Pos

Apa Itu Pencapaian?

Oleh Adi Prayuda “Rasa senang, rasa sedih, rasa kecewa, rasa marah, rasa cemburu, bahkan rasa haru memang berbeda-beda sensasinya di tataran fisik dan mental, namun apakah yang menyadari rasa-rasa itu adalah juga berbeda-beda?” Pencapaian di titik A bagi seseorang bisa jadi bukanlah sebuah pencapaian bagi orang yang lain, bahkan bisa jadi bukan sesuatu yang menarik […]

Mengadili Ibrahim

Oleh Taufiqurrahman Beberapa tahun terakhir ini, setiap kali Idul Adha, saya selalu dihantui pertanyaan: Tidakkah ritual kurban itu mencerminkan watak agama yang antroposentris, yang lebih mengutamakan kepentingan manusia daripada makhluk hidup lain di dunia? Mungkinkah kita beragama tanpa terjebak ke dalam antroposentrisme? Namun, pertanyaan-pertanyaan itu hanya muncul untuk kemudian hilang begitu saja, bersamaan dengan hilangnya […]

Kiri Asia Tenggara: Pembacaan Ulang Atas Beberapa Tokoh dan Karya

Buku baru Marjin Kiri mumpung masih harga pre-order sampai dengan 9 Agustus 2021. KIRI ASIA TENGGARA: PEMBACAAN ULANG ATAS BEBERAPA TOKOH DAN KARYA Editor: 羅向茂 Ramon Guillermo membahas Jose Maria Sison, Marxis radikal Filipina yang menggemari dan menerjemahkan puisi-puisi Chairil Anwar. Loh Kah Seng membahas aktivisme mahasiswa Politeknik Singapura. Teo Lee Ken membahas karya-karya Ahmad […]

Jalan Setapak Umat Ibrahim (Sebuah Esai Menyambut Hari Puisi)

Oleh Arip Senjaya karena aku ingin merdeka dan menemukan diri. (Subagio Sastrowardoyo, “Kampung”1) Kapak penyair Puisi adalah tentang sejarah kesulian pengucapan yang bersifat individualistik. Ada kesulitan pada setiap penyair untuk mengatakan sesuatu dan akhirnya masing-masing mencari jalan ucap sendiri-sendiri, dan dengan demikian sejarah puisi selalu sebagai sejarah kesulitan per individu penyair, bukan sejarah mereka secara […]

Puisi-Puisi Tjahjono Widarmanto

MEGATRUH sama dengan bangkai ia sekejap akan sirna mungkin melesak dalam kerak paling palung di tanah paling liat dan hitam atau melesat ke angkasa, menabrak dan mengguncang pepohonan sebelum lenyap jadi butir-butir molekul seperti gerimis tipis seperti juga sama dengan semua mayat yang tak pernah tahu dalamnya neraka ia tak akan lagi merapal ayat-ayat. segenap […]

Belajar Merdeka

Oleh Iwan Pranoto kita telah mengalami dan menyaksikan sebuah bangsa yang tidak rusak, melainkan hanya belum terrampungkan. Amanda Gorman, The Hill We Climb, Pelantikan Presiden AS, 20 Januari 2021. Belajar sebagai bangsa merdeka adalah sebuah tindakan, kalau bukan satu-satunya, yang paling masuk akal untuk dipilih, khususnya oleh bangsa pascapenjajahan. Bagaimana memuliakan, merayakan, serta merawat kemerdekaan […]

Otonomi Seni dan Problem Epistemologi

(Tanggapan untuk Chabib Duta Hapsoro) Oleh: Syarif Maulana Berbagai tulisan yang pada pokoknya adalah memperdebatkan “gerhana seni rupa Indonesia” merupakan diskursus yang menarik untuk dicermati. Saya memutuskan untuk nimbrung setelah membaca tulisan Chabib Duta Hapsoro yang berjudul Gerhana dan Otonomi Seni Rupa Indonesia.  Tesis Chabib berangkat dari pemikiran Syed Hussein Alatas dalam bukunya yang berjudul […]

Upeti buat Charon (Kisah seorang manusia biasa ber-meditasi dengan kematian)

Oleh Budi Juniarto Malam semakin larut ketika diskusi yang diselenggarakan melalui fasilitas “Zoom Cloud Meetings” menjadi semakin intens. Sang Guru yang malam itu menjadi pembabar tiba pada materi pamungkasnya,yaitu tentang kematian. “Arwah manusia yang baru saja meninggal akan tiba di tepian Sungai Styx, sungai keabadian yang tiada berujung dan berpangkal. Sang arwah harus menunggu dijemput […]

Gerhana dan Otonomi Seni Rupa Indonesia

(Tanggapan untuk Aminudin TH Siregar, Hendro Wiyanto, Yuswantoro Adi dan Asmudjo J. Irianto) Oleh: Chabib Duta Hapsoro Empat tulisan sebelumnya telah mendiskusikan dan memperdebatkan “gerhana dalam seni rupa Indonesia”. Gerhana itu menghalangi produksi-diseminasi seni rupa Indonesia, perkembangan medan seni rupa Indonesia dan pembentukan historiografi seni rupa Indonesia. Tulisan ini menawarkan sebuah konsep atau cara pandang, yang […]

Senirupa Kita yang Tidak ke Mana-mana

Oleh: Syakieb Sungkar Tentang 4 Artikel Seni Rupa di Kompas Esai ini ingin merespon 4 artikel di Kompas Minggu yang saling berbalas-balasan satu sama lain. Pada mulanya adalah tulisan Aminudin TH Siregar yang berjudul “Takjub Ajoeb: Kepada Bung Hendro Wiyanto”. Pada prinsipnya Aminudin mengemukakan bahwa infrastruktur senirupa kita tidak mengalami perkembangan yang berarti. Orang Indonesia […]