Dharmayatra : Kata-kata dari Sumatra
Segera Terbit….
Dharmayatra : Kata-kata dari Sumatra
Penulis :
Sutardji Calzoum Bachri, Ahda Imran, Alfian Sa’at, Zaen Kasturi, Isbedy Stiawan ZS, Suip Bin Haji Abdulwahab
Esha Tegar Putra, Irman Syah, Yeni Purnama Sari, Okta Piliang, Marhalim Zaini, Ramayani Riance, Harry B. Koriun,
Siti Salmah, Kunni Masrohanti, Ramoun Apta, Asro Al Murthawy, Rini Febriani Hauri, EM Yogiswara, Titan Sadewo, Hasan Al Bana, Ubai Dillah Al Anshori, Benny Arnas, Rizqi Turama, Iswadi Pratama, Heru Joni Putra
Ari Pahala Hutabarat, Ramon Damora, Tarmizi Rumah Hitam, Mustafa Ismail, Fikar W Eda, Iyut Fitra
Salman Yoga, Sunlie Thomas Al, Emong Soewandi, Willy Anna
Penerbit :
BWCF Society
Penanggung Jawab Buku :
Yessy Apriati
Seno Joko Suyono
Imam Muhtarom
Iyut Fitra
Desain Sampul :
BWCF Society
Sumber Foto Sampul :
Foto potongan telapak tangan arca, Muarajambi
Foto oleh : Ferry Latief
Buku ini difasilitasi oleh Dana Indonesiana Tahun 2024
Terbitan Pertama
November 2024
Info : admin@borobudurwriters.id
—–
Sumatra merupakan wilayah penting dalam perkembangan sastra Indonesia. Semenjak sastra modern muncul pada masa kekuasan Hindia-Belanda hingga sesudah tercapainya kemerdekaan Indonesia, wilayah Sumatra secara terus-menerus memberi sumbangan sangat berarti bagi keberadaan sastra Indonesia, hingga sekarang ini. Sejak awal kelahirannya sebagian besar karya-karya sastra Indonesia berasal dari penyair maupun pengarang yang lahir di Sumatra. Mereka besar dan tumbuh dalam asal usul puaknya, mengalami modernitas yang dibawa penjajah Belanda, terlibat dalam turbulensi peralihan menuju Indonesia merdeka hingga terlibat dalam modernitas di bawah negara modern Indonesia.
Sastra Indonesia modern belumlah lama dibandingkan sastra Inggris atau sastra Perancis. Sastra Indonesia modern muncul paling cepat di akhir abad 19 atau awal abad 20. Hingga sekarang kurang lebih 120-an tahun keberadaan sastra Indonesia modern. Dari seluruh perkembangan sastra Indonesia itu tampak sekali penyair dan pengarang Sumatra dalam perannya bagi keberadaan sastra modern Indonesia. Para pengarang Balai Pustaka sebagian besar pengarang dari Sumatra. Pergerakan sastra Pujangga Baru tidak lepas perannya para pengarang dari Sumatra. Ini belum kontribusi secara lokal para pengarang dan penyair tumbuh dan bergerak di masing-masing wilayah di Sumatra Barat sebagaimana dalam tampak disertasi Sudarmoko (2021), Sumatra Utara, juga Sumatra Selatan. Perkembangan sastra di tingkat lokal ini yang belum diketahui secara luas.