semoga di surga nanti
Lelaki di mata wanita hanyalah
Seorang penunggu bagaimana
Detik-detik putik bunga itu
Akan mekar menjadi dunia nyata
Lelaki dan perempuan memang punya
Ilmunya untuk mengukur cinta
Tetapi cinta punya jodohnya
Sendiri untuk mengetuk takdirnya
Maka kita syukuri saja keterbatasan
Sesekali tak sengaja terpandang
Sepasang mata indah mutiara
Di tengah shalawat telaga jiwa
Yogyakarta, 8 Maret 2024
ENGKAULAH TITIK NOL
Ketika kusebut namamu
Langsung terpandang
Seluruh keberangkatan
Dan kepulangan
Maka
Sekalipun ada tanda koma
Cintaku kepadamu langsung titik
Engkaulah titik nol bagi
Keberangkatan dan
Kepulangan cinta
Seperti semua keakuan yang
Tertawan oleh pesona puasa
Abadi dari segala
Pandang takjub dunia
Dengan puasa sepanjang usia
Justru aku merdeka dari badan
Yang menawan keberangkatan
Dan kepulangan
Yogyakarta, 16 Maret 2024
JUMPA JOKPIN
Di sebuah belokan jalan
Dia aku berjabat tangan
Entah kemana perginya lambaian
Ke balik Taman Kebudayaan
Bertahun lalu pernah kubaca
“Celana” barunya begitu surealita
Begitu tipis batas nyata
Dan di atas yang nyata
Cara mengenakan “Celana”
Tidak Jawa tidak juga Sunda
Semua orang memandangnya
Senyum-senyum
Sebagai sesama
Manusia
Di sebuah belokan jalan
Dia melambaikan tangan
Entah kemana perginya senyuman
Ke balik rumpun bunga setaman
Yogyakarta, Sabtu, 27 April 2024
—–
Abdul Wachid B.S., lahir 7 Oktober 1966 di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Wachid lulus Sarjana Sastra dan Magister Humaniora di UGM, dan menjadi Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto. Abdul Wachid B.S. lulus Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (15/1/2019). Buku terbarunya : Kumpulan Sajak Nun (2018), Bunga Rampai Esai Sastra Pencerahan (2019), Dimensi Profetik dalam Puisi Gus Mus: Keindahan Islam dan Keindonesiaan (2020), Kumpulan Sajak Biyanglala (2020), Kumpulan Sajak Jalan Malam (2021), Kumpulan Sajak Penyair Cinta (2022), Kumpulan Sajak Wasilah Sejoli (2022). Melalui buku Sastra Pencerahan, Abdul Wachid B.S. menerima penghargaan Majelis Sastrawan Asia Tenggara (Mastera) sebagai karya tulis terbaik kategori pemikiran sastra, pada 7 Oktober 2021 (tepat di ulang tahunnya yang ke-55).




