Pos

Catatan Progam Pementasan Ryukyu Buyo Japan Foundation

Oleh Seno Joko Suyono* Khazanah tari tradisi sering merupakan pintu masuk untuk menelusuri hubungan-hubungan lama antar kebudayaan yang tak terduga. Hal itulah yang memantik imaji saya saat mengikuti workshop tari Ryukyu Buyo di selasar Graha Bakti Budaya, Jumat tanggal 25 Juli lalu. Pengantar singkat yang diberikan oleh Mogi Hitoshi Ph.D, dari National Theatre Okinawa sebelum […]

Lennon dan Osbourne: Membongkar Kesamaan Tema Lirik Lagu Dua Nabi-Rocker

Oleh Eko Y.A. Fangohoy Ozzy Osbourne akhirnya menyusul John Lennon menuju ke alam keabadian. Secara bergurau, kini ada karikatur atau kartun yang menggambarkan mereka berdua duduk bersama dengan Elvis Presley, Jim Morrison, Jimmy Hendrix, Freddy Mercury, dan yang lainnya, mengobrol dan bernyanyi bersama dalam suatu simponi surgawi. Gambaran seperti ini menarik dan cukup membuka rasa […]

Foto-Foto dari Lingen

Untuk kesekian kalinya Teater Anak Tanah Air pentas di ajang festival teater anak dunia. Kali ini di World Festival of Children’s Theatre di Lingen Jerman. Foto-foto yang dikirimkan panitia festival di Jerman kepada Jose Rizal Manoa demikian ekspresif. Dari foto-foto saja kita dapat melihat betapa anak-anak Indonesia memiliki energi kesukariaan yang membuncah. Petilan pentas berjudul […]

Festival Waduk 2025: “Bersama Merawat Alam Lewat Budaya”

Blora, Jawa Tengah – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional sekaligus menguatkan upaya pelestarian seni dan budaya lokal, Stichting Peduli Seni Indonesia, yayasan nirlaba berbasis di Belanda bekerjasama dengan Langgeng Culture Center milik penulis muda asal Blora, W. Sanavero, menggelar Festival Waduk 2025 pada Minggu, 27 Juli 2025 di GOR Desa Tempuran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. […]

Ozzy Osbourne: Akhir Hidup Si Penghisap Darah Kelelawar

Oleh Eko Y.A. Fangohoy* Akhirnya mati juga Pangeran Kegelapan itu. Sekitar tahun 2010, ilmuwan yang tergabung dalam Knome, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang bioteknologi, melakukan pengurutan DNA lengkap terhadap Ozzy Osbourne–Sang Pangeran Kegelapan–untuk mengetahui apa yang membuatnya unik dan mengapa ia masih hidup pada tahun tersebut. Salah satu hasil temuan mereka adalah bahwa DNA […]

Horeg yang Menggelegar

Oleh Pietra Widiadi 1. Horeg Horeg adalah Bahasa Jawa yang dalam Bahasa Indonesia artinya bergetar, atau tremor dalam Bahasa Inggris. Umumnya horeg dihasilkan dari sebuah kejadian yang dahsyat, yang menggelegar dan menggetarkan. Horeg, umumnya merupakan dampak sebuah kejadian, seperti terjadi karena adanya gempa yang dahsyat dan yang menggetarkan. Gempa yang getarannya merusak bangunan atau runtuhnya […]

Jazz yang Disembah: Festival, Pasar, dan Ingatan Kolektif yang Tergerus Zaman

Oleh Mukhlis Anton Nugroho* Saya tidak pernah menyangka bahwa perbincangan soal jazz—genre yang biasanya hidup dalam lorong sunyi ruang jam session dan percakapan musikal para musisi jazz di panggung yang mungkin jauh dari gemerlap—akan menyentuh lapisan emosi publik seperti yang terjadi belakangan ini. Dalam waktu singkat, kata “jazz” mendadak keluar dari klub dan ruang dengar, […]

Konser Musik Franki Raden & INO di Eropa 2025: Memosisikan Jalan Kebudayaan

Oleh Azuzan JG Dibawah guyuran hujan ratusan penonton itu masih bertahan. Mereka terpesona oleh suguhan komposisi musik Franki Raden dan Indonesian National Orchestra (INO). Nomer demi nomer yang disajikan INO melalui puluhan alat-alat musik tradisional Indonesia itu membuat mereka tidak beranjak ke pertunjukan seni lainnya. Peristiwa ini terjadi sore hari 6 Juli 2025 di Roots […]

Moelyono, Ludruk dan Perlawanan Terhadap Pabrik Gula Era Kolonial

Kesenian Moel adalah kesenian grassroot. Menyaksikan pentas ludruk Budhi Wijaya yang dibawa Moel dari Desa Ketapang Kuning, Jombang pada pamerannya: “Moelyono dan Seni Rupa Ludrukan Desa” di Bentara Budaya Jakarta, kita dapat merefleksikan seni rupa kita sesungguhnya bisa menjadi bagian seni pertunjukan rakyat yang kritis. Judul pentas: Geger Pabrik Gula Gempol Kerep menyiratkan pernah ada […]

Icip-icip Kebudayaan dalam “Pici-Pici” Leu Wijee dan Nagara Wada

Oleh Razan Wirjosandjojo* Perjalanan panjang dari Solo tersambut malam yang sumuk di Yogyakarta. Sesampainya di Institut Français Indonesia, saya hadir bersama Mike, Verina, Sekar, pak Halim HD, dan mbak Melati Suryodarmo, kemudian bertegur sapa dan bertukar kabar dengan rekan-rekan yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan. Kami menghabiskan waktu dengan berbincang, sembari menunggu pertunjukan yang terlambat mulai […]