Pos

Menyingkap Sihir Lanang dalam “Pengakon Jonggrang”

Oleh Abu Ma’mur MF* Menakjubkan! Itulah kesan saya usai mengkhatamkan Pengakon Roro Jonggrang karya Lanang Setiawan. Saya serasa menyaksikan beragam adegan secara live. Seakan prahara itu baru terjadi kemarin sore. Sebagai penyair bangkotan, Lanang berhasil membangkitkan imaji pembaca melalui estetika puitik secara apik, secara mrekitik. Saya perlu jujur menyampaikan pengakuan, Pengakon Jonggrang, bagi saya merupakan […]

Puisi-Puisi Tjahjono Widijanto

BHUTA YADNYA Ssst… jangan takut dan jangan berisik. lengking kaingmu akan membangunkan dedaunan api ini sekedar tarian hangat wahana ke tangga-tangga sorga hitung baik-baik jumlah tanjakan dan kelokannya hingga nanti kau temui sumur atau perigi tempat membasuh dan mengibas-ibaskan ekor badanmu sbelum beranjak pergi, pelepasan sempurna tanpa lambaian atau pidato selamat tinggal upacara dalam raung […]

Mengurai Daya Pikat “Kidung Kemat” besutan Lanang Setiawan

Oleh Abu Ma’mur MF Apologia pro libio suo Fenomena penggunaan diksi daerah bercampur dengan kosakata Bahasa Indonesia jamak terjadi pada masyarakat bilingual (kedwibahasaan)1,tak terkecuali Tegal dan sekitarnya. Dalam kajian sosiolinguistik ini disebut dengan istilah alih kode (code-switching) dan campur kode (code-mixing)2. Hal ini berdampak pada terjadinya interferensi dan integrasi bahasa.3 Tulisan saya ini mengandungpersetubuhan antara Bahasa […]

Puisi-Puisi Dian Chandra

PANEL NO. 3 Panel nomor tiga adalah tempat kita bernaung, di tengah rimbunnya pepohonan hutan. Kita tak perlu berlama-lama. Sebab, lutung budeng mulai berulah, sedang sepasang gajah telah sedari tadi bertingkah. Lihat di atas sana, burung  berbulu-bulu panjang hingga melebihi pantat itu enggan menengok, di bawahnya bermukim garangan jawa yang merekam baik-baik percakapan kita. Pada […]

Puisi-Puisi Mohammad Isa Gautama

Orang-orang Bersorak orang-orang bersorak tak henti membahas tema yang tak penting dan tak ada di gerbong tinja orang-orang menabung persangkaan menyiram racun purba menggunungkan sungai abu mengaliri nadi menghabiskan persediaan rindu mencemari mimpi tanpa percakapan melempar luka bersorak setiap masa   Hujan Segelas Teh Telur seseorang telah begitu sabar menyimak jarum hujan di pinggir gaun […]

Mim: dari Ritus ke Situs (Ulasan Buku Puisi Karta Widjaya)

  Oleh Nizar Machyuzaar Judul: Membran (Antologi Puisi Tunggal) Penulis: Kartawijaya Penerbit: Yayasan Mata Pelajar Indonesia Penyunting: Nizar Machyuzaar Lukisan sampul: Jordi Egea Desain tata letak: Tim Kreatif MPI Tahun Terbit: Cetakan I, 2022 ISBN 978-623-92829-6-7 Tebal: 129 halaman Perjumpaan dengan puisi kadang memerangkap saya dalam domain penyair yang aheng1. Mengapa demikian? Puisi bagai sebuah […]

Puisi-Puisi Iyut Fitra

selisih arus setelah lekuk-lekuk curam. bulan tahun bersilangan batang jua menjurai ke sungai. pohon beringin tak surut oleh angin. begitu hulu selalu menitip rindu lalu sampan lalu ikan setiap kepergian pun telah kembali bagai arus berselisih. putaran waktu tiada pasti berapa banyak cita-cita telah dirantaukan sejarah silang-pintang. legenda membusuk pulang pun sekedar mengenang layang-layang di […]

Sajak-Sajak Seno Joko Suyono

Di Bekas Mansion Kapitan Chung Keng Kwee Aku rindu pada seorang guide yang menuntunku Ke kamar rahasia tempat sang Kapitan Menjamu para kekasihnya menyesap candu Meminjamkan pipa panjang tulang tua Dan sandaran bantal empuk. Untuk baringan kepala setiap hembusan Menatakan guling sutra Memasang kaca-kaca ukiran Tempat pemadat melihat pantulan arwah-arwah pejabat Ming berkeliaran   Semestinya dari hall tengah Ia mengajakku […]

Puisi-Puisi Yusuf Susilo Hartono

  *Yusuf Susilo Hartono, menulis puisi Indonesia dan Jawa. Selain menjadi jurnalis dan melukis. Puisinya Perjanjian Suci (1986) dijadikan mas kawin. Diundang oleh Dewan Kesenian Indonesia mengikuti Pertemuan Penyair Indonesia di TIM, 1987. Mantan guru ini, antologi puisinya  antara lain Ikan-ikan Hias(1986), Aku Memilih Jadi Cahaya (2015), Ombak Wengi (2011) mendapat hadiah Sastra Jawa Rancage […]

Puis-Puisi Amos

Dramaturgi Jumat Agung Sementara, anak gadis meremukan dirinya pada peti mati itu, menaburkan tulang belulangnya pada tubuh Ayah.  Papah! Kenapa meninggal pagi ini? Kenapa cepat, aku masih mau dipeluk, masih mau dicium Papah!  Sementara, kita masih terjepit pada ruang, pada detik, pada bisik, pada bising politik.  “Pidato kenegaraan ini akan menjelaskan bagaimana proses kita menyusun […]